Satu kesalahan ku yang sangat aku sekali dalam kehidupan ini. Yaitu memaafkan sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang akhirnya membawa ku jatuh menjadi wanita yang hidup pada masa lalu karena sakitnya sebuah pengkhianatan.
Suami ku adalah dalang dari rasa sakit ini. Dengan alasan anak aku mencoba untuk bertahan. Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi hidup dalam bayang-bayang rasa sakit dikhianati,dan diam-diam aku membuat sebuah keputusan besar yang tak pernah disadari oleh suami ku.
Ingin tahu keputusan besar apa yang akan diambil ? hai readers tercinta,silahkan membaca kelengkapan alur cerita ini sampai selesai ya ? Aku yakin kalian pasti akan terhibur. Selamat membaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 Asna Hamil
Sidang perceraian antara aku dan Mas Dani berjalan tanpa ada hambatan yang berarti. Semua berjalan sesuai dengan keinginan Mas Dani dan keluarganya tanpa menuntut apapun. Aku pun semakin merasa lega karena hak asuh Kinara jatuh di tangan ku.
Namun sebagai konsekuensi nya,Mas Dani tak memberikan sedikit pun harta. Dan aku yakin semua itu adalah hasutan dari mama mertua yang memang tak ingin aku mendapatkan apapun.
Dan atas putusan hakim,Mas Dani berkewajiban untuk memberikan nafkah pada Kinara setiap bulan. Tapi aku sudah tak perduli dengan apapun lagi. Bagiku,ketika hak asuh Kinara telah jatuh ke tangan ku,semuanya sudah lebih dari cukup. Hanya itu yang aku inginkan.
Semenjak aku dan Mas Dani resmi bercerai,Asna sering datang ke rumah. kedatangan Asna dapat ku lihat karena hingga saat ini aku masih menetap di rumah Bibi Zahra.
Mas Dani dan Asna terlihat semakin mesra. kedua insan itu bagaikan di mabuk asmara hingga tak memikirkan bahwa tak sepantasnya berperilaku seperti itu ,apalagi perceraian antara aku dan Mas Dani baru berjalan beberapa hari.
"Hah. Sudahlah. Biarkan saja mereka. Aku tak perlu lagi memikirkan hal yang bukan menjadi bagian ku." Gumam ku dalam hati.
Ku lanjutkan pekerjaan ku merapikan baju hingga bunyi pesan masuk di handpone mengusik pekerjaan ku.
Ternyata Hilda. Ia mengirim pesan teks yang langsung ku buka karena merasa penasaran. Apalagi ia tak begitu akrab dengan ku. Sudah pasti ia akan menghubungi ku karena ada hal penting.
"Key,ternyata Asna saat ini sedang hamil satu bulan. Apa kamu tahu hal ini ?" Bunyi pesan dari Hilda yang langsung aku baca.
"Degh!" sungguh keterlaluan. Mas Dani ternyata tak bisa menahan diri. Perceraian kami baru berjalan beberapa hari. Itu berarti selama ini keduanya telah berbuat jauh. Mengejutkan. Ternyata mantan suami ku itu sungguh tak berakhlak. Bersyukur aku bisa melepaskannya. Ini adalah keputusan yang tepat berpisah dengannya.
"Aku sungguh tak mengetahui hal ini Hil. Makasih ya udah memberitahu. Aku jadi tahu kelakuan mantan suami ku itu." Balas ku.
"Jadi kalian sudah berpisah key ? Baguslah. Aku mendukungmu. Tinggalkan pria bodoh itu." Lagi-lagi Hilda langsung membalas.
"Iya Hil. Baru beberapa hari yang lalu."
"Astaga,baru beberapa hari ? Aku pikir tadi udah lama. Benar-benar bejat. Kamu yang kuat ya Key ? Tuhan pasti menggantikan yang lebih baik."
"Amin Hil. Makasih ya udah mau membantu ku."
"Sama-sama Key. Semoga kamu bahagia.'
"Udah dulu ya. Aku mau keluar bareng mama." bye. Akhirnya percakapan bersama Hilda selesai.
Aku masih merasa syok dengan apa yang di Katakan oleh Hilda via WhatsApp. Mas Dani Sungguh tak berpikir panjang. Aku yakin suatu saat ia pasti menyesal dengan tindakannya yang sangat terburu-buru.
...----------------...
Rasa terkejut yang aku rasakan ternyata tak sampai di situ saja. Seminggu kemudian beredar undangan pernikahan Mas Dani dan Asna. Mungkin karena takut kehamilan Asna diketahui oleh banyak orang sehingga pernikahan keduanya segera dilangsungkan.
