Belva Kalea harus menelan kekecewaan saat mengetahui calon suaminya berselingkuh dengan saudara tirinya tepat di hari pernikahannya. Bukan hanya itu saja, Glory diketahui tengah mengandung benih Gema Kanaga, calon suaminya.
Di sisi lain, seorang pengusaha berhati dingin bernama Rigel Alaska, harus menelan pil pahit saat mengetahui istrinya kembali mengkhianatinya. Disakiti berulang kali, membuat Rigel bertekad untuk membalas rasa sakit hatinya.
Seperti kebetulan yang sempurna, pertemuan tak sengaja nya dengan Belva membuat Rigel menjadikan Belva sebagai alat balas dendam nya. Karena ternyata Belva adalah keponakan kesayangan Roland, selingkuhan istrinya sekaligus musuhnya.
Akankah Rigel berhasil menjalankan misi balas dendam nya?
Ataukah justru cinta hadir di tengah-tengah rencananya?
Mampukah Belva keluar dari jebakan cinta yang sengaja Rigel ciptakan?
Ataukah justru akan semakin terluka saat mengetahui fakta yang selama ini Rigel sembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
"I--iya, saya calon suaminya Kalea." Farez terpaksa mengikuti permainan Kalea, karena wanita yang tengah bergelayut manja di lengannya itu mencubit pinggangnya hingga terasa ngilu.
Tidak ingin semakin panas melihat kemesraan antara Farez dan Kalea, Rigel pun meninggalkan tempat itu dengan dalih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan.
Sepeninggal Rigel, Kalea langsung melepaskan belitannya dari lengan Farez. Wanita cantik itu menghembuskan napasnya lega karena berhasil keluar dari situasi yang menegangkan.
"𝘏𝘶𝘩𝘧𝘵... 𝘩𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘴𝘢𝘫𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘴𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘭𝘦𝘢.
Jujur saja, melihat sorot mata Rigel, Kalea hampir jatuh kembali ke dalam pesona duda kampret itu. Namun Kalea berhasil mengembalikan kewarasannya saat kilasan masa lalu Rigel yang terang-terangan menyakitinya berputar kembali di kepalanya.
"Kamu ada hubungan apa sebenarnya dengan Tuan Rigel?"
Pertanyaan Farez berhasil membuyarkan lamunan Kalea. Wanita cantik itu menggelengkan kepalanya, "tidak ada." Ucapnya singkat.
Farez memicingkan matanya penuh selidik. Dengan sikap Kalea yang misterius seperti ini, justru membuatnya semakin yakin, ada yang wanita cantik itu sembunyikan.
"Kalau tidak ada hubungan apa-apa, kenapa Kamu harus bersandiwara di depannya?"
Kalea memutar otaknya, mencoba mencari alasan yang terdengar masuk akal. Ia lupa, jika Farez bukan orang bodoh yang hanya mengangguk menuruti perintah seseorang. Farez termasuk orang yang peka dan penuh selidik. Ia tidak akan percaya pada siapa pun sebelum menyelidikinya terlebih dahulu.
"Aku merasa dia ngefans sama aku, Rez." Farez menahan tawanya saat ucapan menggelikan itu keluar dari mulut Kalea. "Kamu jangan ketawa. Aku serius." Ucapnya lagi dengan kesal, karena Farez terlihat tidak percaya dan seperti menertawakan nya.
"Memangnya Kamu se-famous apa sampai dia ngefans sama Kamu?" Farez menggelengkan kepalanya sambil terkekeh, ucapan wanita cantik itu terdengar tidak masuk akal menurutnya.
Kalea mendelik tajam, ia merasa Farez benar-benar meremehkannya.
"Buktinya, dia sampai nyamperin aku ke kamar, cuma buat minta tanda tangan," ucap Kalea sedikit menaikan dagunya.
Farez terdiam, dalam hatinya berpikir, "𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘬𝘢𝘩 𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘙𝘪𝘨𝘦𝘭 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘭𝘦𝘢? 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘶𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘣𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘥𝘪𝘢, 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘶𝘢𝘯𝘨-𝘣𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶. 𝘏𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘮𝘶𝘴𝘵𝘢𝘩𝘪𝘭."
Farez merasa ada yang ganjal dengan situasi saat ini, interaksi Kalea dan Rigel terasa janggal menurutnya. Dari cara keduanya saling menatap seolah menyiratkan ada sesuatu diantara mereka. Hubungan yang entah apa, namun Farez yakin bukan sekedar ngefans seperti yang Kalea katakan.
"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘩𝘶, 𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮𝘯𝘺𝘢?"
Di sisi lain Kalea berharap semoga Farez mempercayai ucapannya. Walaupun dia sendiri merasa geli dengan ucapannya sendiri.
"𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘍𝘢𝘳𝘦𝘻 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢."
...----------------...
Sementara itu, Rigel terus mengepalkan tangannya. Sorot matanya yang tajam dan rahangnya yang mengeras tidak mengurangi ketampanan pria matang itu. Justru Rigel terlihat berkali-kali lipat semakin menawan. Julukan duda highclass yang tersemat padanya menggambarkan jika Rigel benar-benar duda berkelas yang tidak bisa digapai.
"Apa mereka benar-benar memiliki hubungan?" Gumam Rigel.
Pria tampan itu kembali memikirkan kedekatan antara Abel nya dengan sosok pria yang umurnya cukup jauh di bawahnya, namun masih di atas Kalea.
