NovelToon NovelToon
Terima Kasih "Teman"?

Terima Kasih "Teman"?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bintang Arsyila

Shafa dan Juna. Dua manusia yang menamai hubungan mereka sebatas kata "teman".
Namun jauh di lubuk hati terdalam mereka, ada rasa lain yang tumbuh seiring berjalannya waktu dan segala macam ujian kehidupan.
cerita pertama aku..semoga kalian suka yah. see yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Arsyila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 29

"permisi..atas nama pak Faiz?" seorang kurir dari sebuah restoran tampak menyerahkan goodie bag ke bagian kasir yang saat ini lumayan ramai.

"oh iya..makasih pak" ucap Dea menerima paket tersebut

"Shafa..tolong ke atas dong. Buat bos" lanjut Dea ketika Shafa mendekat ke arahnya.

"oh..oke" Shafa menerima paket tersebut dan langsung beranjak ke lantai atas. Sedikit gugup karena hari ini ia belum menampakan diri di depan bosnya.

"huh...tenang" gumamnya ketika sampai di depan pintu ruangan Faiz.

Pintu ia ketuk dua kali, sedikit menunggu karena Faiz tidak segera membuka pintunya

"maaf bos..ada gofood" ucapnya kemudian dibalik pintu yang masih tertutup

menunggu beberapa detik, pintu tersebut terbuka. Faiz menatap Shafa sedikit lama, namun kemudian beralih ke goodie bag di tangan Shafa.

"gofood nya bos" ucap Shafa menyerahkan goodie bag tersebut ke tangan Faiz.

"makasih" jawab Faiz

"aku permisi kerja lagi" Shafa baru akan berbalik sebelum Faiz memanggil namanya

"Shafa..."

Menaikkan alisnya, Shafa terdiam menunggu Faiz melanjutkan ucapannya

"kamu baik baik aja kan?" tanya Faiz kemudian

"hm? Aku...aku baik"

terlihat Faiz akan membuka mulutnya untuk kembali berucap, namun dia urungkan. Hanya anggukan kepala yang dia berikan pada Shafa dan kembali ke ruangannya seraya menutup pintu.

Menghela nafas lega, Shafa buru buru kembali ke lantai bawah.

"ceweknya si bos masih di atas?" tanya Rossa ketika Shafa sampai di pantry

"gak tau.." jawab Shafa jujur

"ck...tadi kan Lo ke atas"

"ya emang beneran gak tau. Orang si bos cuma ngambil gofood nya depan pintu. Aku nya gak masuk. jadi gak tau!!"

"abis kangen kangenan kali ya,jadi lapar...hehehe" sambung Rossa

"yaudah waktunya makan malam juga sih kak.." balas Shafa

"iya juga...sibuk kerja sih kita ya, jadi gak inget waktu. Tumben banget weekday gini rame banget nih cafe.."

"ka Oca belum makan?" tanya Shafa

"udah tadi Maghrib. Mumpung agak kosong tadi. Lo belum ya? Makan dulu sana, urusan dapur sama di depan biar gue handle.." ucap Rossa sedikit mendorong Shafa untuk pergi makan di lokernya.

Shafa berjalan ke arah lokernya untuk makan. sembari menyuapi bekal makannya, Shafa membuka ponselnya yang seharian ini sama sekali tidak ia pegang. Terdapat beberapa chat dari Juna yang mengabari kalau dia sudah pulang dari kampus.

Shafa tersenyum melihat isi chat dari pacarnya itu, namun senyumnya perlahan hilang karena sebuah pesan dari ibu Juna.

terlihat sebuah undangan online terkait acara pertunangan Juna. Acara itu akan diselenggarakan Minggu ini di tempat dekat Juna berkuliah.

sedikit menghela nafas dengan perasaan bersalah karena dirinya yang mau saja menerima permintaan gila dari Juna. Shafa tahu ia salah. Ia sadar akan hal itu. Namun melihat ketulusan dan kejujuran Juna tentang perasaannya, membuat Shafa enggan menolak permintaan itu.

Shafa kembali menggulir pesan lain, yakni dari David yang menanyakan perihal undangan pertunangan Juna.

Tak lama ponselnya berdering, David meneleponnya ketika mengetahui pesannya telah dibaca oleh Shafa.

"Lo udah terima undangannya? Mau barengan kesananya sama gue dan Maya?" tanpa basa-basi David bertanya

"hm udah..gak tau. Takut bentrok sama kerjaan" Shafa menjawab dengan pelan.

"lemes banget kedengerannya nih. Takut sakit hati ya Lo Junanya mau jadi milik cewek lain.." goda David

"apa sih..orang dia udah jadi milik gue" ucap Shafa tanpa sadar

"hah? Maksud Lo?"

"hm..apa?" Shafa membelalakkan matanya karena ucapannya barusan

"Juna udah jadi milik Lo?" ulang David

"hah...eh eng...enggak. Salah denger Lo!" bantah Shafa

"gak usah boongin gue. Kuping gue masih normal ya.! Jelasin apa maksudnya tuh..Lo berdua...?" David menggantung pertanyaannya

"apa?" Shafa mencoba menghindar dari pertanyaan David.

"gue ke tempat kerja Lo ya sama Maya"

"dih ngapain? Gak ada kerjaan Lo samperin gue Mulu.." ucap Shafa sedikit sewot

"emang!!"

