NovelToon NovelToon
Ranking Battle

Ranking Battle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Slice of Life / Penyelamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Sebuah cerita yang mengisahkan si MC untuk bertarung demi menaikkan peringkatnya. Semua orang memiliki peringkatnya masing masing,dari terendah sampai yang tertinggi. Namun,tugas dia bukan hanya menaikkan peringkatnya, namun ia juga terpilih sebagai....-.

RANKING BATTLE adalah sebuah cerita yang berhubungan dengan peringkat, dan level.Semua orang memiliki lambang di lehernya masing masing, sebagai tanda peringkatnya.Tokoh Utama:Fai Penasaran?🙃.Bacalah😉.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

"Satu!"

Fai mulai menghitung. Namun, baru mulai saja sudah terasa capek nya. Terdengar suaranya penuh dengan getaran. Namun, meskipun begitu, ia masih sanggup untuk mengangkat tubuhnya dengan sempurna, dan lagi tubuhnya tidak lah terlalu berat.

Begitu juga seterusnya. Turun perlahan, naik perlahan, dengan tidak terburu buru. Tetap fokus pada kekuatan otot otot nya yang mulai terasa berfungsi.

"Lima!"

Sampai di situ. Tangan Fai bergetar. Namun, ia masih bisa melanjutkan gerakannya dengan sempurna. Mengingat lima puluh la tujuannya, sangat membuat Fai ingin mencapai angka itu.

Perlahan lahan, namun pasti. Tetap menjaga tubuhnya agar tidak bengkok.

"Ti--tiga. Egh..! Tiga belas!"

Berusaha mengangkat tubuhnya yang semakin berat di rasanya. Yang membuat kotak suaranya mengeluarkan getaran, sakin banyak nya kekuatan yang ia keluarkan untuk mengangkat tubuhnya.

Walau tubuhnya ringan, tapi mau bagaimana pun, bila kekuatan lengannya tidak seberapa, maka itu akan sama saja.

'Lima puluh.. Itu mustahil..' Tampak sepertinya Fai mulai tak yakin bila ia bisa mencapai angka lima puluh.

Sekarang ia tengah beristirahat, tidak duduk, namun tetap meluruskan tangannya, dalam posisi push up tahan.

Mulai mengeluarkan nafas yang se banyak banyak nya.

"Hah Hah Hah..."

Tampak dada nya mulai kembang kempis.

Dengan keringat yang begitu banyak keluar, sudah dapat di pastikan ia sangat lelah. Mulai netes satu persatu.

'Dia tidak menyerah, tekad yang kuat..' Rayen memuji nya dalam diam, dengan senyumannya yang memandangi Fai, yang kini tengah menghitung.

"Lima Belas!"

Dan seterus nya. Ia tetap menghitung. Namun, bukan berarti gerakannya akan sempurna terus, lama kelamaan badannya yang lurus tadi, mulai menampakkan cekungan.

Sampai di saat keringat membanjiri tanah yang ada di bawah Fai.

Lagi lagi, ia sangat ke payahan saat mengangkat tubuhnya ke atas. Yang membuat kepalanya sedikit bergoyang.

"Empat Puluh!!"

Akhirnya, dengan sekuat tenaga ia bisa mengangkat tubuhnya. Walau tampak gerakannya sudah sedikit berantakan. Yang kini sudah menempuh angka Empat Puluh.

" Hah!"

"Hah!"

"Hah!"

Ia sangat terengah engah di saat angka Empat Delapan.

'Aku dah nggak sanggup...!' Fai membatin, tak sanggup mengeluarkan kata kata lebih dari mulut nya.

Tapi, mengingat tujuannya Lima Puluh, maka itu tinggal dua lagi.

Yah, mau bagaimana pun, Mana tak boleh di gunakan di sini. Karena, sekarang ini, Fai fokus melatih fisiknya.

Namun, sekarang ini matanya sedikit berbeda, bagai berasap asap. Itu bukan Mana maupun Aura. Tetapi kekuatan yang bangkit dalam paksaan.

