NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Lensa

Takdir Di Balik Lensa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Model / Office Romance
Popularitas:949
Nilai: 5
Nama Author: Novaa

Sepuluh tahun lalu, Sekar kenanga atmaja dan Alex Mahendra prakasa terlibat dalam sebuah perjodohan dingin tanpa cinta. Di usianya yang masih belia, Sekar hanya memusatkan pikirannya pada impian yang ingi diraihnya. Dengan segala cara dia ingin membatalkan perjodohan itu. Namun sebuah tradisi dalam keluarganya sulit sekali untuk dilanggar. Pendapatnya sama sekali tidak di dengar oleh keluarganya. Sampai pada hari pertunangannya dengan Alex tiba. Sekar dengan berani menolak putra dari keluarga Prakasa tersebut. Gadis 18 tahun itu pergi meninggalkan acara dan Alex dengan luka samar, karena ditolak dengan kasar di hadapan banyak orang.

Kini takdir kembali mempertemukan mereka dalam ikatan bisnis. Sekar yang kini menjadi model terkenal dan di kenal dengan nama 'Skye' akan menjadi wajah utama untuk ATEEA group. Sebuah perusahaan fashion ternama yang ternyata dipimpin oleh Alex Mahendra prakasa, sang mantan calon suaminya.

Akankah bisnis ini batal seperti perjodohan mereka? simak disini ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 #PENGAKUAN DI BALIK TIRAI

​Belakang Panggung, Ruang Ganti Darurat

​Alex Mahendra tidak pernah se-panik ini seumur hidupnya. Perintahnya yang biasa tegas dan dingin kini berubah menjadi seruan putus asa.

​"Panggil dokter! Cepat! Siapa pun!" teriak Alex. Ia masih memeluk Sekar erat-erat. Ia tidak peduli pada kerumunan staf yang panik, kilauan lampu, atau kesuksesan peluncuran yang baru saja terjadi. Yang ada hanyalah Sekar yang pingsan dalam pelukannya.

​Mila dan Dandi segera beraksi. Dandi bergegas mencari dokter hotel, sementara Mila membantu menuntun Alex ke ruang ganti terdekat. Alex menggendong Sekar, bintang utama acara itu. Seperti harta paling berharga yang rentan.

​Alex meletakkan Sekar perlahan di sofa ruang ganti. Wajahnya yang pucat dan bibirnya yang sedikit terbuka membuat Alex lupa akan segala hal tentang dendam, kontrak, Miranda, dan pengkhianatan masa lalu. Ia hanya melihat Sekar yang kesakitan dan lemah.

​"Skye, bangun! Bangun!" Alex menepuk pipi Sekar pelan. Tangannya bergetar hebat, dan ia terkejut sendiri dengan kepanikannya.

​Ia merobek kain gaun yang menutupi kaki Sekar, menemukan saputangan yang basah darah dan luka robek yang cukup dalam akibat pecahan kaca.

​"Sialan!" umpat Alex. "Dandi! Dimana dokter itu?"

​Alex merobek kemejanya sendiri tanpa pikir panjang, kemeja mahal yang ia kenakan untuk Gala dan menggunakannya untuk menekan luka Sekar.

​Alex bermonolog di dalam hati, "Kau melakukannya demi uang. Kau menahan sakit yang mengerikan hanya untuk uang itu. Kau mempertaruhkan kesehatanmu demi anak-anak itu... sementara aku... aku menggunakan uang itu untuk menyakitimu!"

​Selama sepuluh tahun, Alex membangun benteng balas dendam, bersembunyi di balik bisnis, kontrak, dan tuntutan profesional. Namun, dalam satu malam, di balik panggung yang kacau, semua tembok itu runtuh. Kepanikan karena takut kehilangan Sekar jauh lebih kuat daripada obsesinya untuk membalas dendam.

​Alex mendongak saat Mila mendekat dengan wajah berlinang air mata.

​"Tuan Alex, ini pasti ulah orang yang cemburu! Dia berusaha—"

​"Aku tahu siapa yang melakukannya, Mila!" potong Alex tajam. Ia menatap Mila, matanya menyala. "Tapi kenapa kalian tidak memberitahuku? Kenapa dia menyembunyikannya?"

​"Nona Skye tidak mau Tuan Alex membatalkan kontraknya karena masalah pribadi," jawab Mila, suaranya tercekat. "Dia bilang, Anda sudah cukup merendahkannya. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan Anda."

​Pengakuan Mila menusuk hati Alex. Sekar lebih memilih menderita kesakitan fisik daripada menunjukkan kelemahan di depan Alex.

​Alex merunduk, memegang tangan Sekar yang dingin. Ia membiarkan kepanikan dan perasaannya yang sebenarnya meluap tanpa disaring oleh ego.

​"Skye... Sekar... aku minta maaf," bisik Alex, suaranya parau dan rapuh. Untuk pertama kalinya, suaranya benar-benar menunjukkan penyesalan.

​"Aku minta maaf atas ciuman itu. Aku minta maaf atas kontrak itu. Aku minta maaf karena aku memata-mataimu. Aku... aku hanya tidak bisa melihatmu dengan orang lain. Aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau meninggalkanku," Alex mengakui semua kebrutalan dan kebodohannya, meruntuhkan tembok balas dendam pembuktian kejamnya pada Sekar.