Dari sudut pandangnya, hubungan Kalea dan Farez memang terlihat sangat dekat. Hanya saja lebih terlihat seperti hubungan persahabatan yang tidak mengandalkan cinta di dalamnya.
Namun, Rigel tidak ingin asal menafsirkan. Ia ingin memastikannya sendiri jika Kalea benar-benar sudah tidak memiliki perasaan padanya.
"Apa Kamu benar-benar sudah melupakanku, Abel?"
Ditatapnya wajah cantik Kalea yang terpampang di layar ponselnya. Kala itu diam-diam Rigel memotret nya tanpa sepengetahuan Kalea. Wajah cantik yang dulu berbinar menatapnya penuh cinta. Wajah cantik yang selalu tersipu walau hanya dengan kalimat gombalan seadanya.
"Aku tidak perduli sekalipun dia calon istri Farez. Baru calon, kan?" Gumamnya dengan seringai tipis di wajahnya. "Selama janur kuning belum melengkung, Abel masih bisa aku tikung."
Rigel sudah bertekad, ia tidak akan menyerah dengan cintanya. Rigel akan merebut kembali cinta Abel nya. Namun, Rigel sempat ragu mengingat usia Farez yang jauh lebih muda darinya, membuat Rigel kehilangan sedikit kepercayaan dirinya.
"𝘊𝘪𝘩! 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘶𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢... 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯. "𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘴𝘰𝘯𝘢 𝘥𝘶𝘥𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘢𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢."
...----------------...
PLAK
Wajah Glory terhuyung ke samping saat Nadin memberikannya tamparan di salah satu pipinya. Wanita itu memegangi pipinya yang terasa perih akibat cap lima jari yang diberikan mommynya itu.
"Mom ... maafkan aku." Glory terisak sambil memeluk lutut Nadin. Wanita itu tidak menyangka akan mendapatkan kemarahan seperti ini dari mommynya.
Ditambah lagi Gema dan mommy nya yang menatap nyalang padanya membuat Glory tidak memiliki wajah lagi untuk sekedar menatap keduanya.
"Maaf Kamu bilang?" Nadin menjambak rambut Glory, membuat putri satu-satunya itu mendongak menatapnya. "Kamu pernah bayangin nggak, rasanya dikhianati, hah? Rasanya lebih sakit, Glo. Apalagi dikhianati putri sendiri."
Perlahan jambakan Nadin di rambut Glory mulai melemah, seiring dengan air mata yang mulai mengalir deras dari mata sayu nya.
"𝘈𝘱𝘢 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘬𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵𝘪? 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢, 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘴𝘶𝘬𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨. 𝘈𝘱𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘬𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵𝘪 𝘎𝘦𝘢𝘳𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘎𝘦𝘧𝘢𝘯𝘥𝘢."
Suasana hening hanya isak tangis yang terdengar di sudut ruangan itu. Sampai akhirnya Gema mengucapkan sesuatu yang membuat Glory semakin terisak.
"Glory, aku akan secepatnya mengurus perceraian kita. Aku tidak sudi memiliki istri seorang pengkhianat sepertimu," ucap Gema dengan tegas.
Glory menggelengkan kepalanya, wanita itu memohon pada Gema untuk tidak menceraikannya. "Aku mohon, Gema. Jangan ceraikan aku. Aku janji akan berubah. Aku mohon...," ucapnya mengiba. Air matanya menganak sungai tanpa bisa terbendung lagi. Ketakutan terbesarnya adalah di ceraikan Gema, dan sekarang semua ketakutannya menjadi kenyataan.
Gema menceraikannya. Gema meninggalkannya.
"Akan berubah?" Gema tertawa getir sambil menggelengkan kepalanya. "Dulu, Kamu mengkhianati Belva. Dan sekarang, Mommy mu sendiri pun Kamu khianati. Sekali pengkhianat tetap pengkhianat."
Gema mengusap air mata yang menggenang di sudut matanya. Tidak mudah untuknya menerima kenyataan jika putri yang selama ini dia jaga, dia sayang, dia rawat dengan sepenuh hati, ternyata bukanlah darah dagingnya.
Ucapan Gema begitu menamparnya, ia benar-benar sudah kehilangan masa depannya bersama Gema, dan tidak hanya itu saja, Nadin yang selama ini mendukungnya kini meninggalkannya.
"Aku juga akan menceraikan mu, Mas Dion." Suara Nadin sedikit bergetar, dadanya begitu sesak saat membayangkan betapa bodohnya ia selama ini. "Dan kalian berdua, jangan pernah muncul lagi di hadapanku."
Nadin pergi meninggalkan rumah sakit, begitu juga dengan Gema dan Mommynya yang sudah lebih dulu meninggalkan Glory.
Kini hanya tersisa Dion dan Glory di samping Flory yang masih terbaring lemah dengan beberapa alat yang terpasang di tubuhnya ringkih bocah kecil itu.
"Jangan menangis, aku di sini!" Dion memeluk Glory yang kini meraung di pelukannya
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
rigel udh lega setelah meluapkan emosinya dan akupun jg ikutan lega krn semuanya telah terbongkar.., 😇
🤭👍❤🌹
Lalu ... awas aja kalau Gema berusaha untuk ngerebut Kalea dari Om Rigel/Curse/
Biar dia menua di penjara
om oland jodohmu datang itu 🤣🤣