NovelToon NovelToon
Rahasia Kuil Naga

Rahasia Kuil Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Epik Petualangan
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lien Machan

Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.

Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.

Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.

Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29

Bab 29~Bertemu ahli racun.

Zhang Yuze mengangkat kedua tangan ketika Feng Chen menghunus pedang ke arahnya sambil bertanya ketus.

"Apa kau mengenal keluarga Zhang?!" Feng Chen mengulang pertanyaan.

Helaan napas terdengar lega. Zhang Yuze pikir jika Feng Chen mengenali dirinya sebagai keluarga Zhang. Dilihat dari sikap ketusnya, ia yakin jika pria paruh baya tersebut memiliki masalah yang belum selesai dengan keluarga itu.

"Saat ini aku memang tinggal di Desa Changming tapi aku berasal dari Desa Xiang. Jadi, aku tak terlalu mengenal keluarga Zhang. Ya, begitu." Ia tertawa hambar.

Zhang Yuze tidak berbohong. Lagipula dirinya memang dilahirkan dan dibesarkan di desa Xiang, di tempat ibunya. Walaupun sang ayah berasal dari desa Changming, tapi Zhang Yuze jarang dibawa ke sana dan ketika dirinya membawa sang ibu untuk dititipkan di kediaman Zhang, itu kali pertama dirinya menginjakkan kaki di rumah keluarga mendiang ayahnya.

Feng Chen terus menyelidik, mencari kejujuran dalam perkataan Zhang Yuze. "Kau mengenal Tetua Zhang?" tanyanya lagi.

Sejenak ia terdiam sebelum menjawab. "Aku tidak terlalu mengenalnya, Tuan. Lagipula orang sepertinya sulit untuk ditemui," sahutnya. Walaupun dirinya adalah keturunan langsung dari keluarga Zhang, tapi ia benar-benar tidak mengenal mereka terutama sifatnya.

Zhang Yuze jadi teringat perlakuan buruk sang kakek yang dengan tega menjadikan ibunya tawanan karena kegagalan dirinya. Ia harus membayar hutang budi atas perawatan yang ibunya terima selama di keluarga Zhang.

Tak terasa giginya gemertak seiring tangan yang terkepal. Emosi Zhang Yuze terpancing mengingat perlakuan kakeknya itu.

Feng Chen yang tak sengaja melihat pun mendadak tercenung. Mengapa dia terlihat marah ketika disinggung soal tetua Zhang? batinnya penasaran.

"Nak, ada apa? Mengapa kau terlihat emosi?!" Ia mencoba bersikap ramah.

Wajah Zhang Yuze menunduk dalam lalu meraup wajahnya pelan sambil berkata, "Ibuku ditahan olehnya."

"Apa? Mengapa Ibumu ditahan oleh Tetua Zhang? Apa kau melakukan kesalahan? Ataukah dia menginginkan sesuatu darimu?!" seberondong pertanyaan terlontar begitu saja.

"Anda benar, Tuan. Tetua Zhang menginginkan sesuatu dariku,"

Feng Chen berseru. "Sudah kuduga. Jadi, apa yang diinginkan pria tua itu darimu?!"

Zhang Yuze tersenyum kecil. "Ah, maafkan aku, Tuan! Itu urusan pribadi,"

Alasannya dapat dimengerti. Tidak seharusnya juga Feng Chen ikut campur masalah pribadi orang yang baru ditemuinya.

"Ke mana tujuanmu, anak muda?" Feng Chen mengalihkan pembicaraan.

Tidak mungkin Zhang Yuze mengatakan dirinya akan kembali ke Kuil Naga sebab tempat itu masih harus dirahasiakan dari dunia luar termasuk keluarganya sendiri.

Apalagi Feng Chen adalah orang yang baru ditemuinya, sudah pasti sikap dan sifatnya belum diketahui jelas oleh Zhang Yuze sehingga ia harus mewaspadai setiap gerak-gerik pria paruh baya tersebut.

"Aku hendak mencari penawar racun untuk temanku," Itu jawaban yang lebih baik tanpa mengungkap kebenaran.

"Temanmu terkena racun? Seberapa parah lukanya?"

Zhang Yuze pun menceritakan kejadian yang menimpa Tie Chie dan luka yang didapatnya akibat penyerangan kelima kultivator.

Feng Chen menyimak cerita dengan seksama tanpa terlewat sedikitpun. Ia terlihat mengangguk-angguk mencoba memahami situasi saat itu.

"Jika kau mau, aku akan mengajakmu ke suatu tempat untuk menemui temanku. Dia ahli racun terhebat di Bandao,"

Mata Zhang Yuze berbinar mendengar ucapan Feng Chen tentang temannya yang seorang ahli racun. Jika benar seperti itu maka Tie Chie bisa disembuhkan dengan mudah.

Walaupun sudah mengkonsumsi pil penyembuh buatan Ming Ji yang dibawa olehnya, nyatanya kondisi tubuh Tie Chie masih belum pulih sepenuhnya. Mungkin dengan bantuan teman Feng Chen maka nyawa Tie Chie bisa diselamatkan.

"Apa Tuan tidak keberatan menolong diriku? Bagaimana dengan bayarannya? Aku tidak memiliki uang yang cukup untuk__"

"Kau pikir aku menolong demi uang? Hei anak muda, aku tidak sejahat itu untuk memeras orang yang sedang kesusahan!" pungkas Feng Chen.

Zhang Yuze cukup lega mendengar perkataan Feng Chen. Ternyata pria paruh baya itu memang benar-benar baik dan tulus menolongnya.

