NovelToon NovelToon
TERJERAT BERONDONG LIAR

TERJERAT BERONDONG LIAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Konflik etika / Cinta Terlarang / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Saling selingkuh
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Lima belas tahun menikah, Ghea memergoki suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya. Lebih menyakitkan lagi, di belakangnya sang suami menyebutnya sebagai wanita mandul dan tak becus melayani suami. Hatinya hancur tak bersisa.

Dalam badai emosi, Ghea pergi ke klub malam dan bertemu Leon—pria muda, tampan, dan penuh pesona. Dalam keputusasaan, ia membuat kesepakatan gila: satu miliar rupiah jika Leon bisa menghamilinya. Tapi saat mereka sampai di hotel, Ghea tersadar—ia hampir melakukan hal yang sama bejatnya dengan suaminya.

Ia ingin membatalkan semuanya. Namun Leon menolak. Baginya, kesepakatan tetaplah kesepakatan.

Sejak saat itu, Leon terus mengejar Ghea, menyeretnya ke dalam hubungan yang rumit dan penuh gejolak.

Antara dendam, godaan, dan rasa bersalah, Ghea terjebak. Dan yang paling menakutkan bukanlah skandal yang mengintainya, melainkan perasaannya sendiri pada sang berondong liar.

Mampukah Ghea lepas dari berondong liar yang tak hanya mengusik tubuhnya, tapi juga hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Kartu

David bergeser, mendekat ke arah Ghea.

“Aku tahu aku jarang pulang. Banyak proyek baru, semua serba mendesak…”

Ghea tidak menjawab segera. Ia memejamkan mata, menahan tawa getir yang nyaris lolos dari bibirnya. Proyek penting. Pekerjaan. Alasan klasik untuk pria yang menyembunyikan perselingkuhan seolah kemeja kusut dan aroma parfum wanita di tubuhnya bisa dihapus oleh kata ‘sibuk’.

“Aku mengerti,” katanya akhirnya. Suaranya tetap datar, tanpa intonasi emosi.

Diam kembali mengisi ruangan.

David kembali mendekat perlahan. Tangan kirinya bergerak, menyentuh lengan Ghea, mencoba meraih sedikit kehangatan yang dulu pernah menjadi miliknya. Tapi gerakan itu langsung dihentikan.

Ghea menepisnya dengan cepat dan tenang. “Aku lelah. Mau tidur.”

Tangannya menepis jemari David seperti mengusir debu dari baju kesayangannya—tanpa amarah, hanya jijik.

David diam. Tertegun. Antara kecewa dan… lega.

Kecewa karena penolakan itu membuatnya merasa seperti suami yang tak dihargai.

Tapi juga lega—karena jika Ghea tak menolak, ia sendiri tak yakin bisa pura-pura menginginkannya. Nafsu itu sudah lama hilang. Bahkan tubuh Ghea tak lagi menggoda bagi David seperti dulu.

Ia pun memalingkan wajah ke arah lain. Tidur di ranjang yang sama. Tapi jarak mereka seperti dua orang asing yang terpisah benua.

Dan Ghea?

Ia masih terjaga. Matanya menatap gelap langit-langit.

"Kau pikir aku masih ingin disentuh oleh tangan yang menyentuh wanita lain? Tidak. Tidak pernah lagi."

Di ranjang yang sama, mereka tertidur—atau pura-pura tertidur—dengan jarak yang tak bisa diukur dengan meteran. Tapi bisa dirasa… sampai ke tulang.

Malam telah menelan sisa cahaya. Angin lembut mengelus tirai kamar, sesekali menimbulkan desir halus yang menyelinap ke kesadaran Ghea. Di sebelahnya, David sudah tertidur. Dengkurannya pelan, tapi cukup untuk mengingatkan bahwa pria itu masih di sana—bernapas, hidup, dan tetap tak berubah.