"Empat Sembilan.."

Terdengar suaranya tak se semangat tadi, kali ini suaranya mulai memelan.

'Tinggal satu lagi! Aku bisa! Aku bisa!' Fai membatin lagi. Menyemangati seluruh ototnya. Dirasanya semua ototnya sudah semakin melemas, yang membuatnya menghentikan gertakan giginya, yang sedari tadi ia tempelkan.

Turun perlahan, dengan lancar. Lalu naik, dengan tersendat sendat, tubuhnya bengkok, tak se sempurna waktu awal tadi

'Apakah sesulit itu..? Harusnya mudah..'' Batin Rayen. Mendengar suara terengah engah Fai yang semakin menjadi jadi.

Bagi Rayen, itu hanyalah pemanasan. Dan pastinya Rayen sudah punya Mana itu.

"Li--li--Lima Puluh!!!"

Kali ini suaranya sedikit lebih kuat. Mengeluarkan nada seakan semua nya telah kelar.

Dengan keringat yang membanjiri sekujur muka nya, netes kebawah, membuat sedikit air yang menggenang.

Matanya yang perlahan lahan ter tutup, tersayup sayup. Dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuh bagian atas Fai.

'Akhirnya..' Batinnya. Membatin dalam pejaman, yang perlahan benar benar ter tutup seutuhnya.

Rayen yang melihat itu, tentu tahu rasa nya, sangat lelah, seakan semua ototnya melemas, hilang. Dan membatin dalam hati.

'Dia pasti sangat kelelahan.. Lihatlah keringatnya..' Sembari mendekati Fai yang kini tengah tergeletak. Dengan keringat, yang seakan ia sedang mandi hujan.

Namun, bukan berarti Fai akan tidur berjam jam. Selang beberapa menit, Fai tersadar, lalu bangkit, mengingat ia harus menyelesaikan tantangan yang lain.

Namun, saat bangun, ia merasakan sesuatu sensasi yang sama saat ia akan mendapat bintang. Dan benar saja, tak selang berapa lama, Fai mendapat Bintang, hanya dia saja yang melihatnya, Rayen tak bisa.

Tentu itu membuat Fai senang kegirangan, kini ia sudah Tustar. Hanya tinggal satu Bintang lagi untuk ia mencapai tingkat selanjutnya, Menengah.

Dan mengatakan nya pada Rayen.

"Aku dapat Bintang!" Katanya dengan senang, langsung berdiri begitu saja, seakan rasa lelah saat push up tadi tak pernah ia rasakan.

"Itu bagus" Sahut Rayen, langsung menghampiri Fai.

"Kau akan lanjutkan latihannya..?" Lanjut tanya Rayen, dengan kedua tangan di pinggang.

Tanpa basa basi, Fai menjawab." Tentu!" Dengan suara tegas.

"Selanjutnya Sit Up!" Kata Rayen, bersemangat pula.

Dan tanpa basa basi, Fai langsung duduk di tanah, mulai memasuki posisi Sit Up. Tangannya mulai di belakang kepala.

Dengan senyumannya yang memulai semuanya dengan lancar. 'Seharusnya ini lebih mudah' Sangka Fai dalam batin.

Lalu mulai menghitung. Menurunkan badan, lalu menaikkan. Mulai merasakan otot otot inti nya bereaksi.

Sampai di saat hitungan dua tiga. Tampak keringat Fai mulai keluar lagi. ' Tapi tetap saja yang namanya olahraga..' Batin Fai, mulai merasakan efek yang membuat perutnya sedikit sesak. Merasakan sensasi sesak nafas.

Namun kali ini ia sedikit lebih cepat, karena memang pada dasar nya, lebih mudah Sit Up dari pada Push Up.

"Tiga Puluh!"

Fai lanjut menghitung. Membiarkan dirinya istirahat sebentar, sebelum akhirnya ia menurunkan tubuhnya lagi.

"Hahg!!"

Sesak mulai dirasanya, sesak yang semakin menjadi jadi.

