Liburan yang menyenangkan berakhir hancur tersapu ombak akibat hal kecil.
Begitu musim panas di mulai, dua wanita muda, Chai Tea dan Cherry memutuskan pergi berlibur ke pulau, menikmati pantai yang indah.
Namun bukannya mendapat liburan, keduanya malah dihujani banyak masalah yang membuat mereka berdua terjebak di pulau itu dengan cinta penuh misteri.
••••
Novel ini pernah dibikin komik dengan judul berbeda tapi gak dilanjut lagi, kalau pernah liat itu ada di akun lain.
mampir juga di "Rumah 288" dan "Amora world of battle"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceyra Azaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
[Penolakan Tegas]
Di kedai kopi dekat pesisir pantai, Sky bersama Dylan sedang beristirahat, melepas penat sesudah mengakut beberapa kotak dari mobil pick up ke dalam kedai. Keduanya menikmati secangkir kopi spesial dan cemilan enak yang khusus buatkan oleh si bibi penjaga kedai.
Pada saat mereka tengah asyik mengobrol santai, tiba-tiba saja Navy datang bersama kedua temannya, dia berjalan melenggak-lenggok menuju meja untuk menghampiri Sky.
"Sky bolehkah aku duduk di sini? Aku ingin berbicara sebentar denganmu." Tanya Navy, malu-malu.
"Bisakah Kamu pergi? Aku ingin mengobrol bersama Sky." Ucap Navy dengan ramah, tetapi tatapannya sinis kepada Dylan.
Navy tak ingin ada pengganggu sehingga dirinya bisa duduk berduaan bersama Sky. Tetapi kerutan dahinya semakin jelas dan kencang, Navy dibuat jengkel karena Dylan tidak pergi dan malah mengejek dengan wajah menyebalkan.
"Kamu tidak lihat aku sedang sibuk?" Jawab Sky, malas menatap.
"Masih banyak belum diangkut kalau kamu mengusir Dylan dia akan pergi meninggalkan pekerjaannya."
"Bicara saja jangan membuang waktuku!"
"Aku... Aku tidak masalah meskipun mengatakannya di depan semua orang, karena itu lebih baik." Ucap navy seraya menggosok-gosok jari tangannya.
"Aku tidak bisa menyerah pada harapan bahwa kali ini kamu akan membuka hati dan menerima perasaanku."
"Aku akan mengatakannya lagi, aku sangat menyukaimu, Sky." Navy berucap gugup hingga suaranya terdengar bergetar.
Dylan yang mendengar ungkapan itu tampak biasa saja lalu menyeruput kopi miliknya, ia membuang muka ke samping dan memandangi burung camar tengah memakan remah-remah roti di atas pasir.
Akibat terlalu sering mendengar pengakuan cinta yang tak terbalas, Dylan telah menganggapnya sebagai hal lumrah pada musim panas di setiap tahun, seperti mengucapkan happy new year.
Sementara itu, Sky tampak menyesal sesudah mendengar ucapan Navy. Masalah dengan sang nenek saja membuatnya pusing dan sekarang giliran Navy yang keras kepala memaksakan cinta. Sky pun beranjak dari kursi, berjalan meninggalkannya.
Sky selalu menghindari Navy dikarenakan sifat gadis itu sangat menyebalkan. Sejak kecil Navy selalu lengket kepadanya bagai seekor kukang, kalau saja Navy bukan bagian keluarga dasar, Sky mungkin telah membuangnya ketengah laut.
Tak hanya itu, setiap kali keluarga utama akan membuat rencana atau hanya sekedar urusan kecil untuk pribadi, Navy akan selalu hadir untuk ikut campur. Sky sudah menduga sejak awal jika gadis itu memiliki mata-mata di salah satu bawahan yang bekerja pada keluarganya.
Mungkin Navy sudah mengetahui rencana perjodohan yang akan dilakukan oleh neneknya, sebab itulah dia mendadak menembak Sky kembali dengan harapan bisa memilikinya sebelum bersama wanita lain.
"Dey! Kita harus menurunkan barang yang tersisa di mobil!" Suruh Sky kepada Dylan.
"Haah? Sekarang? Padahal aku masih ingin beristirahat."
Seketika Dylan menjadi lemas, ia pun juga berdiri dan membiarkan Navy yang masih di sana dengan wajah suram terketuk sedih.
Tak terima jika dirinya ditolak lagi, Navy pun tidak ingin merana dalam diam. Ia memilih untuk berkeras hati lalu berlari mengejar Sky,
Namun segera dihalangi oleh Dylan yang menghadang dari depan.
"Jangan mengganggu! Kamu selalu saja begini!" Bentak Navy, mendorong Dylan.
"Dasar kepala batu! Dia sedang bekerja, jangan mengganggunya!" Celetuk Dylan pada Navy yang terlihat mulai menangis.
