NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat
Popularitas:65.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ²⁸ - pregnant

Pagi datang dengan langit kelabu. Kabut tipis menyelimuti halaman mansion, menyusup di antara batang pohon besar dan pagar besi yang mulai berkarat. Clay terbangun lebih dulu, duduk di tepi ranjang dengan mata masih berat, mendengarkan suara burung gagak di kejauhan.

Britney masih tertidur, wajahnya pucat. Di meja dekat tempat tidur, ada cangkir teh yang belum habis. Clay menghela napas pelan, menatapnya lama, ia memperhatikan bahwa belakangan Britney sering gelisah di malam hari dan bangun dengan wajah lelah.

Clay beranjak keluar kamar, menuju dapur besar yang dulu mewah tapi kini berdebu. Ia menyalakan kompor portabel dan mulai merebus air. Aroma kopi instan memenuhi ruangan, tapi tidak bisa menutupi bau lembap dan jamur tua. Tak lama, langkah kaki pelan terdengar dari tangga. Britney muncul, rambutnya berantakan, tangan menutupi mulut.

“Kau mual lagi?” tanya Clay cepat.

Britney hanya mengangguk dan bergegas ke wastafel. Suara muntah terdengar lirih, disusul batuk kecil. Clay menatapnya dengan wajah khawatir. Ia menaruh cangkir kopi, lalu menghampirinya.

“Ini sudah tiga hari berturut-turut, Brit. Kau pasti kena infeksi perut,” katanya, mencoba terdengar tenang.

Britney mencuci mulutnya, lalu menatap Clay dengan senyum tipis. “Mungkin cuma stres."

Clay tahu sesuatu berubah dari dalam diri Britney, kulitnya lebih pucat, tubuhnya cepat lelah, tapi anehnya, matanya justru terlihat lebih cerah, hidup.

Setelah sarapan seadanya, mereka keluar ke halaman belakang. Clay mulai menyiangi rumput liar, menyiapkan lahan untuk kebun. Benih dari toko pertanian kini disusun rapi dalam beberapa pot kecil. Britney membantu, meski sesekali harus berhenti karena pusing.

“Kalau kita berhasil menanam tomat, aku bakal bikin saus sendiri,” katanya, setengah bercanda.

Clay tersenyum, tapi diam-diam ia memperhatikan tangan Britney yang gemetar halus saat menanam. Ia tahu, tubuhnya tidak sekuat dulu.

Menjelang sore, Clay memutuskan memeriksa keadaan Jennifer. Ia membuka pintu kamar tempat zombie-aktris itu dikurung. Cahaya oranye senja menyusup lewat celah jendela, menyorot tubuh Jennifer yang terbaring di ranjang, terikat sabuk kulit pada pergelangan tangan dan kaki.

Namun kali ini, ada yang berbeda. Matanya terbuka. Tidak kosong, tidak sekelam sebelumnya, justru seperti ada kesadaran samar di sana.

“Jennifer,” panggil Clay pelan, separuh tak percaya.

Wanita itu memutar kepalanya lambat. Bibirnya bergerak, mengeluarkan suara parau seperti bisikan karat. “A… air…”

Clay terpaku sejenak. Ia segera mengambil botol air, lalu menuangkannya ke gelas kecil. Dengan hati-hati, ia memegang kepala Jennifer dan membantunya minum. Wanita itu menelan pelan, lalu memejamkan mata.

Dari balik pintu, Britney memandangi adegan itu tanpa suara. Cahaya sore menimpa wajahnya, membuat ekspresinya sulit terbaca, antara kagum, lega, dan takut.

“Dia sadar,” bisiknya kemudian.

Clay menatap Jennifer lama. “Ya. Tapi belum sepenuhnya. Otaknya mungkin masih beradaptasi.”

Britney masuk ke kamar, berdiri di sisi ranjang. Ia memperhatikan kulit Jennifer yang kini tak sekelabu dulu. Luka di wajahnya juga mulai mengering.

