NovelToon NovelToon
Lama-lama Jatuh Cinta

Lama-lama Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Yani

Prolog :
Nama ku Anjani Tirtania Ganendra biasa di panggil Jani oleh keluarga dan teman-temanku. Sosok ku seperti tidak terlihat oleh orang lain, aku penyendiri dan pemalu. Merasa selalu membebani banyak orang dalam menjalani kehidupan ku selama ini.
Jangan tanya alasannya, semua terjadi begitu saja karena kehidupan nahas yang harus aku jalani sebagai takdir ku.
Bukan tidak berusaha keluar dari kubangan penuh penderitaan ini, segala cara yang aku lakukan rasanya tidak pernah menemukan titik terang untuk aku jadikan pijakan hidup yang lebih baik. Semua mengarah pada hal mengerikan lain yang sungguh aku tidak ingin menjalaninya.
Selamat menikmati perjalanan kisah ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penasaran

"Kalian ini kenapa sih? Sejak tadi diem-dieman tumben." Celetuk Axel merasa kedua wanita yang duduk di sisi kanan kirinya aneh. Naya menggeser kursinya mendekat pada sisi Axel.

"Kau kenal Kakak nya Jani gak Xel? Mas Angga loh Xel." Axel menatap sebentar lalu mengangguk. "Orang seperti apa dia?" Axel menatap Jani.

"Jangan ikut campur ya Jan, aku sedang tanya Axel, aku yakin kau ini bukan wanita biasa." Bicara dengan nada ketus tidak seperti biasanya.

"Setau aku Kakak nya Jani laki-laki Nay."

Plakkkkkkkkk......

Cukup keras sampai beberapa orang melirik ke arah mereka. "Sakit Nay." Sambil mengusap pahanya.

"Lagi gak mau bercanda. Serius." Wajah Naya nampak lucu saat penasaran seperti ini. Matanya semakin bulat dan pipinya terlihat menggembung lucu.

“Dia punya adik perempuan bernama Anjani."

Plakkk….lagi-lagi Axel mendapat pukulan di pahanya yang tidak bersalah.

“Ihhhhh…..Axel….Jangan bercanda Xel…..” Bicara dengan mata melotot tapi wajahnya tetap lucu di mata Axel. “Cepat jelaskan, laki-laki seperti apa dia?”

“Kau ini ada-ada saja, kenapa tidak cari tahu dengan adiknya langsung? Aku tidak tahu banyak Nay, aku dan Jani tidak sedekat yang kau pikirkan." Naya memanyunkan bibirnya kesal. Rasa penasaran nya belum terobati.

"Lagian ngapain sih nanya-nanya Mas Angga. Orang dia sudah punya anak istri."

Jani menatap Axel, Jani baru tahu ada teman satu kelasnya yang tahu kehidupan dirinya selain Aruni.

"Gak seru kau ini Xel, aku penasaran. Aku akan cari tahu sampai dapat jawaban yang memuaskan ya Jan. Tunggu saja." Axel menatap wajah Jani yang di angguki diam-diam.

"Lain kali bermain lebih hati-hati kalau tidak mau terbongkar." Bisik Axel setelah Naya kembali ke tempat duduknya.

Hmmmm....hmmm...hmmmm...

Calvin mendekat dengan cepat ke arah Jani. Jani yang melihat wajah tegang Calvin ikut khawatir.

"Sa....ini kayaknya terlalu sempit deh kalau mereka bertiga di sini." Sasa langsung menghampiri Calvin yang tiba-tiba saja masuk ruangan. Sasa bahkan tidak sempat mengganti sendal jepitnya dengan sepatu.

"Baik Pak, nanti saya pindahkan salah satunya ke sebelah Klara Pak." Calvin terlihat serius sambil menatap ketiganya yang berdiri dengan sopan di depan meja kerjanya.

"Axel saja yang kamu pindahkan. Jani mungkin butuh bantuan Naya lebih banyak." Satu ruangan merasa terkejut, tiba-tiba sekali seorang Calvin perduli dengan anak PKL yang biasanya tidak pernah terlihat di matanya.

