Perjalanan Leanor Bersama Sistem Pertanian

"Tersambung, kalian jangan berbicara dulu, biar aku saja yang mengobrol dengan kak iparku lebih dulu." Ucap Adel karena telponnya tersambung ke ponsel kak iparnya.

Kemudian telpon di angkat oleh kak ipar Adel, mereka berbicara cukup lama, dengan rayuan Adel akhirnya kak iparnya luluh dan menyewakan rumah tersebut kepada Lea. Dan a meminta Adel membawa Lea kerumahnya untuk menandatangani surat-surat perjanjian penyewa. Karena ia tidak bisa datang kesana untuk menemui Leanor, ia masih ada kesibukan yang harus ia selesaikan.

Lea setuju ikut dengan Adel, karena ia juga ingin bertemu dengan kak ipar adel. Jika ia tertarik dengan rumah tersebut ia akan langsung membelinya dari pada menyewanya lebih baik langsung beli pikir Lea.

Tidak lama setelah itu sopir jemputan Adel dan Ririn datang bersamaan.

" Sopirku sudah datang kita langsung saja kerumahku, Ririn jemputan mu juga sudah datang." Ucap Adel kepada Lea terakhir kata pada Ririn karena ia melihat mobil jemputan Ririn juga datang.

" Lea, karena mobil Adel sudah datang aku juga pulang, ibuku pasti sudah menunggu di rumah." Ucap Rara juga ingin pulang.

" Kamu juga tidak nginap di asrama, Ra?" Ucap Adel kepada Rara, karena setahu nya Rara menginap di asrama sekolah.

" Aku jarang menginap di asrama, karena desaku tidak terlalu jauh di kota ini, jadi aku sering bolak-balik saja." Ucap Rara, karena ia tidak ingin meninggalkan ibu sendirian di rumah, bila ia menginap di asrama jika ibunya butuh bantuan tidak ada yang membantunya, karena itu ia memutuskan untuk bolak-balik ke sekolah dan ke desa.

" Ya sudah kamu hati-hati di jalan, apa ada kendaraan ke desamu?" Ucap Lea kepada Rara.

" Ada becak yang kembali ke desa sekitar jam ini, aku duluan ya." Ucap Rara ia berlari ke arah biasanya becak parkiran untuk mencari penumpang.

Setelah itu Adel mengajak Lea untuk kedalam mobilnya, begitu dengan Ririn ia sudah masuk kedalam mobilnya. Dan kedua mobil itu melaju dengan tenang ke alamat tujuan masing-masing.

Tidak lama setelah itu Lea sampai di rumah Adel, ternyata kak ipar adel belum pulang dari kerjanya, Adel meminta art untuk membuatkan minuman untuk Lea.

Sedangkan dirinya menemani Lea mengobrol sampai kak iparnya kembali, tidak lama setelah itu minuman sampai begitu pula dengan kak iparnya Adel juga kembali sambil membimbing anak kecil yang baru berumur tiga tahunan.

" Maaf aku terlambat, apa kalian sudah lama?" Ucap kak ipar Adel yang bernama Rina, ia juga duduk disana sambil membantu putranya duduk di atas kursi.

"Kita juga baru sampai kak, sini boy jangan mamimu berbicara dengan aunty Lea!. Ucap Adel sambil mengendong ponakannya itu dan membawanya kekamarnya.

"Lea, kamu berbicara saja dengan kak Rina aku ganti baju dulu." Ucap Adel lalu ia membawa boy ponakan ke atas menuju ke kamarnya.

Setelah itu hanya Lea dan kak Rina yang ada disana. Kak Rina menyampaikan maksudnya dan tujuannya kepada Lea, sebenarnya ia tidak ingin menyewa rumah itu, karena ia butuh modal cepat, tapi karena Lea teman adik iparnya ia usahakan untuk menyewakannya kepada Lea.