"Sky! tidak bisakah kamu memberikan aku kesempatan untuk membuktikan cintaku?" Teriaknya sambil cegukan.
Di waktu yang sama saat keributan di kedai, tanpa tahu apa yang terjadi Chai Tea dan Cherry yang baru datang. Keduanya dibuat kebingungan melihat seorang gadis histeris tengah jadi tontonan semua orang.
Melihat hal itu Cherry yang penasaran pun mencoba mendekat, tetapi Chai Tea malah menariknya secara paksa untuk bersembunyi dibalik batang pohon kelapa.
"Kenapa kita mesti bersembunyi? Apakah kamu tidak ingin mencari tahu? Bukankah dia teman barumu?" Cherry terus melontarkan.
"Aku rasa ada sesuatu yang tidak benar telah terjadi, lebih baik kita perhatikan dari ini saja!" Jawab Chai Tea, membuka mata dan telinga.
"Aku sangat menyukaimu, bahkan aku rela jauh-jauh datang ke pulau ini setiap tahunnya di musim panas agar bisa menemui mu, Sky!" Navy terus berucap, tangisnya pilu.
"Kalau begitu hentikan saja! Kamu tidak perlu lagi datang ke pulau dan nikmati liburanmu di tempat lain!"
"Aku sudah tidak ingin lagi melihatmu." Tegas Sky yang sudah muak mendengarnya.
Perkataan dari Sky membuat tangisan Navy terhenti dan diam mematung bagai tak punya raga, meski telah mendapatkan penolakan untuk kesekian kalinya tapi baru kali ini ia merasa tertampar akan kata-kata pria itu hingga tak mampu lagi berucap.
Rasa sedih di hatinya menutup rapat telinga hingga Navy tidak mendengar lagi ejekan dari orang-orang yang mentertawakan dirinya seperti seorang badut penghibur.
"Dengar! Aku hanya ingin mengingatkanmu jika Nyonya Gita tahu dengan kelakuanmu yang memalukan ini hingga merusak nama sang cucu, beliau pasti akan mencap-mu sebagai orang terburuk yang tak tahu diri." Bisik Dylan, tersenyum puas.
Dylan memegang tengkuk Navy, lalu memutar wajahnya untuk melihat sekitar bahwa dia sedang direkam oleh para pelanggan, orang-orang mulai berpikir bila gadis kaya yang selalu disanjung dari keluarga terhormat, ternyata memiliki sisi buruk yang memalukan.
Navy semakin lemah hati menyadari bahwa dirinya dijadikan bahan lelucon oleh para cewek remaja yang merupakan penggemar rahasia Sky.
Sudah terlalu malu hingga tidak mampu melangkahkan kaki, tapi kedua temannya segera menghampiri. Siren dan Dhea pun membawa Navy pergi dari kedai sambil juga menenangkannya agar berhenti menangis.
---
Di sisi lain, Chai Tea dan Cherry saling memandang dalam keheningan. Yang awalnya ingin pergi ke kedai untuk makan cemilan manis, kini mereka pun membatalkan niat itu akibat keributan tadi. Jadi keduanya memutuskan pergi ke tempat lain dan mencari tempat jajan baru.
"Siapakah orang yang Sky cintai sampai-sampai menolak gadis kaya dan baik seperti Navy?" Sembari berjalan, Chai Tea berucap dalam hati.
"Orang itu pasti sangatlah beruntung karena dapat dicintai oleh pria pekerja keras seperti Sky yang tidak pernah memandang wanita lain." Sambungnya lagi hingga tak sadar bila mereka telah sampai.
"Hei! Chai! Kenapa kamu melamun?" Ucap Cherry, menyadarkan Chai Tea dengan menjentikkan jari ke depan wajahnya.
Chai Tea tersadar dengan mengedipkan mata berkali-kali menatap sekitar, tahu-tahu dirinya tengah berdiri di tempat jajanan kuliner yang ada di taman dekat pantai. Sejauh mata memandang terlihat bagitu ramai pengunjung memenuhi pedangan kami lima.
"Jangan diam saja! Cepat berpencar sebelum kehabisan cemilan!" Ajak Cherry, langsung pergi ke tempat bakaran jagung.
"Aku pengen beli yang ini aja deh." Gumam Chai Tea, mendekati gerobak sorong.
Sementara pesanannya masih dibuatkan oleh si abang batagor yang suka menggoda, Chai Tea yang malas menanggapi memanfaatkan waktunya untuk memotret pemandangan menggunakan kamera DSLR yang sudah ia persiapkan sebelumnya.
"Wah oke nih! Lumayan bagus untuk buku album kenangan." Decak Chai Tea, kegirangan.
nih 🌟 5 untuk mu...
😉😉😉😉