"Ba...baik Pak." Jawab Sasa sambil menahan gemetar di dadanya yang didatangi tiba-tiba. Setelahnya Calvin langsung pergi meninggalkan ruangan yang riuh keheranan para karyawannya.

"Pak Calvin jangan-jangan naksir Jani Bu." Celetuk seorang karyawan.

Sasa hanya menggeleng sambil tersenyum, situasi tadi belum bisa dirinya cerna dengan baik. Sasa sendiri heran dengan sikap Calvin.

"Jangan GR Jan, Pak Calvin kan kemarin baru saja mengumumkan dirinya yang tidak lagi single Jan." Tambah yang lain membuat suasana makin riuh saling bersautan.

Jani sedikit kesal, bisa-bisanya muncul begitu saja membuat kegaduhan setelah dirinya di curigai oleh sahabat nya sendiri Nayara.

"Atau Pak Calvin naksir Naya! Secara Naya kan lucu dan imut, iya gak?" Naya melotot pada laki-laki berparas tampan yang meledeknya.

"Mana ada, Naya ini terlihat juga tidak di mata Pak Calvin." Bicara sambil menatap Jani yang dirinya curigai. Naya yakin hubunganya dengan Calvin tidak biasa.

"Gak papa Nay, di mata ku kau yang tercantik Nay." Ucapnya lagi yang membuat Naya lari ke arahnya dan mencubit lengannya degan keras.

Awww.......

"Ampun Nay....."

"Jangan asal bicara Kak Ali, nanti dikiranya beneran. Naya nanti bisa tidak ada yang deketin loh." Kesalnya yang tidak mau di ledek seniornya. Ali hanya tertawa puasa melihat kepolosan Naya yang dirinya sukai.

"Sudah ya teman-teman, mungkin tadi Pak Calvin tidak sengaja lewat dan gak suka dengan pemandangan di sini." Tunjuk Sasa pada barisan meja yang memang di paksakan.

"Kan seru Bu kalau beneran Pak Calvin naksir Jani atau Naya." Masih saja mereka berimajinasi.

Sasa tidak mau menggubris, dirinya saja terkejut kok tidak berbeda dengan yang lainnya.

"Xel....pindah yah, nanti aku minta tolong anak belakang untuk bantu pindahkan mejamu. Sekarang kemasi dulu saja barang-barang mu supaya cepat." Axel mengangguk dengan sopan.

"Kira-kira apa motif di belakang semua ini Jan? Apa dia cemburu aku duduk di sebelahmu?" Jani menunduk. Tidak terfikir di kepalanya perasaan cemburu itu.

"Gak tau Kak, mungkin yang Bu Sasa katakan benar." Axel segera mengemas barang-barang untuk pindah meja.

"Sini aku bantu." Jani tidak mau Axel semakin bicara ngawur. Meski dirinya kini penasaran alasan Calvin melakukan hal memalukan ini.

***

“Dari mana Pak?” Tanya Ara yang menunggu Calvin cukup lama di depan lift. Padahal hanya ijin cuci tangan, tapi kembali ke depan lift hampir sepuluh menitan.

“Lihat bidadari ku Ra.” Ara menggeleng dengan lemas. Bisa-bisanya dia masih mencuri-curi kesempatan untuk bertemu dengan Jani.

“Nanti cek meja Axel, pastikan dia tidak lagi duduk di sebelah Jani.” Ara menatap dengan serius.

“Dia berani sekali bisik-bisik di telinga Jani, dekat sekali aku tidak suka Ra.” Ara menghela nafasnya merasa Bos nya sudah tidak waras. “Jani itu hanya milikku.”

“Nanti akan aku pastikan meja Axel sudah pindah tempat Bos.” Calvin mengacungkan kedua jempolnya. Wajahnya hari ini berseri-seri penuh dengan kebahagiaan.

