Cassia adalah seorang gadis periang & cantik, ia disayang oleh semua orang sampai-sampai tak ada rasa sedih & sepi yang pernah hinggap dihatinya..
Sampai suatu ketika matanya tidak dapat melihat, dosa apa yang Ia lakukan sampai mendapatkan cobaan terberat dihidupnya..
Akankah Ia dapat melihat lagi & dapatkah Ia menerima cobaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiaro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
"Nona ada sesuatu yang ku belikan untukmu dan ini akan sangat membantumu!" Ucap Nora seraya membuka bungkus dari barang yang akan dia berikan kepadaku.
"Ulurkan tanganmu Nona"
Deg....
Sebuah tongkat khusus untuk tuna netra.
Nora langsung mengajariku bagaimana cara memakai tongkatnya dan tongkatnya itu bisa dilipat dan ada sebuah tali seperti gelang agar tongkatnya tetap bisa terikat di tanganku.
Begitu memilukannya perasaanku saat itu.
"Oke Nora terima kasih untuk tongkatnya"
"Setidaknya ini membantu Anda untuk menentukan arah, jadi Anda akan tahu saat berjalan jika di depan Anda ada sesuatu atau jalan yang tidak rata."
Setelah itu Nora keluar dari kamarku, kurasakan tongkatnya dan tongkatnya tetap kupakai dipergelangan tanganku karena aku tahu aku harus mulai membiasakan diri dengan memakai tongkat.
Aku mulai belajar berjalan dengan memakai tongkat dan kupikir aku lebih baik berlatih di taman, mungkin bisa sekalian menjernihkan suasa hatiku dan pikiranku.
Aku mulai dengan memberanikan diri keluar dari kamarku, tidak seperti waktu itu, sekarang aku harus berhati-hati dan tongkat adalah mataku, petunjuk bagaimana dan kemana aku harus melangkah.
Pelan dan pasti aku mulai melangkah lagi dan akhirnya aku sudah turun ke lantai bawah, aku sangat senang sampai-sampai aku ingin berteriak.
"Claudia kamu sudah makan?" Terdengar suara Nora bertanya dari kejauhan.
Claudia? Benakku bertanya, Claudia sedang dirumahku? Sedang apa dia? kenapa Claudia tidak ke kamarku, pikirku aneh.
"Sudah, oke aku pulang dulu, aku sudah mengantarkan barang untuk si buta itu!
Deg... Kenapa Claudia berbicara seperti itu? Tanpa sadar aku mulai menguping apa yang akan mereka bicarakan selanjutnya.
"Jaga omonganmu Claudia!"
"Baik Nyonya" ejek Claudia kepada Nora
Lalu tiba-tiba ada suara seorang pria dari arah ruang tamu memanggil Claudia dan aku mengenal suara pria itu.
"Claudia sayang ayo kita pulang!"
Dion itu suara Dion.... tiba-tiba badanku bergetar hebat cepat-cepat aku memutuskan untuk kembali ke kamarku dengan tersandung dan tergesa-gesa tapi aku meminimalkan suara agar Claudia dan Dion tidak tahu bahwa aku menguping!"
Sesampainya aku dikamar, cepat-cepat aku naik ke ranjang dan masuk menutupi seluruh tubuh dan kepalaku dengan selimut, aku menangis sejadi-jadinya, apa yang mereka lakukan di belakangku, kenapa Dion memanggil Claudia dengan sebutan sayang? aku harus bertemu dengan mereka aku mau mereka menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi!
"Nora... Nora...!" teriakku
"Ada apa Nona? Apa yang terjadi? Kenapa Anda teriak-teriak?"
"Nora antar aku ke apartemen Claudia sekarang!"
"Claudia? Ada apa dengan Claudia Nona? Kenapa Anda begitu marah dan gusar?"
"Cepat Nora"
Segera Nora menuntunku ke bawah dan pergi menuju apartemen Claudia.
Sesampainya di apartemen Claudia, aku meminta Nora untuk tidak ikut denganku.
"Nora kau tunggu disini! Aku ingin menyelesaikan masalah dengan temanku dan kau tidak boleh ikut campur!"
"Tapi Nona"
"Kumohon Nora"
"Baiklah aku akan menunggu Anda di lift tetapi jika ada apa-apa teriaklah"
Aku melanjutkan jalanku dengan tongkat sebagai mataku ke arah unit apartemen Claudia.
Sesampainya di depan unit pintu apartemen Claudia, aku merasakan ada seseorang disana. Dan Seseorang itu sedang mengetuk unit apartemen Claudia, jadi aku berjalan dengan sangat pelan, agar aku dapat mengamati dan tidak terlihat mencurigakan.
