Semua orang yang hidup di alam mistis lima persennya adalah reinkarnasi.
Kesempatan untuk menghidupkan orang yang telah mati, sudah terjadi dalam berbagai cara.
Awalnya aku bertekad ingin menghidupkan Kak Ying mantan pelayanku, tetapi cara siluman rubah putih di dunia ini tidak bisa diterima begitu saja.
Dia menghidupkan seseorang yang berarti bagiku, namun bukan seperti orang yang kukenal.
Selain itu, dunia ini juga memiliki banyak kultivator sesat yang mencoba mengendalikan manusia untuk dijadikan tumbal.
Saksikanlah perjalananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Sampingan - Jejak Kultivasi: Bab 2
Regis telah menahan serangan dari sekte penjaga langit itu.
Alison tersenyum pada lelaki itu.
"Ternyata penghianat ada di sini."
"Aku sudah bisa menghilangkan Qi iblis dalam diriku, apa kau masih ingin menangkapku?"
"Tentu saja, karena kamulah yang telah melanggar aturan... dan cocok untuk mendapat hukuman mati."
"Coba saja kalau bisa."
Sebagai lelaki yang pemberani, Regis tidak akan mengakui kesalahannya. Dan itu terbukti saat dia melemparkan sebuah pisau tajam ke arah Alison.
Sontak saja itu membuat Alison menghiraukan pakaian minimnya berkibar-kibar dengan gaun tipis itu, sifat peminimnya berubah menjadi haus darah.
Berkali-kali Alison mencoba menggorok leher dari lelaki pengendali iblis itu, tetap saja tidak ada darah dan sayatan luka sedikit pun.
"Kenapa kau tidak selincah dulu?" Regis tertawa.
"Ini baru permulaan."
Regis mulai memegang pundak wanita ini, dan mendorong tubuh wanita ini sekuat tenaga hingga terpeleset ke bebatuan air terjun.
Tapi dengan perlakuan itu, Alison mencoba berguling dan menjaga jarak dari pengendali iblis.
Regis juga menjaga jarak dari wanita itu sekitar 100 meter.
Jarak mereka cukup jauh agar bisa membuat jurus yang cukup mematikan.
"Sekarang saatnya."
Regis menggunakan jurus tangan raksasa dengan cakar yang tajam terbuat dari Qi iblis.
Pada saat yang sama, Alison menggunakan jurus elang putih raksasa.
Akhirnya hutan benua Alfheim mengalami guncangan angin yang sangat kuat.
Bahkan keadaan semakin parah ketika dua jurus itu saling berhantaman.
Bebatuan air terjun berhamburan, namun Alison tidak terkena reruntuhan air terjun.
Karena dia merasa ada sesuatu yang melindunginya.
Ketika itu dia kehabisan aliran Qi dalam tubuhnya.
Tetapi Alison menyadari bahwa lelaki yang telah menjadi lawan bertarungnya, telah pergi dari tempat ini.
'Kenapa dia tidak membunuhku?'
Alison teringat tentang masa lalunya bersama lelaki pengendali iblis itu.
Lelaki itu pernah menyelamatkan Alison dari terkaman naga salju.
Waktu itu Alison berpetualang mencari inti hati naga salju agar bisa dijadikan sebuah pil.
Untuk mempercepat kultivasi ke tingkat lanjut, dibutuhkan item yang pas dan hati naga adalah campuran terbaik.
Kekuatannya meningkat setelah mengalahkan naga itu, tetapi jasa Regis masih terkenang di hatinya.
'Jika bukan dia... aku tidak akan sampai di tingkat ini. Sesungguhnya... kedatanganku ke sini hanya karena merindukanmu."
Alison membuka kontak batinnya dengan para partnernya sesama penjaga langit.
"Tolong, jangan cari aku."
Semua rekan Alison terkejut.
"Aku masih ingin mengamati Regis dari kejauhan, pergerakannya masih belum jelas... mungkin ada sesuatu yang ingin dia cari dan itu berhubungan dengan sekte kita"
Ketika itu juga, pesan dari Alison telah dikonfirmasi oleh penjaga langit lainnya.