“Hari ini ada pertemuan dengan klien dari Jepang Bos, beberapa proposal perlu di cek ulang untuk memastikan Bos sudah sesuai dengan yang akan kita tawarkan pada Klien.” Calvin mengangguk anggukan kepalanya.

“Ra….kira-kira Jani cocok tidak dengan makanan yang ada di kantin? Kau harus sering memperhatikan menu-menunya ya Ra, jangan sampai Jani malas makan dan sakit karena tidak selera.” Ara kembali menganggukkan kepalanya.

Bos nya masih belum bisa di ajak diskusi jika sedang memikirkan Jani begini, Ara harus menunggu sampai Calvin selesai dengan semua isi kepalanya tentang Jani.

“Ra….” Ara mendongak. “Ingatkan aku mampir ke toko coklat kesukaan Jani ya Ra, aku ingin bawakan dia coklat karena sore ini tidak bisa pulang bersama.” Ara mencatat di ponselnya dengan cepat.

“Siap Bos, sudah saya catat.” Begitulah Calvin jika sudah mencintai seseorang. Apapun akan dia lakukan demi kebahagiaan wanita yang dicintainya.

Jani : Boleh tanya tidak Kak?

Jani mencoba memberanikan diri mengungkapkan rasa penasaranya. Calvin yang semula sedang duduk bersandar dengan lemas langsung menegakkan duduknya. Ara sudah biasa dengan tingkah Calvin yang kekanakan, sudah tidak heran lagi.

Calvin : Tanya apa sayang, kalau Mas bisa jawab pasti di jawab.

Jani membaca dengan heran tulisan suaminya yang tidak sekaku kemarin. Ini malah membuat Jani geli.

Jani : Kenapa tiba-tiba sekali meminta Axel pindah tempat duduk?

Calvin : Aku cemburu asal kau tau. Aku tidak mau ada laki-laki yang dekat dengan mu selain aku.

Jani : Axel kan teman ku Mas, gak lebih loh.

Calvin : Tahu Jan, tapi gak suka terlalu dekat kalian duduknya. Aku perhatikan juga tatapan matanya berbeda.

Jani : Tidak mungkin Kak, Axel bahkan tahu kalau aku sudah menikah.

Calvin : Tidak bisa di ganggu gugat. Aku tidak suka melihat kedekatan kalian.

Jani menghela nafasnya panjang, percuma sama complain jika Calvin tidak mau mendengarkan. Tapi tanpa di sadari ada senyum tipis di ujung bibir Jani, dia senang suaminya sudah mulai menunjukkan cintanya tanpa rasa malu.

Dia bahkan mengakui jika dirinya cemburu pada Axel. Jani bahagia, pengorbanannya untuk keluarga kecilnya berbuah indah. Jani benar-benar merasakan kebahagiaan saat ini. Hidup bersama Calvin tidak sesulit yang Jani bayangkan sebelumnya.

Dia meratukan Jani selayaknya Istri yang sangat dia cintai. Selalu khawatir bahkan kadang bersikap berlebihan demi menjaga Jani tetap bahagia dan aman di sisinya.

Drrrtttt…Drtttt…Drtttt…..

Ponsel Jani yang baru saja di simpan di laci kembali bergetar, ada pesan masuk dari Mas Angga.

“Terimakasih banyak sudah berkorban begitu besar untuk kami Jan. Mas tidak tahu lagi harus berterimakasih dengan cara apa lagi Jan. Terimakasih sayang, adik Mas Angga yang baik hati.” Jani berkaca-kaca membacanya.

Mas Angga bukan orang yang mudah mengungkapkan rasa sayangnya seperti ini. Ini pesan terindah yang pernah Jani terima dari kakak laki-lakinya.

Jani lebih terharu lagi saat pesan berikutnya muncuk, gambar rumah yang cukup besar berwarna serba putih yang Angga potret sambil menggendong Putri kecilnya.

Senyum mereka terlihat begitu hangat dan damai, sampai Jani tidak bisa membendung air mata harunya melihat keluarganya juga saat ini hidup dengan kebahagiaan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!