NovelToon NovelToon
Dendam Di Balik Gaun Pengantin

Dendam Di Balik Gaun Pengantin

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Balas Dendam / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Anya gadis cantik berusia 24 tahun, terpaksa harus menikahi Revan CEO muda anak dari rekan bisnis orangtuanya.

Anya tidak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan kesepakatan kedua keluarga itu demi membayar hutang keluarganya.

Awalnya ia mengira Revan mencintai tulus tapi ternyata modus, ia hanya di jadikan sebagai Aset, untuk mencapai tujuannya.

Apakah Anya bisa membebaskan diri dari jeratan Revan yang kejam?

Jika ingin tahu kisah Anya selanjutnya? Langsung kepoin aja ya kak!

Happy Reading...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Revan terkejut dengan perubahan sikap Anya. Ia tidak menyangka Anya akan berani membantahnya.

"Berani kau membantahku?" bentak Revan dengan wajah memerah.

"Aku tidak membantah. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," jawab Anya dengan nada tegas.

Revan semakin murka. Ia mengangkat tangannya, hendak menampar Anya. Namun, Anya dengan sigap menangkis tangannya.

"Jangan pernah menyentuhku lagi!" bentak Anya.

Revan semakin terkejut dengan keberanian Anya. Ia tidak percaya Anya bisa melawan dirinya.

"Kau ..." Revan kehilangan kata-kata.

Sesaat Revan tertegun mendengar ucapan Anya. Ia tidak menyangka Anya akan berani melawannya. Selama ini, Anya selalu menurut dan tidak pernah membantah perkataannya. Tapi sekarang, Anya berdiri di hadapannya dengan tatapan menantang, seolah tidak takut lagi padanya.

"Apa maksudmu?" tanya Revan, dengan nada tidak percaya.

"Aku sudah muak denganmu, Revan. Aku muak dengan sikapmu yang posesif dan arogan. Aku bukan boneka yang bisa kau atur sesuka hatimu," jawab Anya, dengan suara lantang.

Revan mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarahnya. Ia tidak suka melihat Anya berubah menjadi seperti ini. Ia ingin Anya kembali menjadi Anya yang dulu, yang selalu menuruti perkataannya dan tidak pernah membantah, dan ketakutan jika berhadapan dengannya.

"Kau sudah berani melawanku sekarang, ya? Siapa yang mengajarimu seperti ini?" tanya Revan, dengan nada mengancam.

Anya tidak gentar. Ia menatap Revan dengan tatapan yang sama. "Tidak ada yang mengajariku. Aku hanya sadar, aku berhak menentukan jalan hidupku sendiri," jawab Anya, dengan tegas.

Revan tertawa sinis. "Kau tidak akan bisa hidup tanpa aku, Anya. Kau dan keluarga mu membutuhkan aku," ujar Revan, dengan nada meremehkan.

"Itu dulu, Revan. Sekarang, aku bisa hidup tanpamu. Aku bisa bahagia tanpamu," balas Anya, dengan senyum sinis.

Revan semakin murka mendengar ucapan Anya. Ia tidak tahan lagi. Ia menarik Anya ke dalam pelukannya dengan paksa.

"Kau tetap milikku, Anya. Kau tidak akan bisa lari dariku," bisik Revan.

Anya meronta, berusaha melepaskan diri dari pelukan Revan. Tapi Revan memeluknya semakin erat.

"Lepaskan aku, Revan! Aku tidak mau!" teriak Anya, dengan putus asa.

Revan tidak menghiraukan teriakan Anya. Ia terus memeluknya dengan erat, seolah tidak ingin melepaskannya.

Sebelum Revan sempat melakukan apapun, Anya dengan gerakan tak terbaca memutar tubuhnya lalu menyikut perut Revan dengan kekuatan penuh menggunakan sikunya. Revan meringis kesakitan dan memegangi perutnya. Otomotif pelukannya terlepas.

Anya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia membuka pintu mobil dan berlari keluar sekuat tenaga. Ia berlari tanpa arah, hanya ingin menjauh dari Revan.

Revan berusaha mengejar Anya, tapi ia tidak bisa. Sikutan Anya cukup keras untuk membuatnya kesulitan bergerak. Ia hanya bisa menatap Anya yang berlari menjauh dengan tatapan marah dan terkejut.

"Sialan! Apa yang terjadi padanya?" gumam Revan, tidak percaya dengan kemampuan Anya sekarang.

Anya terus berlari, air matanya mengalir deras di pipinya. Ia merasa lega bisa melepaskan diri dari Revan, tapi ia juga takut Revan akan mengejarnya lagi.

Tanpa sepengetahuan Anya, Damian membuntuti mereka sejak dari mini market. Ia sangat khawatir dengan keadaan Anya dan tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya.

Benar saja, Damian melihat Anya berlari dari kejauhan dengan raut ketakutan di wajahnya. Tanpa ragu, ia mempercepat laju mobilnya dan menghampiri Anya.

"Anya! Masuklah!" seru Damian, membuka pintu mobil untuk Anya.