Ghea masih terjaga. Matanya terpejam, tapi pikirannya terus berisik. Tak nyaman. Ranjang itu rasanya terlalu sempit, seolah udara tak cukup untuk dua manusia dengan jarak yang tak terlihat namun begitu tebal.

“Kenapa aku tak bisa berhenti memikirkan Leon…?”

Ia menggigit bibir, membalikkan tubuhnya menghadap ke langit-langit. Tapi Leon tetap hadir di benaknya—dengan sorot mata itu, tubuh tegap itu, dan senyum tipis yang membuat segalanya tampak sederhana. Damai.

“Apa benar kata Vika? Apa aku hanya akan jatuh dan patah lagi?”

Ia tahu usia mereka terpaut. Ia tahu Leon lebih muda. Tapi…

“Dia tak tampak seperti pria murahan yang mendekati wanita untuk uang.”

Bahkan caranya memperlakukan Ghea—ada rasa hormat, ada kesungguhan. Dan yang paling tak bisa Ghea bantah:

“Aku nyaman bersamanya… dan aku merindukannya.”

Belum sempat hatinya menemukan kesimpulan, tubuhnya sontak menegang.

Suara.

Langkah kaki.

Dari balkon.

Ghea menahan napas, seluruh indranya siaga. Ia memalingkan wajah perlahan, menatap pintu kaca balkon yang kini sedikit berembun. Suara logam beradu—klik. Seseorang sedang memutar kunci dari luar.

Jantungnya berdetak liar. “Perampok…? Atau… Leon?”

Ia tak tahu kenapa ia berharap nama terakhir itu benar. Ia bahkan belum yakin bisa mempercayai Leon. Tapi hatinya bergerak sendiri—berdebar bukan karena takut, tapi karena kemungkinan itu…

Kreeek…

Pintu balkon terbuka perlahan.

Ghea buru-buru memejamkan mata, berpura-pura tidur. Tapi telinganya tetap waspada, mencatat tiap langkah yang masuk ke dalam kamar. Langkah itu pelan, penuh perhitungan. Tidak terburu-buru. Tidak ceroboh.

Sejenak hanya suara detak jam dan dengkur David yang terdengar.

Lalu langkah itu berhenti… tepat di samping ranjangnya.

Ghea tak bisa menahan diri. Perlahan matanya terbuka… dan saat itu juga tubuhnya refleks bangkit dari tempat tidur.

"Leon?!" bisiknya tajam.

Pria itu—Leon—sedikit tersentak karena pergerakan tiba-tiba Ghea. Tapi detik berikutnya, ia tersenyum. Tenang. Menyebalkan.

“Honey, kau menung—”

Ghea langsung membekap mulutnya dengan satu tangan, dan dengan tangan satunya menarik lengan Leon ke arah balkon. Tubuh mereka beradu singkat, napas mereka membaur sesaat dalam jarak yang terlalu dekat untuk dua orang yang seharusnya tidak saling menyelinap di malam hari.

"Diam! Kamu gila, ya?" bisik Ghea tertahan marah. "Kamu pikir ini film? Dia ada di dalam kamar, dan kamu—"

Leon hanya tersenyum miring, lalu menunduk sedikit, berbisik di telinganya, “Aku rindu kamu. Dan kamu rindu aku.”

Ghea mencengkeram lengan Leon lebih erat. Emosi, takut, dan degup jantungnya tercampur jadi satu—berisik. Tapi bukan karena takut pada Leon.

Melainkan takut pada dirinya sendiri yang… merindukan pria itu bahkan sebelum pintu balkon terbuka.

Di bawah cahaya rembulan yang redup dan lampu balkon yang remang, Ghea berdiri di depan pintu kaca yang masih setengah terbuka. Angin malam menyapu rambutnya, dingin menelusup hingga ke tulang. Leon berdiri di hadapannya, tegak, tenang, seolah ia tidak sedang menerobos kamar wanita bersuami di tengah malam.

Tatapan Ghea menusuk.

"Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?"

Suaranya pelan, tapi tak bisa disalahartikan. Itu nada curiga. Nada wanita yang terlalu sering dikhianati untuk percaya pada kata-kata manis.

Sesekali matanya melirik ke dalam kamar. David masih terlelap, mendengkur seperti tak berdosa. Tapi satu langkah saja dari Leon yang salah, dan segalanya bisa meledak.

Leon menghela napas panjang, seolah mencoba menahan kecewa. “Aku sudah bilang, Ghea. Aku menginginkanmu. Memilikimu. Seutuhnya.”

Ghea tertawa hambar. Matanya tetap tajam, namun suaranya tetap ditekan.

“Bohong. Mana mungkin pria seperti kamu menyukai wanita sepertiku? Lebih tua, bersuami, penuh luka. Kau bisa punya siapa saja, Leon. Gadis-gadis muda pasti rela melempar diri ke ranjangmu.”

Leon menyandarkan diri ke dinding balkon, menatap Ghea dengan tatapan yang tak terbaca.

“Apa salahnya kalau aku memilihmu?"

"Apa salahnya dengan perbedaan usia? Cinta tak kenal umur, Ghea. Tidak juga status. Justru aku suka wanita dewasa—kau tahu apa yang kau mau, kau tak drama seperti mereka yang merengek ingin dimengerti tapi tak mau berjuang.”

Senyumnya berubah nakal, penuh gairah. “Dan jujur saja, aku lebih suka yang… berpengalaman.”

Ghea menyipitkan mata, ingin menampar, tapi tahu itu hanya akan memuaskan egonya. “Dasar brengsek mesum.”

“Aku tak percaya padamu. Kau pasti menginginkan sesuatu—uangku, mungkin? Hartaku?”

Leon tertawa pendek, lalu menghela napas, kali ini tampak tulus. Ia mengeluarkan dompet dari saku belakang, membuka bagian dalamnya, dan mengeluarkan sebuah kartu hitam elegan—tanpa nama, tanpa logo bank yang mencolok. Hanya satu garis perak melintang dan angka-angka kecil di pojok bawah.

Ia menggenggam tangan Ghea, dan meletakkan kartu itu di telapaknya.

“Kalau kau pikir aku mendekatimu demi uang,” ujarnya pelan, “pakai ini. Isinya cukup untuk membeli perusahaan warisan orang tuamu—bahkan dua kali lipatnya.”

Ghea terdiam.

Matanya terpaku pada kartu itu. Berat. Dingin. Seolah kartu itu menyimpan lebih dari sekadar saldo. Ada kesungguhan, ada risiko, ada pertaruhan harga diri.

“Kalau kau tak percaya… pindahkan isinya ke rekeningmu. Pakai semua.”

Leon mendekat, berbisik nyaris menyentuh telinga Ghea. Suaranya rendah, nyaris menggoda.

“…Tanggal lahirmu. Itu PIN-nya.”

Ia menatapnya dalam-dalam, sorot matanya penuh keyakinan.

“Kartu ini… aku buat atas namamu. Kau bisa akses penuh ke semua saldonya, Honey.”

Deg.

Ghea masih diam. Matanya menatap kartu itu seolah sedang menatap Leon. Bertanya: Siapa kau sebenarnya?

Leon melirik ke arah ranjang dalam kamar, lalu kembali menatap Ghea dengan sorot yang jauh lebih gelap.

“Dan pria di dalam sana… sedang menyusun rencana untuk menguasai hartamu. Kau bisa pura-pura tak tahu. Tapi aku punya buktinya. Tinggal kau minta, dan aku berikan.”

