Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XXIX
Ting..
📩
Jhon : [ Agatha.. boleh temui daddy di luar, ada yang ingin daddy sampaikan ]
Melihat isi pesan dari sang daddy Agatha pun bergegas menemui daddynya, ia khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk padanya.
Saat sampai di luar ia tak melihat siapa-siapa namun tak di duga seseorang membekap mulutnya dan menyeretnya pergi.
Handphone Agatha pun terjatuh di tempat ia berdiri sebelumnya namun ada tangan yang kemudian mengambilnya.
“Siapa kalian?” Tanya Agatha dengan marah setelah masuk ke dalam kamar yang remang-remang
“Cepat buka mulutnya” ucap seorang wanita
Pria yang membekapnya tadi memaksanya membuka mulut lalu wanita itu menuangkan minuman ke dalam mulutnya.
Agatha terus memberontak namun cengkeraman pria itu sangat kuat membuatnya kesakitan.
“Lepaskan..” teriak Agatha setelah minuman itu habis diminumnya
“Minuman apa yang kamu berikan padaku”
“Tenang saja.. sebentar lagi kamu akan menikmati surga dunia”
Agatha yang tidak mengerti apa yang dimaksud oleh wanita itu pun tidak memperdulikannya lagi, ia terus memberontak.
“Mengapa kamu menyekapku”
“Kamu mau tau alasannya?”
Agatha diam dan menatap asal suara itu berada.
“Muka kamu jelek yah sampai tidak ingin di kenali?” Ucap Agatha
“Sialan kamu”
Plakk..
Pipi Agatha seketika terasa panas, Agatha mengepalkan tangannya.
Agatha menarik baju wanita itu lalu wanita itu pun terjatuh di kasur. Ia naik di atas wanita itu dan menc•kiknya.
“Ukhuukk, lepaskan jalang”
Lalu pria yang bersama wanita itu langsung memeluk Agatha dan menggendongnya.
“Lakukan sepuas mu dan jangan lupa rekam” geram wanita itu lalu pergi
Seorang pria tua berumur 50 tahun lebih masuk dan tersenyum mes•m menatap Agatha..
“Sialan kalian..” geram Agatha
“Waktunya kita bersenang-senang”
Wanita itu pun keluar bersama pria yang membekap Agatha dan meninggalkan Agatha bersama pria tua itu di dalam kamar.
Agatha yang ingin lari langsung di tangkap oleh pria itu dan melemparnya ke kasur.
“Jangan sentuh aku”
“Diam dan jangan memberontak”
“Aku akan membayarmu 10 kali lipat dari bayaran wanita tadi” tawar Agatha
“Hahah.. aku tidak butuh uangmu lagi pula aku akan mendapatkan kepe•awananmu”
“Sialan.. siapa yang berani melakukan ini, tidak akan ku biarkan”
Tak lama kemudian badannya tiba-tiba terasa panas, ia mengipas lehernya dengan tangan namun sama sekali tidak membantu.
“Apa kamu merasa panas?” Tanya pria itu dengan senyum penuh nafs•
Agatha semakin gelisah, ia tidak tau apa yang terjadi pada tubuhnya.
“Daddy tolong..”
“Sini aku bantu membuka pakaian mu”
“Mommy..”
Air matanya yang mengalir menandakan ia takut dan tidak tau harus bagaimana.
“Jang-han sehntuhh akhhuu” suara Agatha yang diiringi desahan tak mampu ia tahan
“Tidak usah jual mahal”
“Kak Ars..”
Walaupun tubuhnya sudah tidak bisa dikendalikan tetapi kesadarannya masih ada walaupun sedikit.
Klik..
Suara pintu terbuka pria tua yang bersama Agatha menoleh ke arah pintu.
“Kamu siapa, masuk kamar orang sembarangan”
Arslan yang sudah diambang batas kesabaran itu pun langsung mengajar pria itu membabi buta.
“Arrgghh..”
“Hentikan..” teriak pria tua itu
Buukk..
Bakk..
Gubrakk..
Setelah pria itu tidak sadarkan diri Arslan baru menghentikan serangannya.
“Kak Ars”
Seketika Arslan sadar kalau Agatha sudah memanggilnya sedari tadi. Ia pun menghampiri Agatha dan menggendongnya.
Dengan pandangan yang kabur juga suara yang samar-samar terdengar Agatha menebak bahwa itu adalah Arslan.
“Bawa pria itu ke gedung merah lalu kurung” ucap Arslan pada bodyguard
Para bodyguard itu pun segera mengangkat pria itu dan menerbangkannya dengan helikopter lalu membawanya ke gedung merah tempat pengeksekusian.
Karena ia khawatir dengan keadaan Agatha tanpa pikir panjang Arslan membawa Agatha ke kamarnya.
“Ahhsss..”
“Euugghh..” desa•an Agatha terus keluar
Arslan yang berusaha menahan gejolak di bawah sana akibat suara desahan yang keluar dari mulut Agatha. Yang tidak bisa Arslan tahan ketika Agatha menggigit bibirnya.
Saat itu juga sesuatu terasa sesak di dalam celananya. Arslan berusaha membuang pikiran kotornya itu namun tindakan Agatha yang meraba lehernya kembali meruntuhkan usahanya.
\~\~
“Sayang apa kamu sudah baikan” tanya Jhon
Jhon yang baru saja keluar dari walk in closet itu berjalan ke arah Wanda.
“Sudah agak mendingan sayang” jawab Wanda dengan lemas
“Kamu sudah minum obat kan?”