​"Aku tahu ini salah, tapi... aku panik, Sekar. Aku takut kau akan pergi lagi. Aku takut kau tidak akan pernah melihatku lagi. Maafkan aku telah menyakitimu. Aku tidak pernah bermaksud menyakitimu seperti ini."

​Alex mengecup punggung tangan Sekar, air matanya sendiri nyaris menetes. Ia adalah Alex Mahendra, CEO yang tidak pernah tunduk pada emosi, tetapi di hadapan Sekar yang tidak berdaya, ia kembali menjadi remaja yang rapuh.

​Dokter hotel dan Dandi akhirnya tiba. Dokter segera mengambil alih situasi, membersihkan luka Sekar dan memberikan pertolongan pertama.

​Dandi menatap Alex dengan pandangan yang penuh pengertian. Ia tidak perlu bertanya apa yang terjadi; wajah Alex sudah menceritakan semuanya.

​Saat dokter menyuntikkan obat penenang ringan, Alex terus menggenggam tangan Sekar. Ia telah kehilangan kendali dan meruntuhkan bentengnya. Kini, Sekar tahu, kebencian Alex hanyalah topeng dari obsesi dan ketakutan yang mendalam.

​Sesaat kemudian ....

​Dokter hotel selesai membersihkan dan menjahit luka robek di telapak kaki Sekar. Sekar sudah tertidur di sofa, dipengaruhi oleh obat penenang. Alex masih duduk di sampingnya, memegang erat tangan Sekar, wajahnya kusut.

​Dandi berbisik, "Mas Alex, lukanya sudah ditangani. Nona Skye harus diistirahatkan malam ini. Saya sudah mengatur suite terbaik di hotel ini, jauh dari keramaian media."

​Alex mengangguk kaku. Ia memandang wajah Sekar untuk terakhir kalinya, membiarkan penyesalan membanjiri dirinya.

​"Dandi, awasi dia. Pastikan tidak ada yang mendekat. Aku akan segera kembali setelah mengurus kekacauan di luar," perintah Alex.

​Alex bangkit. Ia harus menghadapi media, tamu, dan yang terpenting, Ibunya. Ia meninggalkan Sekar dalam perawatan Mila dan Dandi, lalu berjalan keluar dari ruang ganti darurat.

​Tepat di luar pintu, Alex berhenti mendadak. Adriana Prakasa, Ibunya, berdiri di sana, dikelilingi oleh petugas keamanan hotel. Wajah Adriana tidak lagi menunjukkan kebahagiaan Gala; ia terlihat marah, cemas, dan sangat kecewa.

​Alex tahu Ibunya pasti sudah mendengar desas-desus.

​"Alex!" seru Adriana, suaranya pelan tetapi menusuk. "Kau meninggalkan pestamu! Dan kau tampak seperti baru keluar dari medan perang! Ada apa di dalam sana?"

​"Ma, ini bukan tempatnya. Ada sedikit masalah teknis dengan model utama," jawab Alex, berusaha menutup-nutupi.

​"Model utama? Kau pikir Mama bodoh, Alex?" Adriana melangkah mendekat. "Mama sudah melihat papan nama di belakang pintu tadi! Mama sudah melihat modelmu berjalan di runway!"

​Adriana menatap Alex lurus di mata, suaranya kini mengandung kesedihan dan pengkhianatan.

​"Model utama ATEEA, Supermodel Skye... dia adalah Sekar Kenanga, kan?"

​Alex terdiam. Rahasia yang ia jaga mati-matian, yang ia gunakan sebagai senjata, kini terbongkar di hadapan orang yang paling ia hormati.

​"Ya, Ma," aku Alex, nadanya lelah. "Dia Sekar."

​Wajah Adriana Prakasa langsung berubah. Kekecewaan yang mendalam memenuhi matanya. "Dan kau mengundangnya kembali. Kau membawanya ke sini setelah semua yang dia lakukan? Setelah dia menghancurkan hidupmu?"

​"Dia tidak menghancurkan hidupku, Ma. Dia pergi karena suatu alasan," balas Alex, membela Sekar secara naluriah. "Dan dia tidak sadar ada di mana saat ini. Dia terluka. Dia baru saja pingsan. Aku harus memastikan dia aman."

​"Aku tidak percaya padamu, Alex," ujar Adriana. "Kau membatalkan rencanamu dengan Miranda. Kau mempermalukan kami di acara Gala. Dan sekarang, kau mempertaruhkan ATEEA dan dirimu sendiri demi wanita yang sudah meninggalkanmu! Apakah kau tidak pernah belajar, Nak?"

​Alex menunduk. Ia tidak bisa melawan ibunya dengan alasan dendam lagi, karena dendam itu baru saja runtuh di hadapan Sekar yang terluka.

​"Ma, saya akan jelaskan nanti. Sekarang, tolong pulang. Saya harus mengurus ini sendiri," kata Alex, mengakhiri konfrontasi dengan nada final.

​Adriana hanya menggelengkan kepala, air mata kecewa mulai menggenang. Ia tahu ia telah kehilangan putranya lag. Bukan karena wanita lain, tetapi karena hantu masa lalu yang kembali dalam wujud Supermodel Skye.

​Alex berbalik dan berjalan cepat menuju pintu keluar, meninggalkan ibunya yang hancur di belakang panggung. Ia kini memiliki Sekar yang terluka, Miranda yang dendam, dan Ibunya yang kecewa. Permainan sudah berakhir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!