'Sekarang aku akan berada di benua Alfheim untuk sementara waktu. Sampai Regis benar-benar mendapatkan keamanan dari yang lain. Aku tidak ingin mengatakan... bahwa Regis sudah bisa mengendalikan iblis. Dan juga aku harus berkultivasi dan menyamar sebagai manusia biasa. Setelah itu aku akan mencari Regis.... Entah aku yang membunuhnya, atau aku yang terbunuh karenanya... tapi perasaan ini harus diakhiri meski aku mencintainya.'
...
Regis Crowley tidak ingin pergi dari benua Alfheim... meski dikejar oleh pemimpin sekte penjaga langit.
'Lebih baik aku pergi ke tempat Maya. Mungkin saja dia akan menawarkan sebuah pelayanan khusus untuk seorang petualang sepertiku.'
Maya merajut sebuah kain untuk dijual pada pasar terdekat di desanya, dan kali ini seperti ada sesuatu yang datang di balik jendela kamarnya.
Suara kayu yang terinjak oleh Regis membuat Maya beranjak dari tempat itu.
Maya menatap keluar jendela.
Di samping jendela kamar ada Regis yang saat ini penuh dengan senyum ketenangan.
"Hai," sapanya.
"Oh hai," jawab Maya.
Sesaat mereka seperti dua orang yang kasmaran.
Regis memberikan sebuah kantong plastik berisi makanan roti khas tempat gadis ini tinggal.
Dia masih memiliki banyak uang di alam tempat penyimpanan senjatanya.
"Apa ini?"
Maya melihat isi kantong plastik.
Dan ternyata isinya, "donat?"
Tidak sulit baginya untuk bersembunyi di benua ini.
Hanya cukup menekan aliran Qi nya hingga terlihat seperti manusia biasa.
Bahkan sekte penjaga langit pun tidak akan mendeteksi keberadaanya.
"Ayo, aku tidak sabar menikmati donat itu bersamamu."
Ibu dari Maya masihlah sangat muda.
Beliau menyuguhkan beberapa makanan tambahan penuh karbohidrat dan protein tinggi.
"Permisi Bu." Izin Regis masuk melalui pintu depan.
Suasana sederhana ini baru saja dia rasakan, "rumah yang nyaman."
"Terima kasih nak Regis."
"Sama-sama Bu. Seharusnya sayalah yang berterima kasih."
"Ah tidak juga... kamu kan sudah menyelamatkan anakku dari hal yang buruk."
Regis mengguk saja, lalu tersenyum.
"Silahkan duduk di sana."
"Iya Bu." Ucap Regis.
"Apakah hanya kalian berdua yang ada di sini?"
"Begitulah... rumah ini sepi semenjak suamiku bekerja keluar kota."
Ibu dari Maya sangat terlihat datar dalam ekspresinya.
"Maafkan saya bertanya tentang itu."
"Tidak apa."
Seketika sang ibu dari Maya duduk di depan Regis yang juga duduk bersamaan dalam satu meja makan.
"Maya selalu rajin menemaniku dan menafkahi keluarga, aku sudah tidak bisa bekerja karena mudah lelah."
"Betulkah itu?"
Regis kemudian terheran.
Dia mencoba beberapa sudut pandang yang sangat tidak biasa, menggunakan matanya untuk sebuah jurus pendeteksi Qi.
"Ternyata ada sebuah racun yang tersembunyi di pembuluh darah anda."
"Benarkah itu?" Heran ibunya Maya.
Kemudian Maya mendekat dan juga ikut duduk pada bangku yang berdampingan dengan ibunya.
"Kalau begitu... bagaimana kak Regis bisa mengetahuinya?"
"Hanya sedikit masa lalu tentang belajar ilmu pengobatan, ya ceritanya panjang."
Regis kemudian melirik gadis yang bertanya itu.
"Bagaimana jika aku mengobati ibumu?"
"Jika ada sesuatu yang bisa kau lakukan, tolonglah aku kak."
Regis kemudian berdiri, "anda juga berdiri," serunya kepada wanita yang terkena racun itu dan kini mereka menjauhi meja dan kursi yang memiliki hidangan lezat.
"Kita lupakan dulu acara makan-makan ya."
Aliran Qi mulai terlihat di tangan Regis oleh gadis yang ibunya terkena racun itu.
"Bagaimana pun, ini adalah cara terbaik yang bisa aku lakukan."
