Dari kecil Raka tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu, Ibu nya selingkuh saat ia baru berusia satu tahun. dan saat itu Ayah nya tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan.
Sampai Raka di usia 22 tahun, Ayah nya memutuskan untuk menikah dengan janda satu orang anak.
Disanalah hidupnya berubah setelah berkenalan dengan Adik tirinya bernama Nadine, Nadine baru berusia 20 tahun, mahasiswi semester 4 jurusan Tata boga.Dan ternyata mereka satu kampus.
Nadine tidak ikut tinggal dengan keluarga barunya, ia memilih untuk tinggal di apartemen nya, tapi sesekali ia akan menginap di rumah keluarga barunya, dan disanalah Mereka sering bertemu dan berinteraksi. mau di rumah ataupun di luar.
Ada kejadian dimana membuat Raka mulai jatuh cinta dan tertarik kepada Nadine.
kira-kira kejadian Apa ya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman Dua Puluh Sembilan
***
Raka tidak mengantarkan Nadine pulang ke Apartemen nya, tapi langsung ke rumah orang tua mereka. Nadine sempat protes tapi Raka memberikan alasan sudah malam dan jaraknya juga lebih dekat ke rumah nya.
Nadine sudah berada di kamarnya, ia juga sudah mengganti pakaiannya. Berhubung sudah makan malam saat tadi di jalan, jadi sekarang ia tinggal tidur.
Tak lupa, sebelum tidur pintu kamar dan jendela nya ia kunci. Nadine tidak akan menghindar lagi dari Raka, tapi kalau tiba-tiba mendapatkan perhatian lagi baru ia akan menanyakan soal perasaan Abang tiri nya itu.
“Besok Pagi harus segera balik lagi ke apartemen.” gumamnya mulai memejamkan matanya.
Di kamar sebelah, Raka belum tidur karena memang baru jam Delapan Malam. Karena penasaran dengan Nadine, Raka keluar kamar lewat balkon. Ia menatap ke balkon samping berjalan mendekat.
Sedikit kecewa karena jendela kamar Nadine sudah tertutup gorden, kalau begitu sudah pasti Jendelanya juga di kunci.
Akhirnya Raka memutuskan untuk kembali ke kamarnya, Wisuda nya satu bulan lagi. dan ia juga harus menunggu satu bulan lagi agar bisa bersama dengan orang yang dicintai nya.
.
Pagi hari, Raka baru saja bangun di jam delapan pagi. Itu juga karena cahaya matahari tembus ke kamarnya, mungkin kalau di luar sedang hujan, sudah pasti Raka masih tidur.
“Udah siang ternyata.” gumam Raka. tidak langsung bangun, malah kembali memejamkan matanya tapi bukan berarti mau tidur lagi.
Hari ini Raka tidak ada kegiatan apapun, mungkin seharian akan berada di rumah.
Beberapa detik kemudian, Raka baru ingat kalau di rumahnya sekarang ada Nadine. dengan cepat ia bangun, sebelum ke kamar mandi untuk mencuci wajah nya. Raka lebih dulu mengecek ponselnya, ternyata ada pesan masuk dari Nadine. Memberitahu kalau Nadine sudah kembali ke Apartemen nya.
Yang awalnya semangat, malah jadi tidak semangat lagi dan kembali merebahkan tubuhnya. Perutnya memang sudah lapar, bukan berarti ia akan langsung ke kaluar kamar untuk sarapan.
“Buru-buru amat baliknya, padahal hari ini dia juga nggak ada kegiatan.” gumamnya.
Dreet dreet
Dengan malas Raka mengambil ponsel nya dan menjawab panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang menghubungi nya.
Raka : “Hallo.”
El : “Ke bengkel ngak?”
Raka : “Nggak.”
El : “Lo masih tidur?”
Raka : “Kalau Gue masih tidur nggak mungkin jawab Telepon Lo.”
El : “Bukan gitu, maksud Gue Lo baru bangun?”
Raka : “Iya, Lo mau ke bengkel?”
El : “Nggak juga, cuma tanya doang. Lo udah tahu kabar nyokap nya Fahri?”
Raka : “Kagak, kenapa?”
El : “Semalam di gerebek lagi indihoy sama pacarnya, ternyata pacarnya itu punya bini.”
Raka : “Lo tahu dari siapa?”
El : “Rame di sosmed.”
Raka : “Fahri gimana?”
El : “Gue lihat-lihat sih biasa aja, tapi nggak tahu kalau isi hatinya. Tadi Gue suruh istirahat tapi kagak mau, malah pergi kerja.”