Melanjutkan hitungannya.

"Empat Puluh!"

Mulai terengah engah. Namun sedikit ada rasa palak muncul di hatinya.

"Hah..."

'Seberapa lemah diriku, padahal ini mudah!' Bukan berarti ia marah pada dirinya, tetapi ia ingin melampaui batasan fisik nya, karena ia ingin mengejar Amillune yang kini telah Menengah.

"Ini mudah!" Katanya, sedikit mengeluarkan suara, dan kini matanya mulai muncul sensasi asap asap lagi.

"Empat Satu"

"Empat Dua"

"Empat Tiga"

"Empat Empat!!"

Fai mulai memanas, memaksa otot perutnya yang sudah sangat sesak dirasanya, namun, itulah kunci untuk menjadi kuat, jangan terbatas hanya karena lemah.

"Gak usah terburu buru, nggak ada waktunya ko...k" Kata Rayen, melihat gerakan Fai yang semakin cepat dari sebelumnya.

"Lima Puluh!!"

Berhenti. Terengah engah dengan puas, bernafas sebanyak banyak nya, yang sedari tadi nafasnya tertahan.

Keringatnya nggak sebanyak saat Push Up, ada, tapi tidak banyak. Dan kini sekarang ia bermandi keringat.

"Baiklah...! Lanjut Pull Up!!" Kata Rayen setelahnya, tak memberi celah untuk Fai istirahat kali ini.

Mendengar itu, tentu Fai langsung mencari dahan pohon yang pas untuk ia bergantung di sana. Walau di rasanya saat itu perutnya belum sepenuhnya kembali tenang, masih sesak, dan nafasnya belum di atur dengan baik.

"Harus Satu tangan!" Kata Rayen. Tampak sekarang Fai sudah bergantung di dahan, dengan hanya satu tangan, yang membuatnya semakin merasakan beban tubuhnya.

Langsung terengah engah saat naik an pertama.

"Angkat! Angkat tubuh mu!" Perintah Rayen. Melihat cara naik Fai yang lembek, tentu Rayen sedikit gemes.

"Egh...g!!" Berusaha mengangkat tubuhnya, menyeimbangkan tubuhnya yang kini mulai mengayun ke samping kanan kiri. Tetap mempertahankan keseimbangan. Dan itu sangat efektif untuk menguatkan genggaman.

"Hah!"

"Hah!"

"Dua Lima!"

Terayun ayun setelah menurunkan badannya. Melanjutkan hitungannya. Dan pastinya itu tidak mudah, apalagi dengan satu tangan.

"Tiga Puluh!!"

Mulai melemaskan seluruh otot otot nya yang sedari tadi sangat tegang. Dan turun kebawah, dengan keren. Seakan ia tidak kelelahan.

"Apa kau masih sanggup?" Tanya Rayen setelah Fai sampai bawah.

"Ya!" Jawabnya dengan semangat. Dan sepertinya Pull Up kali ini sudah ia lampaui.

Dan selanjutnya Fai akan membuat Mana nya, dengan panduan Rayen pastinya. Dan dalam membuat Mana itu, akan ada sesuatu yang harus di lampaui lagi.

1
LION QUEEN
SEMANGAT!
Anin
Thypo: " Karena aku caranya"> "Karena aku tahu caranya"

/Smile/
Murnila Wati
per bab semakin menarik ...
OvO
semangat
Murnila Wati
lanjut baca .... makin penasaran ..
Murnila Wati
menarik ... seru ... bisa di nikmati .
Murnila Wati
ok
Murnila Wati
ide cerita yg menarik ..ok
Murnila Wati: jempol tuk penulis
total 1 replies
Murnila Wati
good for ide penulis.
Anin
Jangan lupa beri komen nya ya../Grimace/
Helen
Ceritanya unik, bikin aku gabisa move on!
Syaifudin Fudin
Ceritanya bikin penasaran thor, lanjutkan!
Guillotine
Gak kecewa sama sekali! 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!