Dalam jarak yang tidak begitu jauh, Regis menodongkan tangannya dan mengalirkan Qi secepat peluru ke arah wanita itu.
Kemudian keluarlah sebuah sosok warna hitam bertanduk seperti layaknya tubuh manusia.
Regis melirik sebentar ke arah arah gadis yang ibunya terkena racun, "Maya, menjauhlah dari sini."
Sosok menggunakan kuku yang tajam untuk menyerang Regis.
Namun dengan mudahnya Regis mencekik sosok hitam itu dengan tangan iblisnya.
Sang ibu dari Maya hanya terbaring di lantai tidak sadarkan diri, tanpa tahu apa yang terjadi bahwa ada pertarungan antara sosok hantu dan iblis.
Regis merasa murka, mencekik sosok itu lebih keras.
"Manusia! Jangan kau hancurkan aku! Aku akan memberikanmu kekuatan yang lebih!"
"Berkontrak dengan iblis pun hampir membuat aku membunuh seseorang yang berharga bagiku, mustahil bahwa kau akan menjadi Servanku di masa depan."
Kemudian sosok hantu hitam itu pecah berkeping-keping.
Regis menggunakan sihir apinya untuk membakar hantu itu.
Akhirnya hasil dari pembakaran itu menjadi sebuah pil berwarna hitam, yang siapa saja akan heran melihatnya.
Karena merasa murka, Regis mengambil pil hitam yang melayang itu dan menyimpan dalam alam barang berharganya.
'Aku harus membuang kelereng ini suatu saat nanti.'
"Maya, masuk sekarang juga."
Gadis berpayudara besar itu masuk ke dalam ruangan dan melihat ibunya yang tergeletak di lantai.
"Jangan panik, cepat ambilkan air untuk minum beliau nanti."
"Oh ya, baiklah."
....
Alison telah datang ke desa Artarus.
Desa ini cukup sederhana dalam pandangannya.
Banyak rumah-rumah kecil yang bersusun, serta tempat pencarian minum dari sumur dan sungai.
Meski sebenarnya benua Alfheim punya banyak ras yang berbeda, tapi desa Artarus menjadi sebuah desa yang menjadi tempat bagi para manusia.
Banyak orang yang menyapa Alison, tanpa adanya aliran Qi dan hewan tunggangan gaib.
Dia berjalan layaknya wanita dari tempat lain yang sedang ingin berkunjung ke desa ini.
"Permisi kak... saya ingin bertanya, apakah ada penginapan di sekitar sini?"
Alison bertanya pada seorang wanita paruh baya penjual minuman di pinggir jalan.
"Anda sedang ingin menginap di desa ini?"
"Iya... soalnya saya adalah pencari tumbuhan obat di dalam hutan."
Kebohongan Alison nampak di percaya oleh wanita ini.
"Anda tinggal ke sisi barat saja, dekat menara itu ada beberapa tempat tinggal yang masih bisa disewa untuk waktu yang lama."
Alison menggangguku saja.
"Kalau begitu... saya sangat berterima kasih."
Ketika itu juga, Alison melihat banyak minuman yang tertera di penjualan meja itu.
"Saya juga ingin beli ini."
"Teh hijau dari bumi dari anugerah dewa reinkarnasi... silahkan coba."
"Apa ini gratis?"
Wanita itu mengangguk saja.
"Bagi para pendatang sepertimu, pasti sangat lelah berjalan ke sini. Jadi ini gratis nak."
"Oh, baiklah..." Alison mencoba teh hijau itu, "ini sangat enak."
Setelah secangkir minuman teh hijau habis, kini Alison mulai tersenyum.
"Oh ya kak... saya ingin pergi ke sana dulu."
"Silahkan."
Langkah Alison diiringi dengan ketidak curigaan penduduk, bahwa dia hanyalah gadis pencari rempah-rempah dengan tongkat dan keranjang kecil terbuat dari rotan. Bahkan rambutnya telah berubah warna menjadi hitam pekat, tidak ada menunjukkan bahwa dia adalah dewi yang datang dari langit.
....
Para pasukan berkuda memasuki desa Altarus, semua orang terheran karena tidak biasa bahwa desa mereka kedatangan para penjaga keamanan benua Alfheim.