Aku dan bibi Zahra tak mendapatkan undangan pernikahan tersebut,akan tetapi mengenai kapan berlangsung nya pernikahan tersebut,aku diberitahu oleh kedua sobat tersembunyi yang tinggal di rumah mantan mertua ku. Yaitu Mbok inem dan Mbok Tantri. Kedua wanita tersebut tak pernah melewatkan informasi penting untuk memberitahu ku.
Pernikahan antara Asna dan Mas Dani tepatnya dilangsungkan dua hari lagi. Salah seorang tetangga rumah mama mertua tiba-tiba menahan ku saat sedang berbelanja di swalayan. Kebetulan saat ini aku sendiri. Kinara sedang ku tinggal di rumah bersama bibi Zahra.
"Key,apa kamu baik-baik saja ?" Sapa Bu Lina yang ku ketahui memang sangat baik saat pertama kali bertemu di rumah mama mertua.
"Iya Bi,aku baik-baik saja. Bagaimana kabar bibi ?" Tanya ku mencoba berbasa-basi meskipun sebenarnya aku sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan Bu Lina.
Bagaimana pun juga aku masih bisa menghargainya meskipun sebenarnya aku tak enak hati berlama-lama berbincang hingga ditanyakan hubungan ku bersama Mas Dani.
"Oh,kabar ku baik Key. Ammm .... Maaf ya Key. Bibi hanya ingin tahu. Apa kamu sudah mengetahui jika Dani akan menikah dua hari lagi ?" Nah,benar kan ? Bibi Lina pasti ingin membicarakan hal ini.
"Iya Bi. Aku tahu." Jawab ku tetap tersenyum santun.
"Astaga." Bibi Lina terlihat menutup mulutnya tak percaya. Sepertinya ia pasti berpikir bahwa Mas Dani adalah pria yang tega.
"Kalau aku nggak salah dengar,wanita yang dinikahi oleh Dani sekarang adalah mantan kekasihnya ya ?"
"Iya Bi."
"Ya ampun. Tega sekali si Dani itu. Bagaimana dengan dirimu sekarang ? Di mana Kinara anak manis itu key ?"
" Kinara sama aku baik-baik saja Bi. Kinara lagi di rumah." Jawab ku singkat.
"Sama siapa ?"
"Sama bibi Zahra."
"Oh,syukurlah kalau sama Zahra. Dia wanita yang sangat baik. Beruntung kamu bertemu dengannya. Aku pikir kamu sudah pulang ke keluargamu key."Ungkap Bibi Lina sambil memegang lembut tangan ku seolah-olah ingin memberikan kekuatan dari sentuhan lembutnya itu. Wajahnya terlihat menatap penuh rasa iba pada ku.
"Iya Bi. Aku sangat senang bersama bibi Zahra. iya Bi,maaf aku buru-buru ni. Soalnya bibi Zahra nungguin bahan-bahan yang aku beli buat makan siang." Pamit ku beralasan.
"Oh iya Key. kamu yang kuat ya. Semoga menemukan orang yang lebih baik."
"Amin Bi. Terima kasih atas doanya." Balas ku sambil tersenyum. Aku pun bergegas pergi dari sana. Sungguh tak nyaman jika berbicara tentang Mas Dani dan pasangan barunya. Ada rasa yang tak bisa dijelaskan meskipun hati ku memang telah ikhlas dia bersama orang lain.
Sungguh menjengkelkan. Hidup ku masih saja terus dibayang-bayangi oleh pria itu. Orang-orang pun merasa penasaran dengan hubungan ku bersama nya.
Seharian ini aku tak melihat ada aktivitas apapun di rumah Mas Dani. Mungkin saat ini mereka sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahan mas Dani bersama Asna. Sedangkan mama mertua sudah tiga hari,aku tak pernah lagi melihatnya. Mungkin sudah pulang ke rumahnya. Pada akhirnya wanita itu luluh untuk memaafkan suaminya dan kembali sibuk mempersiapkan acara pernikahan sang putra.
Ada rasa sedih di dalam hati. Bukan karena diri ku yang ditinggal nikah oleh Mas Dani. Namun kesedihan itu disebabkan oleh perlakuan Mas Dani pada putri ku. Pria itu tak sedikitpun mengingat tentang darah dagingnya. Ia justru sibuk dengan wanita lain dan melupakan sosok yang dulu sangat dimanjakan nya. Yang selalu menunggu kepulangannya dan pada akhirnya mulai terbiasa tanpanya karena tak lagi ia hiraukan.