"ish...udah ah gue mau kerja lagi. Babay" Shafa segera mematikan sambungan telponnya. Dengan mulut kembali menyuapi makanannya, Shafa sesekali memukul pelan kepalanya. ia masih belum siap menceritakan keadaannya dengan Juna pada David.

di tempat lain

"Juna..besok kita fitting baju buat acara nanti ya" ucap Nadia yang malam ini sengaja datang ke pintu kosan Juna

"dimana?" jawab Juna seadanya

"di tempat kenalan ibu aku"

"oke"

"kamu udah ngasih undangan ke teman kamu kan? Mereka mau datang?" Nadia masih mencoba berinteraksi lebih banyak dengan Juna.

"gak tau. Urusan ibu"

Nadia menganggukan kepalanya, sedikit terdiam karena memikirkan apalagi yang akan ia ucapkan pada Juna agar pembicaraan ini jangan dulu selesai.

"aku juga udah ngundang teman aku. Gak banyak sih, karena acaranya mau kaya intimate gitu. cuma teman dekat sama keluarga inti aja yang datang. Oh iya, besok juga sekalian buat nyari cincin ya..kamu sukanya yang kayak gimana? Gold atau diamond?"

"terserah kamu. Cewek lebih bisa milih perhiasan kan?"

"hmm..oke. Jangan protes ya sama pilihan aku" Nadia sedikit menggoda Juna dengan senyum seceria mungkin. Namun Juna hanya membalasnya dengan senyum tipis, hanya demi menghargai Nadia.

"yaudah..aku balik ke kamar ya." Nadia terpaksa pamit karena melihat Juna yang masih dingin terhadapnya.

"oiya satu lagi...aku pengen ini jadi acara pertunangan yang berkesan buat aku. Jadi tolong kerjasama nya ya. Jangan kecewain aku, apalagi orang tua aku. Cukup ayah kamu aja." lanjut Nadia setenang mungkin

"bye..."

Juna sedikit terkesiap dengan ucapan Nadia, rahangnya mengeras mendengar itu. dengan segera Juna menutup pintu setelah menatap Nadia yang kembali ke kamarnya di bawah.

Juna menghempaskan tubuhnya ke kasur dan menutup wajahnya dengan lengan. Amarah tiba tiba bergejolak, dia tidak tahu harus melampiaskannya kemana. Hanya kepalan tangan kuat yang mampu dia tunjukkan.

Ponsel di meja belajarnya berdering, menandakan ada sebuah pesan masuk. Dia bangun dan membuka pesan tersebut yang ternyata dari Shafa. Dia tersenyum dan perasaan hangat sedikit mengaburkan amarahnya.

"aku lagi makan. Baru sempet pegang hape. Pulang nanti aku kabarin lagi."

"semangat kerjanya. Love you" balasan yang Juna kirim untuk Shafa

Pada pukul 9 malam, Faiz dan Laras terlihat keluar ruangan dan akan pergi meninggalkan cafe.

"kalau gue lama, kunci aja." pamit Faiz pada Irfan. Sedikit melirik ke arah Shafa yang sedang membersihkan meja, Faiz kembali berjalan keluar dengan di ikuti Laras.

"setelah dipikir pikir, muka ceweknya si bos kayak gak asing" ucap Rossa

"yang ada di instagramnya bos gak sih?" timpal Shafa yang juga sekarang melihat langsung cewek yang dari tadi jadi bahan perbincangan teman temannya.

"oiya....bener..!! agak beda sama yang di foto karena sekarang lagi hamil kali ya.." lanjut Rossa sedikit heboh

"sama aja, cantik. Cuma perutnya aja agak besar" balas Shafa

"Lo gak cemburu si bos gandengan depan muka Lo?" Irfan ikut bertanya pada Shafa

"hah? kenapa cemburu?"

"kali aja gitu...sakit hati mungkin?" masih dengan pertanyaan menggodanya, Irfan tersenyum nakal

"apasih kak...." jawab Shafa yang sekarang pura pura sibuk menata gelas dan piring

"tapi dilihat lihat, udah berapa hari ini si bos jarang ke pantry buat nemuin si Shafa. Biasanya kan suka nyempetin kesini. Lo udah tau ya kalau si bos udah punya cewek? makanya hubungan kalian jadi renggang?" lanjut Irfan

Rossa dan Dea yang juga berada di sana ikut menganggukan kepala setuju dengan perkataan Irfan.

"tambah ngelantur deh ngomongnya.!! Udah ah aku mau ke belakang lagi. Mau cepet cepet beresin yang di belakang. Supaya cepet pulang" Shafa bergegas pergi ke belakang. menghindari tatapan curiga teman temannya.

1
partini
5 th,,seh 5 th buanykkk bnggt yg bisa terjadi,,and then di sisinya di jadikan apa GUNDIK
partini
ga usah nangis be strong move on jangan pernah terlihat menyedihkan di depan orang yg ada di hatimu kalau bisa pergi jauh dulu
satu lagi bertarung dengan masa lalu tuh berat karena hampir semua masa lalu pemenang nya
CantStopWontstop
Terhibur banget!
Rukawasfound
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Anthea
Meleleh sudah air mata menunggu update terbaru, thor~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!