Sebuah novel tentang kebucinan suami bernama Ren pada istrinya Ayana, Ini kisah tentang cinta suami berbeda usia. Ini tentang suami yang jauh lebih muda.
Ayana : Tokoh aku, istri yang bekerja sebagai guru SMU. Dia dipanggil kakak oleh suaminya karena perbedaan usia mereka.
Yang gak suka dan ngerasa aneh dengan panggilan Ren pada istrinya, sepertinya ini novel bukan selera kamu kayaknya ya. Karena keuwunan, keimutan dan kegemasan Ren saat memanggil istrinya kakak menjadi titik poinku dalam menceritakan kebucinan Ren. Kalau kalian gak ngerasa fell imut dan mengemaskannya maka fix kita tidak satu aliran. Aku suka cerita ala noona korea soalnya. Hehe.
Renan : Dia biasa di panggil Ren( cuma aya yang panggil begitu) kenapa? suka-suka kak Aya ya. Biar lebih keliatan imutnya. hehe.
Hanya cerita kebucinan suami dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada konflik menegangkan atau apalah. Apalagi pelakor agresif, jauh-jauh dari mereka. Silahkan di baca dan nikmati alurnya ya ^_^
Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andrian (Part 4)
Bumi kembali berputar pada
porosnya. Waktunya manusia istirahat dalam tidur. Didekap dalam selimut hangat
kasih sayang. Bercerita tentang sehari melakukan apa, kontak fisik dan kontak
hati agar terbentuklah saling perhatian. Apa saja bisa diceritakan, bahkan hal
sepele, tentang kertas fotocopy yang nyangkut, atau tinta printer yang macet.
Ya berceritalah, buka komunikasi dengan pasangan. Bicara dari hati ke hati.
Peluk pasangan halal kalian dengan hangat. Yang jomblo menyingkir sana,
banyakin berdoa aja ya. Hehe, bercanda. Yang jomblo juga wajib bahagia donk,
curhat yuk sana sama ibu.
Malam yang terasa hangat ini, aku
dan Ren selonjoran di atas karpet. Bersebelahan, memakai satu bantal untuk
bersandar. Aku bersandar di dada Ren. Kami akan melanjutkan drama yang kemarin
belum selesai ditonton. Sekarang kami sudah seperti raja dan ratu komentar. Ren
bahkan jauh lebih banyak berkomentar. Apalagi di momen mantan, saat mantan
tokoh utama datang dan minta balikan.
“ Kalau aku sudah kuhajar itu
mantan.” Aku gak mau balas kata-katanya, bisa runyam kalau dia menghubungkan
denganku. Akukan juga punya mantan. “ Kak menurutmu enaknya diapain itu orang?”
tunjuknya pada wajah si mantan.
“ Ditendang aja kali ya.” Aku
membalas komentar dengan kata-kata seperti mendukungnya. Ren mencium kepalaku.
Berhasil pikirku, jangan membahas mantan lagi. Ganti adegan, ganti adegan.
Gerutuku dengan drama.
“ Kalau aku ketemu mantan kakak aku
bakal gimana ya.”
Gak gimana-gimana, aku akan
pura-pura gak kenal dan melipir jauh. Kamu gak bakal ketemu mantanku.
“ Gak usah ketemu sayang, aku juga
sudah lupa sama mereka. Akukan sudah punya Ren.” Dia mengelus-elus kepalaku
lembut.
“ Kakak mau hadiah apa dariku.”
Haduh, aku lupa tadi memikirkannya.
Tadikan dia sudah tanya ya.
“ Apa ya?” sok berfikir keras. “
Ren sudah memberi banyak sekali, sampai gak ada yang perlu diminta lagi.”
Uyel-uyel gemas pipiku.
“ Gimana kalau aku belikan baju
tidur yang agak terbuka dadanya. Haha.” Hei tolong ya turunkan tanganmu.
Kupindahkan tangan Ren ke kakiku. Tapi sedetik kemudian sudah kembali
ke tempatnya tadi. “ Kalau kakak mau memberiku apa?”
“ Ren mau apa?”
“ Mau kakak.” Aaaaaaa! Sudah kuduga
akan menjawab begitu.
***
Side strory
Hari itu adalaah hari pertama
Andrian masuk ke SMU.
Andrian adalah seorang anak yang
berasal dari keluarga berada. Mamanya telah meninggal saat ia kelas 6 SD.
Kenangan tentang mamanya adalah kenangan yang indah. Saat papanya menikah lagi,
dialah yang paling keras menentang. Tapi apalah arti pendapatnya, papanya
menikah dengan wanita lain. Dia bukan ibu tiri yang jahat, ibu barunya adalah
wanita yang baik. Namun kebaikan itu belum mampu membuka hatinya yang sedih
ditinggalkan wanita yang dia cintai.
Saat papanya harus pindah tugas ke
luar negri Andrian menolak ikut. Ia ingin tinggal dan sekolah di negara ini. Jadilah
ia tinggal di rumah paman dan bibi dari pihak mamanya. Keluarga mereka juga
sangat baik. Andrian mempunyai dua kakak sepupu perempuan yang juga
menyayanginya. Seperti itulah dia tumbuh dewasa.
Saat ini dia sudah kelas satu SMU.
