NovelToon NovelToon
DIGREBEK NIKAH

DIGREBEK NIKAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Sedang Apa Kalian?"
"Wah! Mereka Mesum!"
"Sudah jangan banyak bacot! Kawinin Pak saja! Kalo gak mau Arak Keliling Kampung!"
"Apa?!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Kamu tahu Karim sudah pernah menikah?"

Kartika meletakkan cangkir berisi Teh Hijau yang disuguhkan oleh salah seorang Asisten Rumah tangga di rumah Orang Tua Karim.

Duduk berhadapan dengan Ibu Kandung Karim, tak membuat Kartika gentar.

Kartika justru penasaran seperti apa sosok tenang dan anggun dihadapannya yang terlihat menyimpan segudang misteri.

"Sudah. Ada apa memangnya?" Kartika tak takut, menatap balik tatapan Sang Ibu Mertua Sambung yang tampak menguliti dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Saya cuma ingin mengingatkan, menjadi bagian keluarga Kertanegara bukan hal mudah. Semua ada aturannya, ada standarnya. Kamu pasti paham maksud Saya."

Kartika tersenyum kecut, "Saya tidak pernah menyodorkan diri untuk menjadi Istri Mas Karim. Mas Karim yang datang ke rumah, melamar Saya baik-baik dan Saya juga sudah tahu soal Karina. Mantan Istri Mas Karim. Bagi Saya yang sudah berlalu itu menjadi masa lalu Mas Karim, yang terpenting sekarang masa depan Mas Karim bersama Saya."

Kartika melihat seringai penuh kelicikan, meski senyum itu terlihat biasa saja namun Kartika bisa paham, sedikit demi sedikit seperti apa rupa asli Ibu Tiri Karim dihadapannya.

"Oh jadi begitu? Apa Kamu tahu alasan Karim bercerai dengan Karina? Ah, tapi Kamu sepertinya belum tahu apa-apa soal Karim. Karena kalau Kamu tahu seperti apa Karim, pasti Kamu akan berpikir seribu kaki menjadi Istri Karim." Cangkir dalam genggaman Sang Ibu Mertua Tiri, diletakkan dengan elegan namun tatapan matanya seolah menunggu reaksi terkejut Kartika.

Kartika tak akan terpancing, dengan yakin dan gesture sedikit condong menatap langsung pada tatapan penuh rasa penasaran Sang Mertua Julid, "Saya menikahi Mas Karim memang belum banyak tahu soal apapun terlebih soal bagaimana hubungan Mas Karim dengan orang tuanya, yang Saya tahu Ibu Mertua Saya yang asli wafat dengan penuh rasa kecewa dan Saya turut berempati akan hal itu." Kartika bisa melihat kepalan tangan menahan amarah yang coba disembunyikan lawan bicaranya membuat Kartika mulai mengerti, pantas saja Karim muak jika berhadapan dengan serigala berbulu domba dihadapannya.

***

"Ceraikan Dia! Rujuk dengan Karina!"

Kertanegara memandang lekat pada Karim yang kini seperti mengejek, kata-kata dan perintahnya dibalas tawa menggelegar meski tak akan sampai kekuar sebab ruang kerjanya kedap suara.

"Aku bukan Ayah. Aku tidak akan pernah memungut sampah untuk menjadi Istriku. Sekarang Istriku hanya Kartika Sari Devi. Wanita baik-baik yang Ku pilih memang karena yakin bahwa Dia bukan Wanita murahan!" Pelan tapi nyelekit. Kata-kata Karim menampar Sang Ayah yang tak kalah dan kembali bermanuver.

"Kalau Kamu tidak menuruti keinginan Ayah, Kamu tahu resikonya Karim." Nada ancaman Kertanegara tidak main-main.

"Ayah mau bikin bangkrut lagi usahaku? Silahkan! Aku akan bangun lagi dan kembali sukses!"

"Kamu berani menentang Ayah?"

"Aku hanya melakukan apa yang Ayah lakukan pada Bunda!"

"Kenapa Kamu jadi pembangkang Karim?!"

