NovelToon NovelToon
Aku Dinikahi Untuk Balas Dendam

Aku Dinikahi Untuk Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ars Asta

Bagi Dira pernikahan adalah sebuah mimpi indah. Dira tak menyangka pria yang tiba-tiba mau menikahinya di hari pernikahan, disaat calon suaminya menghilang tanpa jejak, ternyata menyimpan dendam masa lalu yang membara.

Denzo tak menikahinya karena cinta melainkan untuk balas dendam.

Namun, Dira tidak tahu apa dosanya hingga setiap hari yang ia lalui bersama suaminya hanya penuh luka, tanya dan rahasia yang perlahan terungkap.

Dan bagaimana jika dalam kebencian Denzo, perlahan tumbuh perasaan yang tidak ia duga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ars Asta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Bab 10

Denzo menatap Dira tanpa ekspresi. Tatapannya tajam, tapi dia tidak berkata sepatah kata pun. Ia hanya menunggu Dira berbicara tapi itu justru membuat jantung Dira berdetak semakin cepat. 

Dira menarik napas pelan, mencoba menenangkan dirinya. 

"Aku cuma... Mau tanya soal kerjaan," ucap Dira akhirnya. "Kalau Mas izinin, aku ingin kembali bekerja."

Denzo berjalan mendekat, membuat Dira tanpa sadar mundur setengah langkah. Ia berhenti tepat di depan Dira. 

"Kamu mau lari dari tanggung jawab?" Denzo bertanya dengan tajam. 

Dira menggeleng pelan. "Ngga, bukan begitu Mas." Ia masih menunduk, takut melihat wajah Denzo yang terlihat marah. "Aku tetap akan ngelakuin kewajiban aku sebagai istri, dan semua tugas yang Mas kasih. Dan aku akan pulang ke rumah sebelum mas pulang dari kantor."

"Kau yakin bisa melakukannya?" tanya Denzo. Ia tersenyum meremehkan. 

"Aku yakin mas." ucap Dira dengan tekad yang kuat. Meski harus menyelesaikan tugasnya sebelum bekerja ia akan tetap ingin bekerja. Ia tidak mau tinggal dirumah terus. 

"Terserahmu saja, aku tidak peduli. Tapi aku harap kau menepati ucapanmu." Denzo berbalik pergi

"Dan ya, jangan ceritakan apapun pada orang tuamu. Jika tidak ingin mendapatkan hukuman" Suara Denzo terdengar tajam saat mengucapkan ancaman itu. Ia berjalan menjauh meninggalkan Dira yang berdiri kaku di ruang makan. 

Dira menatap punggung Denzo dengan sendu. Ancaman suaminya terdengar menyakitkan dihatinya. Tapi meski Denzo tidak menyuruhnya pun, ia tetap tidak akan mengatakan kepada orang tuanya tentang bagaimana pernikahannya yang sebenarnya. 

Dira mengelus dadanya, lalu mencoba tersenyum kembali, karena sekarang ia bisa bekerja. Ia merasa sedikit lega sudah di izinkan. 

"Aku harap aku bisa membuat Mas menerimaku. Dan aku harap aku tahu apa yang membuat mas membenciku," gumam Dira pada diri sendiri. Ia mencoba menyemangati diri sendiri. 

***

Di ruang kerja, Denzo terlihat melamun di depan laptopnya. Tangannya berada pada keyboard juga  pandangannya menatap kosong ke layar laptop. Pikirannya melayang ke arah pembicaraannya dengan Dira. 

"Dia ingin bekerja, apa dia ingin mencoba lari dariku?" Alisnya mengkerut memikirkan Dira. 

Tawa kecil tapi terdengar menyeramkan keluar dari mulutnya. "Aku tidak akan membiarkannya. Tapi untuk sekarang aku akan melihat apa yang akan kau lakukan." 

Denzo meraih ponselnya. Ia menekan kontak sekretaris Rei. Suara berdering dan tak lama panggilannya terhubung. 

"Ada apa Tuan?" tanya Rei dari seberang telpon

"Aku ingin kamu cari tahu sesuatu" Perintah Denzo

"Baik Tuan"

"Beritahu saya segera jika sudah dapat." Setelah itu, Denzo langsung menutup panggilan. 

Lalu Ia mengirimkan sesuatu pada sekretarisnya. 

Sementara Dira  berada di kamarnya. Ia bersiap-siap untuk tidur. Ia tak menunggu suaminya karena laki-laki itu masih berada di ruang kerjanya dan ia tak ingin mengganggu, bisa-bisa Denzo marah. Jadi dia berusaha terbiasa akan kebiasaan Suaminya. 

Ia merebahkan badannya di kasur. Ia ingin cepat-cepat bangun besoknya. Tugasnya harus selesai sebelum dia ke kantor ayahnya. 