" Kak Rina, sebenarnya aku tidak berencana menyewa rumah, aku ingin mencari rumah yang di jual dekat area sekolahku, tapi Adel memberitahuku tentang dirimu yang menjual rumah karena Adel kasihan padaku jadi ia berbicara denganmu untuk menyewakan rumah itu padaku, jadi aku setuju datang kesini untuk menemui mu untuk membicarakan masalah ini.

"Jika harganya pas dan sesuai dengan kantongku aku akan membeli rumahnya kak Rina, tapi sebelum itu aku ingin dulu melihat keadaan rumah tersebut, jika sesuai aku akan membelinya, bagaimana menurut mu kak." Ucap Lea setelah mendengar penjelasan dari kak Rina bahwa ia tidak ingin menyewakan rumah hanya ingin menjualnya untuk tambahan modal, ia tidak mempersulit kak iparnya Adel ini. Ia langsung membicarakan tujuannya untuk membeli rumahnya.

" Apakah kamu yakin ingin membelinya, saolnya aku dengar dari Adel keluargamu lagi sulit, karena harga rumah ini cukup di bilang tinggi, maaf bukan maksudku merendahkan aku hanya tidak ingin kamu kesulitan, sebab kamu temannya Adel berarti kamu juga seperti adikku." Ucap kak Rina karena Adel sudah menceritakan kehidupan temannya ini, ia tidak ingin menyulitkan Lea, walaupun ia butuh uang sekarang ia bisa berbicara dengan suaminya nanti pikirnya.

" Iya aku yakin, tapi aku ingin melihat dulu keadaan rumahnya, jika aku sanggup aku akan membelinya!" Ucap Lea yakin dan sungguh-sungguh, ia tidak ragu membuat keputusan.

" Baiklah, kita kesana sana sekarang mumpung masih ada waktu." Ucap kak Rina, ia mengajak Lea ke lokasi rumah yang ia jual, tapi sebelum berangkat ia berpesan kepada ketua Art untuk memberitahu Adel untuk menjaga boy selama ia pergi.

Tidak lama Rina dan Lea sampai ke lokasi rumah tersebut. Rumah tersebut rumah minimalis berlantai dua tidak terlalu mewah, sederhana tapi elegan. Lea menyukai rumah tersebut rumahnya juga dekat dengan sekolahnya hanya berjalan kaki sekitar 15 menit sampai di sekolahnya. Juga dekat dengan sekolah Bastian sekitar 30 menit, Bastian bisa sepeda kalau sekolah, pikir Leanor.

Lantai pertama sedia tiga kamar, ruang tamu dan ruang makan bergabung dekat dengan dapur, sedangkan lantai atas dua kamar dan ruang santai yang berhadapan kejalan.

Setiap kamar tersedia kamar mandi, airnya mengalir dengan lancar, letak strategis dan nyaman, Leanor sudah jatuh cinta dengan rumah ini.

Leanor sudah tertarik dan benar-benar jatuh cinta dengan rumah ini, ia langsung menanyakan harga yang diajukan oleh kak Rina.

" Kak, aku suka rumah ini tidak terlalu jauh di sekolah ku juga sekolah adik ku, aku ingin mengambilnya, kira-kira beberapa kak Rina menjualnya?" Ucap Lea kepada kak Rina.

" Aku menjual rumah ini 75 juta jika itu pada orang lain, tapi jika padamu aku kasih diskon menjadi 70 juta saja, bagaimana apa kamu punya tabungan, apa orang tuamu sudah setuju bahwa kamu membeli rumah." Ucap Rina sebenarnya ia kurang yakin, tapi untuk menghibur Lea ia tetap menyampaikannya.

"Iya kak aku memiliki tabungan sebanyak itu, orang tuaku tidak tahu begitu pula dengan Adel dan Ririn. Ini aku jujur padamu saja kak, karena uangku ini sah.

Aku mendapat uang ini saat aku menjual batu bening ke toko perhiasan. Aku mendapatkannya saat aku terjatuh ke dalam sungai satu tahun yang lalu. Jadi tidak ada yang mengetahui aku menjual batu itu." Ucap Lea mengarang cerita ia bercerita dengan sungguh-sungguh dan meyakinkan.