Andrian berjalan menuju papan
pengumuman kelas, sudah banyak anak yang berkerumun disana. Mencari kelas
masing-masing. Bahkan bukan hanya anak baru yang berkerumun, tapi juga kakak
kelas. Karena di sekolah ini setiap pergantian tingkatan akan ada perputaran
kelas. Andrian mencoba menyibak tubuh anak-anak, mencari namanya di papan.
Setelah menemukan namanya diapun keluar dari kerumunan.
Andrian berdiri membeku. Ia tidak
bergerak dari tempatnya. Saat ia melihat seseorang yang sepertinya guru di
sekolah ini.
“ Pagi bu Aya!” kakak tingkat
dilihatnya bergerombol menyapa seorang guru.
“ Pagi. Sudah liat pengumunan
kelas?” ibu guru itu berhenti untuk menyapa, bicara dengan akrab.
“ Ia bu, Ayaaaa, bu Aya masih kelas
satu ngajarnya ya. Padahal aku pingin bu Aya jadi wali kelas lagi.”
“ Ia, kamikan cinta bu Aya.”
Guru itu tertawa. menepuk bahu beberapa siswi dengan hangat, dan memberi semangat.
Andrian tidak memalingkan
pandangannya. Guru yang dipanggil bu Aya itu melewatinya, lalu tersenyum
padanya.
“ Mama” lirih terucap dari bibir
Andrian. Ia melihat punggung guru wanita itu sampai hilang di pintu gerbang
kecil.
Bagaimana mungkin dia bisa begitu persis seperti mama.
Wajah itu muncul dalam ingatannya.
Wajah mamanya saat ia masih hidup. Persis seperti guru wanita yang barusan
tersenyum saat melewatinya. Cara tersenyumnya seperti yang masih tersisa dalam
ingatannya. Cara berjalannyapun sama. Tubuh Andrian bergetar, tanpa sadar ia
berlari mengejar. Tapi punggung guru wanita itu sudah menghilang.
“ Selamat pagi anak-anak, saya wali
kelas kalian, nama saya Ayana Wijaya, kalian bisa memanggil saya ibu Aya,
kedepannya mohon kerjasamanya ya.”
Itulah hari dimana Andrian
menemukan sesuatu yang ingin ia miliki untuk dirinya sendiri.
Andrian tersadar dari lamunannya
yang panjang saat dikejauhan dia melihat sebuah mobil berhenti. Lalu pemiliknya
keluar dari mobil dan bersandar di depan pintu.
“ Sial, ternyata suaminya bu Aya
lebih cakep dari difoto.” Pasti kamu pernah jadi korban aplikasi kamera jahat
ya Andrian. Gak semua orang ganteng di sosial media bakal lebih jelek di dunia aslinya lho.
Andrian duduk di kursi taman,
melihat dari kejuhan bu Aya dan suaminya. Dia memaki dirinya sendiri,
jelas-jelas dia tahu bu Aya sudah menikah tapi kenapa masih jatuh cinta juga
padanya. Frustasi sendiri dia saat melihat Bu Aya berlari kepelukan suaminya.
tapi ntah kenapa saat ia melihat senyum bahagia bu Aya saat memeluk suaminya
dadanya bergetar, bukan karena tidak suka, melainkan ia juga merasa bahagia.
Dia teringat kejadian tadi lagi.
Saat selesai makan siang Andrian
kembali kekelas dengan mood yang agak buruk. Dibantingnya kotak bekal makan
siangnya. Kenapa dia jadi kesal, karena dia tidak bisa melihat orang yang ingin
ia lihat saat makan siang. Bagas menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
“ And tau gak tadi istirahat
pertama bu Aya manggil ke kantor?”
“ Kenapa?” tanyanya antusias.
“ Tanya tentang anak-anak satu kelas.
Apa anak sekelas pergaulannya baik. Terus dia nanya tentang kamu juga.”
Andrian terlihat lebih antusias saat namanya disebut. “ Tanya apa?”
“ Tanya kita pernah makan siang
bareng gak. Aku jawab aja kamu bawa bekal dan makan sama fans kamu.” Bagas
tertawa. “ Benerkan?”
“ Hemmm.” Andrian menjawab pendek.
“ Tadi aku duduk di depan bu Aya,
sial dia manis banget, apalagi kalao ngomong terstruktur dan pakai bahasa
indonesia yang baik dan benar. Jadi imut banget. Aku jadi ngebayangin pengen
nyium bibirnya yang mungil itu.”
Tiba-tiba Buagg! Pukulan telak
di pipi Bagas. Wajah Andrian terlihat marah. Ada sedikit darah di bibir Bagas.
“ Sial, kenapa mukul. Gila ya!” Bagas mengaduh memegang bibirnya.
“ Jaga mulutmu, kurang ajar.”
Andrian wajahnya masih terlihat sangat marah.
“ Hei, kenapa akukan cuma ngomong.”
Bagas belum menyelesaikan
kalimatnya Andrian sudah memukulnya lagi. Akhirnya mereka benar-benar baku
hantam. Bagas tidak terima.
“ Hei panggil guru, Andrian berantem.”
“ Hei ketua kelas jangan berantem.”
Anak-anak gaduh. Antara melerai sambil melihat tontonan yang seru.
BERSAMBUNG..................
membaggongkan