***

Bulan kini berganti matahari. Sinarnya hangat menembus sela jendela. Pagi itu Dira sudah berada di dapur menyiapkan sarapan. Beberapa tugasnya pun sudah ia kerjakan. 

Masakannya sudah tersaji diatas meja.  Ia Menatap puas pada apa yang dia sudah kerjakan. 

Suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Denzo berjalan ke meja makan dengan setelan rapi dan siap ke kantor. 

Wajah tanpa ekspresi Denzo menatap Dira sekejap. Ia lalu duduk di kursinya. 

Dengan sigap Dira mengambilkan makanan untuk suaminya. kemudian ikut makan di sampingnya. 

"Mas. Aku udah nyelesain semua." ucap Dira dengan semangat dan senyum di bibirnya. 

Denzo meliriknya. "hmm." Hanya suara deheman keluar dari mulutnya. 

"Aku akan kerja hari ini dan akan kabari mas saat aku diluar," ungkap Dira. Ia ingin jadi istri yang baik. 

"Terserah Kamu, tapi jangan menggangguku." Denzo berdiri dari duduknya setelah menyelesaikan sarapannya. 

"Iya mas."

Denzo berjalan keluar karena sudah ada Rei di halaman rumah menunggunya. 

Setelah Denzo berangkat ke kantor. Dira buru-buru menyelesaikan sarapannya. 

"Bi, tolong ya diberesin. Aku harus siap-siap buat kerja." Dira menatap Bi Nina. Ia melap bibirnya dengan tissue. 

Bi nina mengangguk. "Baik nona." Ia tersenyum melihat semangat Dira. 

"Aku harap Nona sedikit lebih baik setelah bekerja." gumam Bi Nina melihat Nonanya menaiki tangga. 

***

Di Jalan raya yang cukup padat. Dira duduk di mobil, diantar supir keluarga Gritama. Beberapa menit perjalan akhirnya ia sampai di perusahaan milik ayahnya. Tulisan Brata Corp terpajang besar di perusahaan itu. 

Saat masuk ia disapa beberapa karyawan. Ia bekerja sebagai manager di perusahaan ayahnya. Dan hanya beberapa yang tahu bahwa dia anak dari pemilik perusahaan. Ia sendiri yang memilih jabatan itu, padahal ayahnya ingin memberikan jabatan yang lebih tinggi tapi Dira menolak karena alasan ingin belajar dulu sebelum menjabat yang lebih tinggi. 

Dira masuk keruangan khususnya. Beberapa hati tidak bekerja membuatnya rindu dengan pekerjaannya. 

Seorang wanita tiba-tiba masuk ke ruangannya. 

"Dira kamu kemana aja sih, kok beberapa hari ngga masuk?"

Wanita itu bertanya dan menghampiri Dira. Ia memegang tangan Dira menunggu jawaban. 

"Gina, aku ada urusan kemarin. Biasa urusan keluarga." jawab Dira. Ia tidak memberitahu tentang pernikahannya pada siapapun kecuali keluarga. 

"Jadi sepi tahu rasanya ngga ada kamu di kantor," ucapnya lagi wanita yang bernama Gina itu. Ia adalah teman Dira sekaligus karyawan perusahaan yang masih berada dibawah Dira. Ia juga tidak tahu tentang status Dira meski mereka begitu dekat. 

Dira tersenyum kecil. "Masa sih? Kayaknya ada yang mau kamu omongin nih."

Gina ikut tertawa. "Tau aja kamu." 

Dira menarik Gina duduk di kursi. "Ada apa?"

"Kamu tahu kan Alan? Dia dari kemarin nanyain kamu terus." 

"Alan? Kenapa dia nanyain aku?" tanya Dira dengan alis yang mengernyit. 

"Ya karena dia ngga liat kamu beberapa hari ini." jawab Gina. Alan adalah orang yang berusaha mendekati Dira. Laki-laki itu cukup baik dan mencoba mendekati Dira dengan pelan. Dira sudah mencoba menolak perlakuan Alan tapi tetap saja laki-laki mendekat. Ia juga tidak tahu status Dira. 

Suara ketukan dari luar menghentikan obrolan Dira dan Gina. Pandangan mereka beralih ke arah pintu. 

Terdengar suara dari luar. "Bu Dira." 

1
Alphonse Elric
Thor, gimana sih? Kok blm update lagi? 😩
Ars Asta: Hai, makasih udah nunguin ceritaku ya🥰, Ars cuma bisa up 2 bab perhari. kedepan bakalan aku usahain buat crazy up, jangan lupa like dan beri rating 5 ya kak🩵
total 1 replies
Bea Rdz
Ngga nyangka sebagus ini!
Ars Asta: Senang banget dengarnya, makasih sudah mampir baca ceritaku🥰. Semoga enjoy dengan bab-bab selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!