Anya menoleh dan mendapati Damian. Tanpa berpikir panjang, ia segera masuk ke dalam mobil Damian.

Damian melajukan mobilnya dengan cepat, menjauh dari tempat itu. Ia melirik Anya yang masih tersengal-sengal akibat berlari dan juga ada jejak air mata di sana.

"Apa yang terjadi?" tanya Damian dengan nada khawatir.

Anya hanya melirik sekilas lalu memalingkan wajahnya ke jendela ia engan untuk menjawabnya.

Damian yang mengerti akhirnya memilih diam ia mengerti jika Anya pasti masih syok, akibat pertemuan yang tidak di sangka-sangka dengan Revan.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Damian setelah Anya sekian lama berdiam diri, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memastikan keadaan Anya.

Anya mengangguk pelan, meskipun tubuhnya masih gemetar. "Terima kasih, Damian. Kau menyelamatkanku lagi dari Revan," ujarnya tulus.

Damian meraih tangan Anya dan menggenggamnya erat. "Aku akan selalu melindungimu, Anya. Kau tidak perlu takut."

Anya tersenyum tipis. Ia merasa aman dan nyaman berada di dekat Damian. Ia tahu, Damian adalah orang yang bisa ia andalkan saat ini.

.

.

Sementara itu, Revan masih berdiri di pinggir jalan dengan tatapan marah. Ia tidak menyangka Anya bisa melawan dirinya dan melarikan diri. Ia juga tidak menyangka Damian akan datang menyelamatkan Anya lagi.

"Sial! Aku tidak akan membiarkan ini terjadi!" geram Revan. Ia bertekad untuk mendapatkan Anya kembali, meskipun harus melakukan apapun.

Revan masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi. Ia bertekad untuk mengejar Anya dan Damian.

Damian melirik kaca spion, matanya memicing melihat mobil Revan yang melaju dengan kecepatan tinggi di belakang mereka. Rahangnya mengeras.

"Dia mengejar kita," gumam Damian, lebih pada dirinya sendiri.

Anya yang mendengar itu langsung menoleh ke belakang. Ia melihat mobil Revan semakin mendekat. Rasa takut kembali menghantuinya.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Anya, panik.

"Tenang, Anya. Percayakan padaku," jawab Damian, berusaha menenangkan Anya. Tangannya menggenggam erat kemudi, fokus sepenuhnya pada jalan di depan.

Damian meningkatkan kecepatan mobilnya. Ia menyusuri jalanan kota yang mulai ramai dengan lalu lintas. Ia dengan lihai menyalip mobil-mobil di depannya, mencari celah untuk menghindar dari kejaran Revan.

Revan tidak menyerah. Ia terus mengejar mobil Damian dengan kecepatan tinggi. Ia membunyikan klakson berkali-kali, berusaha memaksa Damian untuk menepi.

"Sial! Dia tidak akan menyerah," gerutu Revan, frustrasi. Ia semakin meningkatkan kecepatan mobilnya, berusaha mengejar Damian.

Aksi kejar-kejaran di jalan raya pun tak terhindarkan. Damian dengan lincah membelokkan mobilnya ke kanan dan ke kiri, menghindari tabrakan dengan mobil lain. Ia memanfaatkan setiap celah yang ada untuk menjauh dari Revan.

Revan terus berusaha mengejar Damian. Ia yang di kuasai amarah yang membara tidak peduli dengan keselamatan dirinya maupun orang lain. Ia hanya ingin menangkap Anya dan membawanya kembali.

"Damian, hati-hati!" teriak Anya, saat Damian nyaris menabrak sebuah truk.

Damian menginjak pedal gas lebih dalam. Ia memacu mobilnya secepat mungkin, meninggalkan Revan semakin jauh di belakang. Ia tahu, ia harus segera menjauh dari Revan sebelum terjadi hal yang lebih buruk pada Anya.

Bersambung ....

1
Rita
mulai penasaran yah
Rita
mengerti kekhawatiran Damian soalnya yg dihadapi berbahaya
Rita
lg bantuin nenek kakak Anya nya
Rita
untung ada yg nolong
Rita
milikmu tapi g dijaga layaknya pasangan yg disayang dicintai ini mlh bikin trauma
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏😄
Apriyanti
knp gak lgsg kamu ungkapin aja Damian KLO kamu mencintai Anya,,biar Anya gak salah paham,, lanjut thor 🙏
Rita
semoga berhasil lolos
Rita
sdh ditraining
Rita
istri atau boneka
Rita
duh Van kerjaan mu marah2 mulu awas meledak
Rita
jgn takut Anya lawan
Rita
firasat itu
Marsya
penyesalan Revan sudah terlambat
Rita
kmu sdh terlalu menyakiti
Rita
hayoloh
Marsya
semangat Thor karyanya sangat menarik,
Rita
tinggal ungkapin aja drpd salah paham lagian rumah tangga Anya sdh salah dr awal
Rita
ternyata sdh lama suka /mengagumi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!