Raka : “Udah biarin aja, daripada cuma diam di apart bakalan kepikiran.”
El : “Ini Gue mau nyusul dia ke bengkel, mending Lo juga.”
Raka : “Hemm, nanti Gue susul.”
Raka akhirnya bangun, ia akan segera menyusul ke bengkelnya.
.
Nadine, ia tidak tidak langsung pulang ke apartemen. Tapi malah langsung ke toko.
“Gak di antar Bang Raka?” tanya Tari.
Nadine Menggelengkan kepalanya. “Nggak, kayaknya masih tidur.” jawab Nadine. Ia baru turun, tadi saat datang langsung ke ruangannya.
Nadine ikut bantu-bantu karyawan nya, sudah biasa seperti itu setiap ke Toko. Katanya nggak enak kalau cuma diam, padahal karyawan nya juga tidak ada yang protes. karena memang Nadine bos mereka.
*
Di bengkel, Raka baru saja sampai. suasana bengkel lumayan sepi, tapi bukan berarti para pekerja hanya berleha-leha. Mereka sedang mengerjakan kendaraan customer yang sedang di service dan sengaja di tinggal disana.
Bengkel itu walaupun tidak ada banyak orang, bukan berarti mereka tidak ada kerjaan. Kalaupun ada customer duduk disana, berarti keluhan nya hanya tambah angin, tambal Ban, atau ganti oli.
Usaha punya Raka ini ada dua tempat, sebelah tempat perbaiki kendaraan dan sebelah lagi tempat cuci kendaraan.
Raka turun dari motor nya dan berjalan ke arah El.
“Akhirnya Lo datang juga.” ucap El.
“Ya Gue Mandi sama Makan dulu, baru kesini.” balas Raka. menaiki tangga di ikuti oleh El.
Raka membuka pintu ruangan nya, karena dua hari tidak kesini ia langsung mengambil vacum untuk membersihkan debu diruangan tersebut.
El hanya diam sambil memainkan ponselnya sambil menunggu Raka selesai.
Setelah selesai, Raka duduk di kursi kerjanya sementara El sudah ada di Sofa.
“Itu soal nyokap nya Fahri gimana?” tanya Raka. Matanya tetap fokus pada layar Macbook nya.
“Gue belum dengar kabar lagi, mau lihat langsung ke tempat kejadian tapi di larang sama Fahri. katanya biarin aja.” jawab El.
“Adiknya?”
“Sekarang sudah jarang telepon Fahri lagi pas tahu kalau ternyata dia sama Fahri beda bokap, paling Kalai Telepon minta duit buat sekolah.”
“Gue juga ini lagi nyari lagi berita soal semalam, siapa tahu ada lanjutannya dari tetangga nya.” lanjut El.
Mereka juga tidak akan memaksa Fahri untuk menemui Ibu nya, Fahri juga pasti sudah lelah dengan tingkah sang Ibu. makanya ia ingin bersikap bodo amat.
“Om Andi belum tahu soal Sasa yang ternyata bukan Anak kandungnya, kata Fahri nanti bakalan di kasih tahu kalau di ke Bandung lagi.” ucap El.
“Kalau kata Gue sih mending nanti aja kasih tahu nya pas keadaannya sudah membaik, biar nggak makin drop.” saran Raka.
“Lo aja yang kasih tahu, Gue udah terlalu sering.” titah El.
Raka menghela napasnya. “Nanti Gue Ajak dia ngobrol.” ucap Raka.
“Terus Lo sama Nadine gimana? kenapa kemarin nggak nyari penginapan aja pas di puncak.”
“Mau nya sih gitu, tapi Nadine nya maksa pengen balik. tadi aja Gue nggak tahu dia udah keluar Rumah, Soalnya izin balik nya cuma lewat Chat. bukan langsung ketuk pintu kamar Gue.”
“Lama banget pergerakan Lo, kata Gue sih mending dari sekarang aja jujur. kalau Minggu Wisuda mah lama.” ucap El.
“Mau nya gitu, tapikan semuanya udah Gue susun dengan rapi. kalau tiba-tiba ubah rencana yang ada malah jadi berantakan.” balas Raka.
“Hemm, Benar sih.” gumam El.
“Lo sama Tari gimana?” tanya Raka.
El tersenyum lebar walaupun Raka tidak melihat ya. “Udah ada kemajuan, sekarang dia udah mau Gue ajak makan di luar. terus pulang kerja udah mau Gue antar balik.” jawab El.
“Syukur deh Kalau memang begitu, tinggal lo nya aja harus konsisten jangan ladeni cewek-cewek di luaran sana.”