“Dia benar-benar bereaksi terhadap darahku…” katanya pelan.

Clay menatapnya. “Ini bisa jadi penemuan paling penting di dunia, Brit. Kau mungkin... kunci segalanya.”

Namun Britney tidak menjawab. Tatapannya justru jatuh ke lantai, lalu ke perutnya sendiri. Entah mengapa, sejak beberapa hari terakhir, tubuhnya terasa aneh, bukan hanya mual, tapi juga panas dingin, dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Malam itu, mereka makan di ruang makan besar. Api kecil dari perapian menari di dinding, bayang-bayang mereka berdua memanjang.

“Kau ingat waktu pertama kita sampai di sini?” tanya Britney pelan.

“Ya. Aku kira mansion ini penuh zombie.”

Britney tersenyum samar. “Ternyata hanya dihuni dua orang gila dan satu mantan selebriti setengah mati.”

Clay terkekeh kecil, tapi ekspresinya cepat berubah serius. “Brit… kalau percobaan kita berhasil, kalau Jennifer benar-benar sembuh sepenuhnya, mungkin kita bisa menyelamatkan orang lain.”

Britney menatapnya, mata cokelatnya berkilat di bawah cahaya api. “Atau justru membuka pintu baru untuk sesuatu yang lebih buruk. Itu tak akan terjadi kan?"

"Jangan bicara begitu. Kau berlebihan," sahut Clay. Dia lalu menggenggam lembut tangan Britney.

“Kau tahu,” lanjut Britney pelan, “kadang aku mimpi aneh. Tentang dunia yang kembali hidup. Tapi semuanya terasa… salah. Seperti sesuatu yang tumbuh dari abu, tapi bukan kehidupan.”

Clay menatapnya lama. “Mungkin itu cuma efek stres.”

Britney tersenyum, tapi matanya kosong sesaat. “Atau mungkin tubuhku sedang berubah.”

"Ck! Kalau kau berubah, kenapa kau masih Britney sekarang? Diam dan sebaiknya cium aku!" ujar Clay.

Britney tersenyum lembut dan segera memberikan permintaan Clay. Malam itu mereka bercinta untuk yang kesekian kalinya.

...***...

Beberapa hari berlalu. Britney terus merasa mual tiap pagi, bahkan mulai sensitif terhadap bau tertentu. Clay sempat mengira dia terinfeksi sesuatu, tapi suhu tubuhnya normal, nadinya stabil.

Sementara itu, kondisi Jennifer membaik cepat, terlalu cepat. Kulitnya pulih, rambutnya kembali berkilau, tapi matanya tetap asing, seperti dua dunia yang saling bertabrakan dalam satu tubuh.

Kadang Clay memergokinya menatap cermin lama sekali, lalu tersenyum samar, seperti sedang mengenali dirinya sendiri. Namun setiap kali ia mendekat, Jennifer berpura-pura tak sadar.

Suatu malam, Clay menulis catatan di meja ruang kerja. Ia menulis setiap perubahan pada Jennifer: suhu tubuh, refleks, kemampuan bicara. Semua menunjukkan kemajuan luar biasa. Tapi di catatan paling bawah, ia menulis dengan tinta lebih tebal:

“Tatapan pasien menunjukkan perilaku predatori. Belum bisa dipastikan aman.”

Britney datang membawa teh. “Masih menulis laporan, Profesor?”

Clay tersenyum kecil. “Hanya mencoba menjaga akal tetap waras.”

Britney duduk di tepi meja, menatap ke luar jendela, di mana hujan mulai turun pelan. “Kadang aku takut kalau dunia benar-benar sembuh, kita nggak punya tempat di dalamnya lagi.”

Clay menatapnya. “Jangan berpikir begitu.”

Keesokan harinya, Britney kembali mual parah. Tapi kali ini, Clay memperhatikan sesuatu yang aneh, kulitnya tampak lebih bercahaya, dan detak jantungnya terdengar dua kali lipat cepat dari normal. Ia menatapnya dengan cemas.

