Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25. Terima
Jenazah Pak Alan dibawa kerumah sakit, dan kasus kecelakaan ini sudah ditangani polisi, orang yang menabrak dilepaskan setelah melakukan beberapa pemeriksaan.
Menurut saksi mata, orang yang menabrak Pak Alan tidak bersalah, tapi Pak Alan sendiri yang menyeberang jalan tidak lihat kiri kanan, dia langsung saja menyeberang.
Walaupun begitu, orang yang menabraknya tetap membayar sebagai bentuk pemakaman, namun pihak polisi dan rumah sakit menunda pemakaman Pak Alan, karena mereka harus menunggu keluarga Pak Alan.
Namun sampai saat ini belum ada satupun keluarga Pak Alan yang datang kerumah sakit.
Pak Alan bukan tidak memiliki keluarga, dia punya putri dan juga istri, tapi putrinya yang bernama Ayu sudah dijual, dan Ayu juga tidak tau kalau Papanya sudah meninggal.
Apa lagi Bu Martha, wanita paruh baya itu juga tidak tau kalau Pak Alan meninggal, karena Bu Martha sudah di usir oleh Pak Alan dan ruang Bu Martha juga dijual.
***
Beberapa hari sudah berlalu, jenazah Pak Alan masih dirumah sakit, tapi tidak ada satupun keluarga yang datang, dengan terpaksa jenazah Pak Alan dikebumikan oleh pihak rumah sakit dan juga polisi.
Di apartemen, Agus dan Ayu semakin dekat, keduanya tidak ada kecanggungan lagi, Agus sudah menaruh hati pada Ayu, begitu juga Ayu, dia juga diam-diam menyukai Agus, namun Ayu menyembunyikan semua rasa, karena dia sadar siapa dirinya.
Ayu merasa dirinya tidak pantas untuk Agus, Ayu hanya wanita miskin, anak dari seorang penjudi dan pemabuk, sungguh tidak pantas untuk lelaki sebaik Agus.
Hari ini Agus tidak bisa lagi menahan rasa dihatinya untuk Ayu, Agus sudah jatuh cinta pada gadis yang sudah lebih satu Minggu bersamanya.
"Kak Agus tidak pergi kerja ?" tanya Ayu yang baru keluar dari kamarnya. Ayu sudah satu Minggu lebih tidak keluar apartemen, dia takut kalau orang yang membelinya dan juga juragan Sofyan masih mencarinya.
"Tidak, hari ini kan hari Minggu, apa kamu tidak ada niat keluar, apa gak bosan di apartemen terus ?" tanya Agus heran karena melihat Ayu begitu betah berada di apartemen tanpa keluar atau jalan-jalan.
Agus jatuh cinta pada Ayu karena Ayu terlihat baik, dan patuh, gadis itu juga betah di apartemen, tidak seperti gadis lain yang seusia Ayu.
Karena seusia Ayu sudah pasti akan senang jalan-jalan atau nongkrong sama teman-temannya.
"Tidak kak, aku lebih suka di apartemen, lagian aku juga gak pernah jalan-jalan, kalaupun aku keluar, tidak tau harus kemana." Jawab Ayu.
Agus mengangguk, dia semakin mengagumi Ayu, gadis baik dan ramah.
"Ayu, apa boleh aku bertanya sesuatu ?" tanya Agus sembari menatap Ayu untuk melihat ekspresi wajah Ayu.
"Boleh kak, emangnya kak Agus mau tanya apa ?" Jawab Ayu juga menatap wajah Agus.
"Apa kamu sebelum ini tidak punya pacar atau apa gitu ?" tanya Agus memulai obrolan serius dengan Ayu.
Ayu menggeleng, karena benar Ayu tidak punya pacar dan juga emang yang dia suka, yang Ayu suka saat ini adalah Agus.
"Apakah tidak ada orang yang kamu suka gitu ?" tanya Agus lagi, Agus hanya ingin tau karena dia juga menyukai Ayu.
"Sebenarnya ada sih kak, dia lelaki yang sangat baik, tapi itu tidak mungkin, aku hanya gadis sederhana, miskin, tidak mungkin lelaki itu suka sama Ayu, akan lebih baik rasa itu aku buang jauh-jauh." Jawab Ayu dengan senyuman yang terukir dibibirnya.