Keduanya berjalan sambil berbincang kecil sampai tiba di tempat yang dimaksud.

Sebuah goa yang berada tepat di bawah gunung Yusan menjadi tempat tinggal seorang ahli racun bernama Duyao.

"Kau datang terlambat, anak muda," desis Duyao, suaranya serak seperti batu yang bergesekan. Mata merahnya menatap dalam Zhang Yuze yang sedari tadi terlihat cemas. "Racun ini sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, bahkan__"

"Bagaimana kau bisa memastikannya jika belum melihatnya? Dia__" Tak habis pikir dengan cara pengobatan Duyao.

Bagaimana dia bisa tahu hanya mendengar dari cerita Zhang Yuze tanpa melihat langsung pasien yang terkena efek racun mematikan itu? Bukankah dia harus melihat kondisinya terlebih dahulu sebelum memutuskan apa bisa ditolong atau tidak?

"Kau meremehkan kemampuanku, Nak. Hanya dari ceritamu saja aku sudah tahu bahwa binatang spirit milikmu itu sudah tidak bisa tertolong lagi."

Zhang Yuze mengepalkan tangan hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Bahkan raut wajahnya terlihat dingin tak bersahabat. "Jangan bicara omong kosong! Kau adalah ahli racun terhebat di Bandao ini, jadi kau pasti tahu penawarnya."

Melihat reaksi Zhang Yuze, Duyao seketika tertawa lepas. Tak pernah ia melihat ada seseorang yang begitu menyayangi binatang spirit dan memperlakukannya dengan baik seperti Zhang Yuze.

"Kau memang penuh kasih ya, anak muda. Baiklah, jika kau ingin aku menyembuhkan binatang spiritmu, maka kau harus bertarung melawanku. Buktikan padaku bahwa kau layak menerima penawar racun bunga Yipinhong!" tantang Duyao sambil menggerakkan tangan.

"Kau ...?"

Feng Chen menepuk pundak Duyao. "Cukup kawan! Aku datang ke sini karena percaya padamu," cetusnya kemudian.

"Jika kau percaya padaku maka percayalah sampai mati, Feng."

"Tapi ...?""

Tanpa aba-aba Duyao menyerang Zhang Yuze untuk membuatnya menyerah, tapi ia tak tahu jika pemuda tersebut memiliki tekad yang kuat.

Wush ...

Tap ... Tapp ...

Slash ...

Zhang Yuze menghindar ketika Duyao memberikan serangan bertubi ke arahnya.

Set ... Set ...

Pergerakannya sungguh lincah.

Duakkkk

Pertarungan berlangsung sengit dan panjang sampai Duyao terhuyung mundur, dadanya sesak setelah Zhang Yuze memukulnya tanpa ragu.

"Sial... kekuatan ini..."

Zhang Yuze berdiri sambil menatapnya dingin. "Bagaimana, Tuan? Apa kau masih mau bertarung denganku?!" Terlihat sorot amarah yang terpancar dari matanya.

Duyao melirik Feng Chen yang sedari tadi menyaksikan pertarungan mereka sebelum memutuskan. Sepertinya pria paruh baya itu meminta pendapat pada temannya selaku yang membawa Zhang Yuze ke tempat tersebut.

Feng Chen mengangguk.

"Baiklah, aku akan mengobati luka temanmu itu. Mari kita lihat, seberapa luas penyebaran racunnya!"

Mendengar persetujuan Duyao membuat hati Zhang Yuze senang bukan kepalang karena sebentar lagi Tie Chie bisa disembuhkan.

Tanpa ragu lagi, ia pun mengeluarkan Tie Chie dari ruang penyimpanan agar bisa dilihat oleh Duyao dan Feng Chen.

Wuuuuuuuusssshhhh

Ketika sang harimau putih itu muncul, kedua pria paruh baya tersebut pun terlonjak kaget sebab tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"I-Ini ...Tie Chie sang penjaga wilayah selatan?!"

Zhang Yuze mengangguk sambil tersenyum. "Benar. Bagaimana Tuan, apa kau bisa menyembuhkan luka temanku ini?"

Duyao terduduk lemas. "Astaga! Kupikir hanya binatang spirit biasa, ternyata sang legenda!"

...Bersambung ......

1
Mamat Stone
Sehat dan sukses selalu Thor
Mamat Stone
moga semuanya lekas baikan, tetap semangat dan jaga kesehatan Thor
Mamat Stone
👍⭐⭐⭐👍
Mamat Stone
tetap semangat Thor 💪
Mamat Stone
sukses selalu Thor
Mamat Stone
🤩🤩
Arif Hermansyah
smga cpt sembuh ibunya othornya juga sehat
Be___Mei
Kok sedih sihhh. Yuze anak solehhhh, cepat kembali ya nak. Tidur emang enak, tapi pura2 tidur tu nggak mudah. Takut emakmu ketahuan sama kakek durjana itu
Be___Mei
Buset, memantu sendiri mau dihabisin. Gimana kalau ente dulu yang dihabisin? Udah bau tanah juga!
Be___Mei
Lahhh, nape bukan ente yang pergiii?? Ihhh minta disantet ini orang!
Be___Mei
lahhh, ape nih?
y@y@
⭐👍🏻👍🏾👍🏻⭐
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Mamat Stone
/Smirk//Joyful/
Mamat Stone
/Casual//CoolGuy/
Elisabeth Ratna Susanti
insting memang tak pernah bohong
Mamat Stone
sukses selalu Thor 👍
Mamat Stone
sehat selalu Thor 👍
Mamat Stone
jaga kesehatan Thor 👍
Mamat Stone
tetap semangat Thor 💪🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!