“Sudah sayang, bagaimana pestanya.. maaf yah aku tidak bisa temani kamu sampai selesai”
“Syuutt tidak apa-apa sayang kamu kan lagi hamil jadi harus banyak istirahat”
Jhon pun mendekati sang istri di kasur untuk beristirahat. Namun ia merasa heran karena ruangan itu terasa dingin tapi Wanda justru berkeringat.
“Kamu kepanasan sayang?”
“Eh..ah tidak sayang”
Wanda pun membersihkan keringat yang ada di dahi dan lehernya namun tak sengaja kerah bajunya tersingkap.
“Kamu alergi sayang?” Tanya Jhon cemas sambil memegang kemerahan di leher Wanda
“Ahh ti-iya sayang” jawab Wanda terbata sambil menghindari tangan Jhon
“Kamu makan apa.. kenapa bisa merah begini?”
“Jeky sialan” batin Wanda
“Aku sudah minum obat sayang, jangan khawatir lebih baik kita istirahat”
Mereka pun mulai tidur dan masuk ke dalam mimpi. Ralat bukan mereka berdua melainkan hanya Jhon.
Ting..
📩
Dita : [ Bunda apa daddy sudah tidur? ]
Wanda : [ Sudah, apa rencana kalian lancar? ]
Dita : [ Lancar, wanita itu mengatakan dia sudah menculiknya ]
Wanda : [ Bagus sekali, besok pagi akan menjadi tontonan menarik ]
Tok..
Suara ketukan dari luar kamar terdengar segera Wanda pun membuka pintu itu, terlihat Dita yang berdiri sambil tersenyum memberikan sesuatu pada Wanda.
Setelah itu Dita kembali ke kamarnya dan Wanda juga masuk lalu menutup pintu itu setelah itu ia pun tidur dengan senyum di wajahnya.
\~\~
Setelah masuk ke dalam kamar, Arslan langsung membaringkan Agatha di atas kasurnya namun Agatha tidak melepaskan tangannya dari leher Arslan.
“Kak Arshhh”
“Shakithh”
Arslan yang tidak tega melihat Agatha begitu tersiksa tapi ia tidak mungkin melakukannya.
Posisi Arslan yang berdiri sambil menunduk dengan tangan yang menjadi tumpuannya di samping kiri kanan Agatha di atas kasur dan Agatha yang duduk di atas kasur sambil mengalungkan lengannya di leher Arslan.
Tanpa di duga Agatha menci•m Arslan dengan pelan bibir mereka mulai terbuka dan saling menyesap.
Terasa kaku..
Semakin lama..
Terasa manis..
“Apa ini cium•n pertamamu?”
Agatha masih setengah sadar dan mendengar pertanyaan Arslan, ia pun mengangguk tanda membenarkannya.
Senyum Arslan mengembang mengetahui bahwa dirinya adalah orang yang mengambil ci•man pertama Agatha begitupun sebaliknya.
“Ehmhhh..”
Suara decapan terdengar kembali dan semakin nyaring di dalam kamar itu. Tangan Arslan mengepal kuat menahan gejolak dalam dirinya.
“Ahhahhh”
Namun ia tidak ingin menyudahi ciu•an itu, sulit menyangkal bahwa dirinya juga menyukai bibir lembut Agatha.
“Euugghhh”
Tangan nakal Agatha sudah masuk ke dalam baju Arslan dan meraba dengan pelan dari dada turun ke perut six-packnya.
Arslan langsung menggigit kecil bibir Agatha agar ia tidak hilang kendali namun ia salah sangka.
“Engghhh”
Bukannya berhenti, justru Agatha semakin berani, kancing celana Arslan yang sudah Agatha buka dan kini Agatha ingin membuka resleting celananya.
Arslan langsung menahan tangan Agatha, namun Agatha kembali ingin membuka dengan tangan yang satunya dan kembali Arslan menahannya dengan tangan yang lainnya.
“Sialan..” Arslan merutuki dirinya yang susah payah menahan diri.
Agatha yang menarik tangannya membuatnya jatuh dan posisi mereka menjadi semakin intim dengan Agatha berada di bawah Arslan.
Saat Agatha ingin menci•m kembali Arslan, dengan cepat Arslan menggendongnya ke bathub dan mengisinya dengan air dingin.
“Huffttt” helaan napas Arslan legah karena ia juga berhenti berperang melawan nafs•nya
Agatha pun merasa sedikit mendingan, panas yang ada ditubuhnya sedikit terobati. Arslan terus menemani dan menjaga Agatha.
Setelah berendam di air dingin selama satu setengah jam keadaan Agatha pun sudah membaik tetapi ia mengalami kelelahan dan demam.
Karena ini sudah waktu jam 3 subuh Arslan tidak mungkin memanggil pelayan. Mau tidak mau ia pun membuka pakaian basah Agatha
Saat membuka pakaian dal•mnya, Arslan menutup tubuh Agatha dengan selimut lalu memiringkannya dan membuka pengait yang ada di belakang lalu melepaskannya tanpa melihat isinya.
Begitu juga dengan celana dal•mnya ia menarik dari samping hingga celana itu terlepas. Karena dikamarnya tidak ada pakaian wanita ia pun mengambil kemeja putihnya dan memakaikan tanpa pakaian dal•m lalu menyelimutinya.
To be continued..
Terimakasih sudah mampir yah 🥰
Yuhuuu like dan komennya jangan ketinggalan yah 🫰🏻