Senyum Karim terasa miris, meski langkahnya kini mendekat pada Sang Ayah, "Aku pernah sangat mengidolakanmu, Aku bahkan selalu menganggapmu Ayah terhebat, tapi itu dulu. Sebelum Ayah mengkhianati Bunda dan membawa Wanita murahan itu kerumah!"

"Karim! Itu sudah lama sekali! Tak bisakah Kamu menganggap Risma Ibumu?"

Senyum getir Karim sekilas membuat Kertanegara kembali mengepalkan tangan menahan amarah, "Bagiku, Bundaku hanya Bunda Mala, dan Wanita yang saat ini ada diluar sana, tak lebih dari Istri Ayah, dan perebut kebahagiaan Keluarga Kita!"

Disaat ketegangan keduanya mencapai puncak, suara pintu ruang kerja terbuka, "Mas, waktunya minum obat," Karim menatap dengan senyum getir.

Setiap melihat Wanita yang kini menjadi Istri Ayahnya, ingatan Karim terbawa akan kenangan dimasa laku saat-saat dimana Sang Bunda dengan segala perjuangannya melawan sakit yang diderita dan dengan teganya Mereka menabur garam diatas segala derita yang dirasakan Bunda Mala, Bundanya Karim.

Kertanegara meminum obat drngan segelas air putih yang dibawakan Sang Istri.

Sungguh Kartika yang berdiri disebelah Karim melihatnya drngan rasa muak.

Gila sih! Spek muka dua banget Si Nyonya! Astaga! Pikiran Gue! Kenapa juga jadi drama gini! Kok malah kepikiran Bokapnya Si Karim diracun apa kalo enggak obatnya dituker gitu sama Si Uler! Ah biarin ajalah! Si Bapak juga! Kenapa spek modelan begini hang dipilih jadi Bini! Mungkin servicenya diranjang oke kali ye!

"Sepertinya sudah tidak ada lagi yang perlu Kita bicarakan. Karim dan Kartika pamit."

Kartika melakukan hal yang sama, tapi kali ini salamnya tak dibalas dan Kertanegara tak sekalipun memandang Kartika disisi Karim.

"Ingat ucapan Ayah Karim."

"Karim tak ingin mengingat apapun yang bukan urusan Karim. Ayo Sayang, Kita pulang."

Karim tak mempedulikan lagi tatapan Ayahnya yang sudah menahan marah dan terdengar suara Sang Iblis betina begitu menenagkan Sang Ayah, Karim muak mendengarnya.

"Kamu kenapa? Gak mau tanya apa gitu sama Mas?"

Karim cukup terkejut, Kartika tak menanyakan apapun, dan tak membahas apapun dengan dirinya.

Padahal, Karim sangat penasaran dengan isi pembicaraan Istrinya dengan Ibu Sambungnya.

"Mas Karim penasaran, tadi Si Ibu Tiri ngomong apa ke Gue? Ups! Boleh gak sih si jujur ini!" Kartika mengulum bibir.

Karim tersenyum, sepertinya seru, melihat reaksi Kartika sefrontal ini.

"Sejujurnya Mas sangat penasaran. Mas takut Dia mengintimidasi Kamu. Dan Mas gak mau Kamu kepikiran apalagi sampai jadi sakit karena omongan Dia."

"Itukah yang terjadi sama Bunda?"

Pandangan Karim yang semula menatap Kartika, memilih kembali fokus mengemudi meski pikirannya mengembara, banyak yang Ia pikirkan.

"Ibu Tiri Mas lucu, Dia bahas Karina. Kayaknya masih berharap Mas balikan sama Karina."

"Kamu gak penasaran Mas akan jawab apa kalau pertanyaan yang sama ditanyakan ke Mas?"

Karim penasaran, bagaimana isi pikiran Kartika.