“Brit, aku rasa ini bukan cuma maag,” katanya.

Britney mengangkat wajahnya, lelah. “Kalau bukan maag, apa? Jangan bilang ini efek gigitan zombie itu? Apa reaksinya terjadi sekarang?

Clay menghela napas, mencoba tersenyum. “Aku nggak yakin. Tapi tubuhmu… seolah sedang menumbuhkan sesuatu.”

Britney menatapnya bingung. “Apa maksudmu—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, dari kamar Jennifer terdengar suara keras, jeritan melengking, disusul dentuman logam.

Clay langsung mengambil pedang anggarnya. “Tunggu di sini!”

Ia berlari ke arah kamar itu, membuka pintu dengan paksa. Di dalam, Jennifer sudah terlepas dari sebagian ikatan. Sabuk kulit robek, matanya berkilat seperti dua bara. Tapi kali ini, dia tidak menyerang. Ia hanya duduk di tepi ranjang, menatap Clay dengan senyum samar yang membuat bulu kuduk berdiri.

“Clay…” katanya pelan, suaranya kini jernih. “Aku ingat… semuanya.”

Clay terpaku.

Britney yang menyusul ke belakang langsung memegang lengan Clay. “Jangan terlalu dekat.”

Jennifer menunduk, lalu menatap mereka lagi. “Aku… bisa merasakan darahnya di tubuhku. Hangat. Hidup.” Ia memegang dadanya, seolah mendengarkan detak jantungnya sendiri. “Dan aku tahu apa yang ia bawa di dalam dirinya.”

Clay mengerutkan kening. “Apa maksudmu?”

Jennifer menatap Britney dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan, antara rasa iri dan kagum. “Dia… bukan hanya kebal. Dia sedang menciptakan kehidupan baru.”

Britney membeku, matanya melebar. Clay menatap bergantian antara Jennifer dan Britney, napasnya tercekat.

Jennifer tersenyum tipis. “Dia hamil!" ungkapnya sambil menunjuk perut Britney.

1
Cindy
lanjut
Okto Mulya D.
perjuangan berat tuhh
Okto Mulya D.
Jenifer sulit ditebak ya?!, semoga tidak membahayakan Clay dan Britney serta janin anak mereka.
Tiara Bella
Jeniffer mw kemana ya
Tiara Bella
wow dijalan kiamat zombie Britney hamil....semoga dpt melaluinya ya clay Britney.....
Rommy Wasini Khumaidi
aduh...masih kepikiran Jenifer ini thor,takut tiba² nyerang,nanti kalau bayinya Britney lahir ari²nya dimakan kaya Suzana,lebih menakutkan lagi bayinya dimakan,ngeri bgt ngebayanginya 🙈🙈atau jangan² bayinya akan menjadi super hero,karena terkontaminasi virus zombie
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Jenifer akhirnya sadar ya....tp emang butuh proses.....
Rommy Wasini Khumaidi
aku takut Jenifer jadi makhluk yang melebihi zombie
Rommy Wasini Khumaidi
tuh kan hamil britney
Kiki Handoyo
"BUILD THE WORLD A NEW"

SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.

Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰
Okto Mulya D.
Britney hamil ngga tuhhh ...bakal repot nihhh
Okto Mulya D.
dunia berjalan lambat..
Okto Mulya D.
ada zombie lagi pasti
Okto Mulya D.
gedung yang tenang ternyata banyak zombie nya..huhh..
Rommy Wasini Khumaidi
Brithney hamil ditengah dunia Zombie,lupa gk pake pengaman ya Clay,gk ada alfamart yang jual Sutra ditengah dunia yang hancur🤣
Tiara Bella
hamil sh kynya Britney...
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga jangan dulu hamil Thor
Okto Mulya D.
waduh hot banget yaa...
Okto Mulya D.
wahhhhh sembuh juga si Britney dan Clay pun tidak sendirian..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!