"Kamu itu cantik dan baik, sudah pasti banyak yang akan suka dan jatuh cinta padamu." Ujar Agus lagi.
"Lagi pula, hidup miskin tidak berarti kamu tidak pantas dicintai." Jawab Agus, dia sebenarnya ingin mengatakan perasannya pada Ayu, tapi Agus harus bertanya dulu karena Agus tidak mau merusak hubungan Ayu dengan pacarnya andai Ayu punya pacar.
"Tidak mungkin kak, jaman sekarang, kasta yang pertama kali dilihat, soal cantik belakangan." Jawab Ayu.
"Tidak semua seperti itu, gimana kalau ada seseorang yang suka sama kamu dan ingin mengajak kamu menikah, dan selain itu lelaki itu tidak membedakan miskin dan kaya.
"Tidak mungkin ada kak, itu mustahil." Ujar Ayu sadar diri.
"Ada, pasti ada, kamu jangan pesimis, miskin dan kaya Dimata Tuhan kita semua sama, yang beda hanyalah perangai kita." Ujar Agus bijak.
"Kalau kak Agus bilang ada, dimana, aku ingin menciumnya, sebagai ucapan terimakasih karena sudah menyukai ku." Jawab Ayu bercanda karena dia yakin tidak ada yang suka padanya.
"Aku, akulah orangnya, aku jatuh cinta padamu, jujur, seminggu lebih kita bersama, aku merasa nyaman dan tenang, aku jatuh cinta padamu." Agus mencoba memberitahu Ayu.
"Hahaha, kak Agus jangan bercanda, mana mungkin kak Agus suka sama Ayu, kita sangat jauh berbeda." Ayu tertawa karena menganggap Agus bercanda.
"Aku tidak bercanda, aku serius, aku bukan saja jatuh cinta, tapi aku tak ingin mengajak kamu menikah." Agus terus terang.
Ayu terdiam, dia masih ragu, apakah benar yang keluar dari mulut Agus tadi.
"Kenapa diam, apa kamu tidak mau, apa kamu tidak merasa kalau aku jatuh cinta padamu ?" tanya Agus serius.
"Kak Agus serius, kalau kak Agus suka sama Ayu, kak Agus akan menyesal, aku bukan gadis baik." Ujar Ayu menunduk malu.
"Aku tidak memandang kamu miskin, aku jatuh cinta padamu, dan aku ingin tau apa jawabanmu." Ujar Agus.
Ayu menelan salivanya, dia tidak tau harus menjawab apa, jujur hatinya senang dan berbunga, ternyata bukan hanya dia yang menyimpan perasaan, tetapi Agus juga sama.
Tapi Ayu masih ragu, benarkah Agus menerimanya tidak memandang kasta, rasanya Ayu tidak percaya.
"Kenapa, apa kamu tidak mau menjadi istriku, apa kamu tidak punya rasa sedikitpun untukku ?" Agus lagi karena melihat Ayu hanya diam.
"Bukan seperti itu, jujur aku juga suka sama kak Agus, tapi--"
"Tapi apa, apa karena kamu miskin, merasa gak pantas, dengar baik-baik, aku jatuh cinta padamu bukan karena dirimu, dan aku tidak penting kamu miskin atau kaya, ku harap kamu mengerti "
Ayu mengangguk, dia tidak sanggup menjawab dengan lisan, hatinya senang, namun juga sedih, ternyata masih ada lelaki sebaik dan setampan Agus yang mencintai tanpa memandang status.
"Kenapa hanya mengangguk, jawab aja, apa kamu mau ?" tanya Agus lagi ingin mendengar secara lisan kata-kata yang keluar dari mulut Ayu.
"Iya kak, aku mau." Akhirnya Ayu menjawab secara lisan. Bibir Agus menyebar senyum hatinya senang, karena Ayu menerima dirinya, cintanya ternyata terbalas tidak bertepuk sebelah tangan.
Agus segera menggenggam tangan Ayu, dan mengucap terimakasih karena sudah mau menerimanya.
"Tadi kamu bilang, kamu akan mencium lelaki yang menyukaimu, aku mau lihat apa kamu seberani itu." Agus sengaja menggoda.
"Sial kenapa pula aku berkata seperti itu." Ayu mengumpat dirinya yang sudah berkata akan mencium lelaki yang menyukainya.
Agus menepuk-nepuk pipinya menunggu Ayu menciumnya.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