"Simple sih Mas jawabannya. Terlepas Gue yang bekum ada rasa apa-apa sama situ, Kalo Gue diposisi beneran cinta sama orang terus orangnya milih buat sama orang lain, artinya buat apa dipertahankan. Capek sendiri! Soalnya yang namanya hubungan itu menyangkut dua orang, jadi kalau salah satu sudah tidak mau usaha dan memilih run dari hubungan yang ada mending bubar aja gak sih! Karena cinta sendirian dan berjuang sendiri itu sakit. Dan Aku bukan tipe perempuan yang mau sakit sendiri. Ga usah ye!"

Karim tertawa, "Mas gak akan biarin Kamu berjuang sendiri. Kamu mau kan berjuang bareng sama Mas?"

"Hei! Itu Gue contohin kalau Kita sama-sama saling cinta, nah ini, Gue sih belum ngerasa ada apa-apa ya sama Situ!"

Karim menghentikan mobilnya segera, "Buset! Mau mati Lo!" Kartika yang tak siap Karim berhenti mendadak malah dibuat terkejut dan mengusap dadanya sendiri.

"Mau ngapain Lo!"

CUP!

Tak sekedar mengecup, Karim melumat dengan lembut namun menuntut bibir sensual Kartika.

Setan! Mau menghindar, tapi kok nikmat! Kartika! Lo pengkhianat! Nolak tapi cipokannya malah Lo bales! Pret lah!

Saat kedua nafas Mereka tersengal, Karim baru melepaskan pagutannya.

Sambil mengusap sisa saliva di sudut bibit Kartika, senyum Karim mengembang, "Mas akan buat Kamu cinta sama Mas, apapun caranya! Jadi siap-siap jatuh Cinta ya sama Suamimu yang tampan ini!" Kedipan mata Karim sebelum kembali mengemudi meneruskan sisa perjalanan Mereka.

1
Radya Arynda
semangaaat caantik,,,di tunggu2 baru muncul
Dwi ratna
,up yg bnyk dong kak
Asyifa Imoet: up dong dah nungguin nih
total 2 replies
Radya Arynda
semangaaat cantik💪💪💪💪
TIARA: Makasi Kakak
total 1 replies
Radya Arynda
udah tika jangan jadi istri durhaka.....ber sama2 karim suka duka menghadapi para setan pelakor dan kuntil anak
Dwi ratna
Weh jgn bilang si Tama ngintip disono,Gatot lah kentang
Dwi ratna
eh pak tua,maumu apa sih kekeh bgd bikin anakmu Susah
Dwi ratna
si Tika masa gk ada rasa gmn² gtu ada cwo yg perhatian kyk gtu luar biasanya, dh mati apa hatinya bt cwo,apa gk normal...wkwk
Dwi ratna
emang ya dmn² pelakoer itu serakah dan gk punya malu
Dwi ratna
modus pk Karim ini mah biar dinikahin sm Tika,cerdas caranya
Dwi ratna
Tika loe jgn cuek² amat si jd cewe
Dwi ratna
Napa sih Tika bawaannya sensi Mulu, s duda kyknya ada feel tuh
Radya Arynda
mantap jangan takut karim,,,tetap ber sama dengan kartika dalam suka duka,,,dan kartika semogah kamu selalu ber juang ber sama suamimu
TIARA
Makasi Kakak
Radya Arynda
semangaaat💪💪💪💪💪💪💪
Radya Arynda
semangaaat kartika,,,,,,j
Radya Arynda
semangaaat,,,tetap berjuang ber sama tika dan karim,,,cepet ceritain biar agak plong rim karim
TIARA
Makasi Kak
Radya Arynda
semangaaat,,,,kartika selalu dampingi karim menghadapi semua para dedemit
Radya Arynda
semangaaat tika,,,,,hancur kan para pelakor dan ulat bulu yang serakah,jangan kasih cela buat pelakor,,,,,,besok up lagi ya cantik....jangan sekarang up 2 besok ngambek😄😄😄😄
Radya Arynda
haduh jangan sampai ulat bulu pelakor dan mak lampir ber hasil menjebak karim,,,,,hayooo kartika,,,selalu ber sama ber juang ber sama karim,,,hancur kan para hama pelakor,,orang2 serakah💪💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!