"Tolong, lepaskan aku Anthonio. Kau tak seharusnya ada disini." Maria Ozawa
"Tidak, sampai kapanpun aku tak akan melepaskan mu. Aku tak akan membiarkan mu terluka lagi, Maria." Anthonio Vanders
"Apa yang mereka lakukan di dalam sana?" Marimar Ozawa
Tujuh tahun lamanya menikah, namun tak membuat hati Anthonio tergerak sama sekali. Bahkan hanya sekedar membuka hati pun, tak dapat lelaki itu lakukan. Hatinya benar-benar membeku, menciptakan sikap dinginnya yang kian meledak. Sementara Marimar yang sangat mencintai suaminya, Anthonio. Merasa lelah tatkala mendengar sebuah fakta yang begitu menusuk hatinya.
Lantas, fakta seperti apakah yang membuat sikap Marimar berubah tak hangat seperti dulu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu 2
🥕Masih FLASHBACK ON🥕
"Maria, kenapa kau ada disini?" Anthonio berkerut alis menatap sosok wanita yang sangat dicintainya.
Sedangkan Maria hanya bergeming di tempatnya. Bibirnya begitu keluh untuk mengatakan sebenarnya bila ternyata dirinya adalah putri bungsu keluarga Ozawa. Tatapannya masih lurus ke depan dimana Anthonio yang tengah berdiri tidak jauh dari tempatnya. Keduanya pun saling berpandangan satu sama lain dan detik selanjutnya Maria segera memutus kontak mata dari lelaki itu.
Maria menatap sekilas Mommy nya yang terlihat murka. Dia tahu betul bila ada sesuatu yang terjadi pada Mommy nya hingga aura dingin pun menusuk kulitnya.
"Mom, aku ke atas dulu." Lama berdiam diri hingga akhirnya Maria pun membuka mulut. Wanita cantik itu tampak mengacuhkan Anthonio yang menatapnya lekat.
Tak ada reaksi apapun dari Nyonya Ozawa mendengar ucapan Maria. Wanita paruh baya itu masih dengan ekspresinya yang begitu murka. Entah kenapa setiap dirinya melihat Maria, detik itu juga terbayang kembali ingatan nya pada insiden beberapa puluh tahun yang lalu bagaikan slide film yang terus berputar di kepalanya. Dimana dirinya yang begitu terguncang melihat fakta tersebut, dalam sekejap dunianya pun hancur lebur bersamaan hatinya yang patah.
"Maria, tunggu!" panggil Anthonio sembari melangkah menghampiri Maria yang berada di ujung tangga.
Maria sendiri seolah menulikan pendengarannya, wanita cantik itu terus berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dia sama sekali tak mengindahkan perkataan Anthonio.
"Maria!" panggil Nyonya Ozawa kemudian. Jangan tanyakan lagi jika tatapan wanita paruh baya itu masih terlihat horor.
Seketika langkah Maria pun terhenti dan memutar tubuhnya menatap pada Mommy nya.
"Ya, Mom."
"Katakan ... ada hubungan apa kau dengan Anthonio?" Tanpa basa-basi Nyonya Ozawa pun bertanya langsung perihal hubungan Maria dengan lelaki yang akan dijodohkan dengan Marimar. Wanita paruh baya itu ingin mendengar langsung kebenaran dari putrinya.
DEG!
Jantung Maria pun berdetak kencang seolah ingin lepas dari sarangnya. Ternyata tebakannya memang benar, cepat atau lambat hubungannya dengan Anthonio akan diketahui oleh Mommy nya. Dan jati dirinya yang sebagai Nona muda dari keluarga Ozawa pun terbongkar di hadapan lelaki yang dia cintai.
Sebenarnya Maria tidak ingin menyembunyikan identitas dirinya, tapi dia melakukan hal itu karena terpaksa agar dia bisa diterima di Vanders Group. Maria tak ingin bila mendapatkan sebuah pekerjaan dengan mengandalkan nama Ozawa di belakangnya. Dia ingin diterima kerja murni dari kemampuan yang dia miliki tanpa ada embel-embel yang merupakan putri dari Ozawa.
"Kenapa kau diam? Ayo jawab aku!" sorot mata itu masih memancarkan amarah yang begitu mendalam. Tak hentinya tatapannya lurus tertuju pada Maria yang mulai gugup.
"Maafkan aku Mom, aku dan Anthonio ...."
"Kami saling mencintai dan akan menikah secepatnya. Jadi, tolong jangan paksa saya atau pun Mommy untuk menyuruh saya menikahi putri anda," sahut Anthonio yang secepat kilat memotong ucapan Maria.