"Ada apa ini?" Kata tetua desa yang melihat 5 pria seperti berpakaian seperti samurai.
"Kami hanya mencari seorang gadis bernama Maya... dia dari anggota penari yang dipimpin oleh Gu Mu."
Tetua desa mungkin tidak akan terkejut, "tapi masalah apa sehingga kalian mencarinya?"
Semua orang terkejut.
"Kami tidak menuduh dia sebagai pelaku, tetapi hanya ingin mencari tahu orang yang melakukan itu."
Kemudian Maya menerobos kerumunan orang-orang itu.
"Kalian mencari saya?"
"Itu benar," kata seorang pemimpin dari mereka, "tapi kita tidak akan membicarakan kasus itu di sini... pergilah bersama kami."
"Saya tidak keberatan."
Saat ini... di balik riuhnya para penduduk desa Altarus... pelaku pembunuhan bangsawan Zhao Bao sedang bersembunyi di balik hutan yang sunyi.
Sedangkan Alison tidak jauh dari sana... Dia berada di dalam kerumunan sambil membawa nampan kosong seperti layaknya gadis pencari rempah-rempah.
Karena itulah Regis bersembunyi di balik pepohonan dan segera pergi.
Saat sebelumnya... Regis telah meminta izin pada Maya untuk berpamitan sebentar, gadis itu mengerti dan berdalih bahwa dia tidak mengenal Regis sang penolongnya pada para pasukan keamanan itu.
Regis merasa ada seseorang yang mengikutinya.
"Mau sampai kapan kau mengikutiku?"
"Setidaknya aku tahu sosok kepahlawananmu dan jurus itu hanya untuk menangani kriminal ringan saja."
Regis tidak ingin menatap gadis itu.
"Jika kau menyerangku sekarang, desa ini akan kuhancurkan bersama penduduknya... reputasimu akan jelek sebagai sekte penjaga langit."
"Setidaknya, biarkan aku mengkamuflase kematianmu."
Regis berhenti melangkah.
"Maksudmu?"
Dia berpaling seketika, melihat Alison tiba-tiba mendekat tanpa senjata atau apapun.
Regis merasakan ciuman yang mendarat di bibirnya, serta pelukan lembut seorang wanita yang baru saja dia rasakan setelah sekian lama berpetualang.
Setelah ciuman itu berakhir.
"Terimakasih atas segala yang kau berikan... aku tidak akan sampai ketingkat ini jika bukan karena jasamu."
Regis mengangguk, "baiklah... silahkan kamuflase kematianku dengan caramu... Aku akan pergi dari sini agar bisa menghabisi para pembunuh bayaran di benua ini."
"Tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui."
"Apa itu?"
"Jangan terkejut... Zhui Ja telah mati saat pertempuran melawan Bijudama."
Saat itu juga, Regis seperti kehilangan arah, angin di hutan ini seakan menusuk seluruh tubuhnya.
Regis seperti ingin marah, namun tidak tahu pada siapa.
"Han Feng telah membunuhnya, kau pasti ingat dengan pemburu servan dan pemimpin sekte awan merah."
Regis memegang pelipisnya, seperti ingin menangis.
Selanjutnya dia lunglai hingga lututnya menyentuh tanah.
"Kekuatan ini... aku mengutuk apa yang ada dalam diriku, semuanya, apa yang telah aku miliki."
"Aku mengerti apa yang kau rasakan."
"Kau tidak pernah mengerti!"
"Sudah! Lupakan semuanya!"
Suara Alison sangat kencang, hingga membuat burung-burung di sekitar hutan terbang.
"Apa kau tidak sadar bahwa aku mencintaimu?!"
Pada akhirnya Alison menyeka air mata.
"Jadi hanya karena itu... " Regis berdiri dan memegang pundak wanita pemimpin sekte penjaga langit itu.
"Mengapa kau tidak menyelamatkannya?!"
"Maafkan aku."
Alison mencoba untuk memeluk lelaki yang dicintainya ini sekali lagi, tetapi tangannya sudah di tolak sebelum menyusuri tubuh itu.
"Regis"
"Lupakan semuanya!"
Sama sekali tidak ada yang dapat Alison lakukan, dia hanya membiarkan lelaki tercintanya pergi begitu saja.
Alison menangis di tengah hutan yang sunyi.