Sunyi.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Fadillah Ahmad
Aku Yakin N8h, Tessa Mengirim Pesan Pasti Atas Tekanan dari Leon. Kalau Tidak,kenapa Leon Tampak santai Ketika Ghea Menyuruhnya pwrgi,di saat David Ada Di Rumah Ghea... Hemm Mencurigakan...
Anitha Ramto
Hampir saja ketahuan sama si Buaya buntung chatan sama Leon...,Leon tidak kuat menahan rindu Ghea dan kamu juga sebaliknya tapi Ghea tetap pada pendiriannya harus kuat dan Leon harus membuktikannya.padahal sama sama merindu
Fadillah Ahmad
Kenapa Lagi Sih Si David itu,harua memilih Tessa,dasar Bodoh. Huh. 😃😃😃
abimasta
masalahnya vika,ghea jatuh cinta pada leon,jadi tambah rumit nanti klo di manfaatkan
Dek Sri
sabar Leon suatu hari nanti pasti Ghea membuka hatinya untukmu
Puji Hastuti
Leon i lope U
Anonim
David si pecundang, perampok harta warisan orang tua istrinya benar-benar tak tahu diri, tak tahu diuntung.
Ghea kasihan sekali kau sebagai istri yang setia sampai detik ini akal warasmu masih berjalan.
Leon segeralah eksekusi tuh David jadikan dia kere sekere-kerenya.
Atau paling tidak bantu Ghea supaya segera kasih tahu Ghea hasil temuan kecurangan si pengkhianat yang masih bergelar suami Ghea.
Semakin cepat semakin Ghea yang menceraikan suaminya bukan suaminya yang menceraikan istri beda vibes-nya bagi Ghea pastinya.
syisya
Leon tahu ada transaksi hhhhh
aku gak bisa bayangkan jika nanti mereka bisa menikah & malam pertama pasti dasyat karna leon sangat berhasrat jika berdekatan dengan ghea😂
abimasta
yakinkan hatimu ghea
Siti Jumiati
Ghea yakinlah bahwa Leon benar2 tulus,gk modus kayak si david.

sebelum semua hartamu jatuh pada David udah tendang ada dia bersama selingkuhannya.

Leon suami idaman banget...
lanjut kak sehat selalu 🤲
Siti Jumiati
syaratnya kalau Leon sudah membuktikan semuanya,Leon berkata mau kah Kamu menjadi istriku Ghea...
phity
yakinlah pd leon gea...dan hempaskan si david buktikan pdnya kmu bukan wanita bodoh seperti anggapannya slma ini
Felycia R. Fernandez
hi KK Nana...
maaf baru bisa hadir 🙏
Dek Sri
lanjut
nuraeinieni
baru nyadar ya ghea,suami mokondo mu pencuri ulung,,hempaskan dia dan ambil alih perusahaanmu
Lia_Sriwijaya
waawwww nilai yg fantastis... leonnnn gitu Lo...
nuraeinieni
kalau begitu ke inginan ghea,berikan ghea ruang utk sendiri leon,jangan dulu hadir depan ghea,kau akan tau leon betapa ghea merindukankan.
Fadillah Ahmad
Nah Ini Nih Yang Aku Suka kak Nana,Cerita yang Kayak gini Juga Wanitanya di Perlakukan Seperti Cinderella... 😃😃😃 Karena Memang itulah Minat Pasar Di NovelToon kak... 😀😀😀 jadi Ya Harus Begitu Kak Nana...
Anitha Ramto
apa Ghea bisa kuat jika tidak bertemu dengan Leon..,Ghea hatimu dan fikiranmu sekarang sudah penuh dengan Leon,,, Leon akan membuktikannya Ghea karena kamu satu satunya wanita yang di inginkan Leon(RAVENDRA)
Anitha Ramto
good job Leon...kereeennn,tidak di ragukan lagi bahwa Leon adalah Ravendra,,berubah jadinLeon di saat menemui Ghea dan menjadi Ravendara di saat menjadinPemimpin Perusahaan yang dingin,datar tanpa ekspresi seperti kulkas 7 pintu...Ghea dan Leon saling merindu,tuh Leon sudah punya buktinya rencana jahat si David
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!