Tampak Anthonio yang begitu geram dengan sikap Nyonya Ozawa yang begitu semena-mena. Tak ada sedikit pun rasa takut yang bergelayut di benak lelaki itu, yang ada hanyalah keberanian yang membuncah di hatinya. Anthonio tidak ingin bila hidupnya di kendalikan oleh seseorang, mengingat selama ini orang tuanya yang tak pernah memaksa ataupun menekannya.
"Anthonio! Apa yang kau katakan?" tanya Maria dengan nada yang tinggi memenuhi ruangan mewah itu.
"Percayalah Mom, semua itu tidak benar. Kami hanya sebatas atasan dan bawahan saja, tidak lebih." Maria menggelengkan kepalanya sebagai tanda jawaban dari pertanyaan Mommy nya. Sekeras mungkin Marimar berusaha meyakinkan sang Mommy agar percaya akan apa yang dia katakan.
DEG!
Untuk kesekian kalinya Nyonya Ozawa dibuat terkejut atas pengakuan putrinya barusan. Ya, selama ini memang Nyonya Ozawa tidak pernah mau tahu ataupun mencari tahu perihal pekerjaan Maria juga dimana putrinya itu bekerja. Yang dia tahu adalah Maria bekerja sebagai sekretaris di perusahaan raksasa.
Sejak saat itu, Ozawa pun mempermasalahkan hal itu. Dia begitu cuek dengan Maria yang lebih memilih untuk bekerja di perusahaan lain. Tapi berbeda halnya pada Marimar, wanita paruh baya itu begitu protektif pada putri sulungnya yang dia gadangkan sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis yang dia miliki.
"Apa maksudmu Maria? Kenapa kau bicara seperti itu? Apa selama ini kau tak pernah menganggapku, hah?" tanya Anthonio dengan sorot mata elangnya menatap tajam pada Maria.
"Cukup Anthonio! Kau dan aku tidak memiliki hubungan apa-apa. Jadi, tolong jangan bicara yang tidak-tidak pada Mommy ku."
"Maaf kalau selama ini aku tidak jujur padamu mengenai identitasku. Aku hanya tidak ingin bila aku diterima kerja hanya karena aku adalah putri dari keluarga Ozawa," lanjut Maria mengungkapkan segala alasan yang telah dia rahasiakan selama ini.
"Aku masih tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, Maria. Aku menyesal telah mengenal wanita sepertimu!" Akhirnya kata sesal pun terlontar dari bibir Anthonio. Lelaki itu tak menyangka bila wanita yang dicintainya sama sekali tidak pernah menganggapnya ada. Bahkan Maria tak menganggap bahwa dirinya tengah menjalin hubungan dengannya.
"Ayo Mom, kita pergi dari sini. Aku akan mencari cara untuk mendapatkan investor lagi." Dengan langkah lebar Anthonio berjalan mendekat ke arah Mommy nya. Membantu sang Mommy untuk beranjak dari tempatnya, dan beruntung kali ini Rosa tak menolak putranya itu.
Anthonio begitu muak dengan fakta yang ada, terlebih sang kekasih yang tak mau mengakui hubungannya selama dua tahun ini. Sakit, rasanya begitu sakit bagaikan anak panah yang melesat tepat di jantungnya. Rasa sesak pun membuatnya tak bisa bernapas di ruangan megah itu. Hingga akhirnya Anthonio pun memilih untuk segera meninggalkan kediaman keluarga Ozawa.
Setelah kepergian Anthonio, kini tatapan Ozawa tertuju pada Maria yang masih bergeming di tempatnya. Terlihat jelas raut wajah Ozawa yang ditekuk membuat Maria dilanda rasa penasaran. Namun, Maria tak ada keberanian untuk pergi dari ruangan itu. Dia tahu betul bagaimana karakter Mommy nya saat murka. Hingga akhirnya dia pun memilih terdiam mematung disana.
"Maria, katakan yang sejujurnya mengenai hubunganmu dan Anthonio. Apa benar kau sedang menjalin hubungan dengan lelaki itu?" Ozawa kembali bertanya dengan tegas. Dia tak ingin bila ada seseorang yang membohongi ataupun mengkhianati dirinya.
Baginya cukup sudah beberapa puluh tahun lalu dia telah di khianati dan telah sukses mematahkan hatinya. Sungguh Ozawa tidak ingin hal itu terjadi lagi padanya, dia begitu membenci sosok pengkhianat dan selamanya tidak akan pernah ada maaf untuk orang seperti itu.
"Maafkan aku, Mom. Aku terpaksa mengatakan itu karena aku takut Mommy marah. Aku tahu apa yang Mommy bicarakan dengan Anthonio tadi, maka dari itu aku terpaksa berbohong."
"Dasar anak tidak tahu diuntung. Aku menyesal telah membesarkan dan memberikan namaku untukmu!"
.
.
.
🥕Bersambung🥕
kenapa dengan Antonio bukanya kemarin mau mengatakan semua rasa di hati ko jadi belok