"Permisi saya mau mengantarkan pesanan anda!"
Tiba-tiba kunci pintu terbuka lalu suara seorang laki-laki menyuruh membawa masuk pesanannya.
"Ini pesanan sampanye Anda Tuan" ucap pelayan laki-laki itu.
"Taruhlah disitu dan ini untukmu!"
"Terima kasih Tuan"
Setelah pelayan itu pergi dan aku masih mematung di depan pintu apartemen Claudia, pelayan laki-laki itu melewati ku dan sebelum pintu apartemen Claudia menutup aku mengganjalnya dengan tongkatku, wah ternyata tongkat ini benar-benar sangat berguna, gumamku dalam hati.
Lalu aku masuk pelan-pelan ke dalam apartemen Claudia.
Kudengar suara cumbuan dari dua orang yang sedang bermesraan, karena mereka terlalu fokus, mereka tidak menyadari aku datang.
"Cassia" Tiba-tiba Claudia menyadari aku sedang mendengarkan permainan mereka.
"Loe gimana loe bisa masuk?" Tanya Dion sambil berjalan ke arahku dan mendorongku.
Tanpa bicara aku memukul-mukulkan tongkatku ke sembarang arah, aku berharap aku dapat memukul Dion.
"Br*ngsek kau Dion! Apa yang kalian lakukan di belakangku? Kapan kalian berdua mempunyai berhubungan?"
"Asal kamu tahu Cassia kami sudah lama.... " tiba-tiba suara Claudia berhenti dan..
"Maafkan aku Cas, aku tahu aku salah tapi aku dan Dion merasa cocok satu sama lain, kami tidak ingin mengkhianatimu tapi kami sebenarnya menunggu waktu yang tepat untuk memberitahumu, maafkan aku Cassia"
"Maafkan gua Cas, gua uda tergoda dengan kecantikan Claudia dan kecocokan kami berdua"
Claudia dan Dion menggenggam tanganku dari kedua sisi.
"Nona Nona kenapa Anda lama sekali" tiba-tiba suara Nora dari arah belakangku.
"Saya memang tidak mempercayai pria ini dari awal, sudah Nona lebih baik kita keluar dan pulang, lupakan pria ini"
Nora menyeretku keluar dari apartemen Claudia dan menuntunku kembali ke mobil. Claudia, kau dan Dion jahat sekali tega-teganya kalian, apalagi kau Claudia, kau sudah kuanggap seperti saudara perempuanku sendiri, tapi kenapa kau tega! lagi-lagi aku menangis.
Sesampainya di kamarku, aku masih terus menangis karena marah dan kecewa.
Nora akhirnya meninggalkanku sendiri untuk menenangkan diriku, setelah membujukku tetapi aku tetap menangis.
...**********...
Di apartemen Claudia
"Bagaimana ini Dion apakah rencana kita kacau?"
"Gaklah tenang aja sayang, dia buta jadi dia gak akan bisa berbuat banyak!"
"Kenapa lambat sekali, aku benar-benar sudah tidak sabar untuk mendapatkan hakku yang selama ini jadi miliknya!"
"Selama ini aku hidup dalam penderitaan, sedangkan dia? Ini tidak adil, semuanya akan kubalaskan padanya!"
"Sabar sayangku... Sabar... Semua akan berada pada tempatnya!"
"Aku sudah tidak sabar, aku ingin melihatnya menderita!"
"Bagaimana kalau sekarang kita pergi shopping aja, sebelum black card ini diambil kembali olehnya"
"Baiklah aku akan membeli semua yang kuinginkan, semua yang tadinya hanya bisa aku lihat tapi tak bisa ku jangkau"
Claudia dan Dion pergi ke mall, dimana mereka akan memakai sesuka hati black card yang Cassia pinjamkan padanya.
"Wah aku ratu hari ini" ucap Claudia sambil menenteng banyak belanjaan dan Claudia penuh kemilau karena memakai banyak perhiasan yang Claudia baru beli.
"Dan aku rajanya, hahaha... " Ucap Dion yang sama-sama menenteng belanjaan dan memakai banyak perhiasan sama seperti Claudia, mereka bagai toko berlian berjalan.
Sambil bergandengan dan berpelukan mereka tertawa bersama, sampai orang-orang pun memperhatikan mereka seperti mereka baru menang lotre.
Dan tak malu-malu merekapun menunjukan kemesraan dan bercumbu di tempat umum, Claudia yang memakai pakaian yang begitu seksi terlihat seperti seorang wanita yang sedang menjual dirinya demi uang.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka.
"Cas apa yang kau lakukan sekarang? Apakah kau tau hubungan mereka?"