NovelToon NovelToon
The Agreement

The Agreement

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintamanis / Tamat
Popularitas:72.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Anna

SEAN DAN SAFIRA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tiga puluh

happy reading genksss!!!

moon maap ya kalau ada kalimat rancu dan typo

****

Sean harus memasang dinding tak kasat mata yang sangat tinggi di hatinya. Tidak bisa, ia tidak boleh terhanyut dengan kehadiran Safira yang baru beberapa minggu ini menjadi istrinya. Ia tidak mungkin mengkhianati Bella—perempuan yang sudah mendapinginya selama lima tahun.

Bella yang selalu bisa menerima semua kelakuan buruknya, Bella yang rela terus di hina oleh keluarganya. Bella yang ia dapatkan dengan susah payah.

Ya, Bella yang sebenarnya milik sang sepupu.

Oke, lupakan kejahatannya di masa lampau. Kini yang harus ia lakukan adalah menjaga jarak dengan Safira, atau sebisa mungkin ia menghindari perempuan itu dan jangan bersentuhan, karena sumpah demi apapun, Sean tidak bisa menahan dirinya jika kulit mereka sudah saling bersentuhan.

"Kamu kenapa sih? Dari tadi aneh." Safira kembali membuka suaranya setelah terjadi keheningan di meja makan itu.

Sean mengangkat wajahnya dengan raut biasa, kemudian mengedik santai sembari membuang wajah. "Gak kenapa-napa," jawabnya singkat.

Tapi itu tidak berhasil menjawab rasa penasaran Safira. "Kamu sakit? Kok aku lihat lebih pendiam dari biasanya. Kamu itu kan senang mengoceh, kok tiba-tiba jadi kayak orang gagu gitu."

"Katanya cowok pendiem itu lebih kelihatan keren dari pada cowok bawel."

Safira terkekeh geli mendengar penjelasan lelaki itu. "Kata siapa?" tanyanya tanpa menghentikan tawanya.

"Menurut survei." Tentu saja itu jawaban ngawur.

Tapi, ia pernah membaca artikel tentang itu, memang benar laki-laki pendiam lebih menarik untuk wanita ketimbang laki-laki yang berisik.

"Tapi menurut aku kamu lebih cocok jadi laki-laki yang berisik. Rumah jadi berasa rame."

Sean berdecak. "Kamu pikir aku ibu-ibu arisan yang sukanya ngegosip." Lalu mendengus, melahap lagi mie goreng buatan Safira dengan lebih rakus.

"Bukan itu maksud aku. Aku seneng aja denger kamu ngoceh gak jelas gitu."

"Maksudnya?" Alis Sean naik ke atas.

"Gak ada maksud apa-apa, cuma suka aja, memangnya gak boleh?" Saat mengatakan itu, mata Safira menatap lurus ke depan, tepat menyoroti bola mata Sean.

Untuk beberapa detik, Sean seperti kehilangan kendali dirinya. Ia mengerjap-ngerjap salah tingkah sebelum berpaling.

Safira bilang suka. Bibirnya tertarik sedikit.

Dia bilang suka suara gue?

Ya Tuhan, ini cobaan bukan sih?

"Oh iya ...," suara perempuan itu kembali terdengar dan segera menyadarkannya. Kepalanya terangkat. "Kamu yang cuci piring ya, aku kan udah masak."

Loh ... apa tadi katanya? Nyuci piring?

"Nggak mau, ah!" tolak Sean cepat, secepat bola matanya membesar. "Gue gak bisa."

Tok ... tok ...

Safira mengetuk meja makan. "Aku, Sean, aku ... inget kamu udah bilang setuju untuk merubah panggilan kita." ingatnya pada lelaki itu.

Sean berdecak seraya melengos malas. "Iya-iya ... aku gak bisa nyuci piring."

"Belajar dong, kan kamu sendiri yang minta gak boleh ada asisten rumah tangga."

"Tapi gak nyuci piring juga ya, Fir."

"Terus siapa yang mau nyuci? Aku?" tunjuk Safira pada dirinya sendiri. Ia bahkan memutar kedua bola matanya. "Gak bisa gitu dong, tugas kan di bagi-bagi. Lagian kamu harus bisa, gimana kalo aku tinggal lagi kayak kemarin? Cangkir bekas kopi kamu aja gak kamu cuci ya kemarin."

"Tapi aku gak bisa."

"Ya udah aku ajarin." ujar Safira seraya berdiri dan menumpuk piring kotor bekas makan mereka, hendak membawanya ke bowl sink. "Ayo, buruan aku ajarin."

Dengan dengusan malas Sean terpaksa mengikuti langkah Safira yang sudah memasuki area dapur mereka. Kapan terakhir kali ia masuk ke sana? Oh iya, itu adalah hari pertama dimana Safira meninggalkannya sendirian di rumah.

"Sini," ajak Safira lagi.

Lelaki itu terlihat berjalan ogah-ogahan menghampirinya. "Gimana?" tanyanya ketus.

"Nyalahin keran airnya."

Sean mengikuti perintah itu, diputarnya keran air itu hingga perlahan tetesan air keluar semakin banyak.

"Nah, ambil piring bekas kamu makan. Terus kasih sabun cuci, itu di sana." tunjuk Safira pada satu wadah kecil tempat ia menyimpan sabun cuci piring. "Kamu peras-peras sampai berbusah, lalu gosok ke piring kamu."

Lagi-lagi Sean mengikuti perintah Safira itu. Sesekali ia mendengkus saat tangannya menyentuh spons busa berwarna kuning yang sebelumnya ia lumurkan dengan sabun.

"Jangan dilihatin aja, kamu gosok ke piringnya."

"Elo aja deh, Fir, kok gue jijik ya."

Safira menghela. "Gak kenapa-napa, itu kan sabun."

"Gak mau!" Kekeuh pada pendiriannya, Sean kemudian meletakan spons itu kembali ke tempatnya dan segera mencuci tangannya yang tadi berlumuran busa. "Jijik, Fir."

Sama ginian aja lo jijik, giliran sama lobang kenikmatan aja lo doyan—setan di dalam diri Sean berkata demikian.

"Ya udah sini aku kasih tau." gemas Safira. Saat tangannya hendak mengambil spons berwarna kuning tersebut, tidak sengaja lengannya bersentuhan dengan lengan Sean, dan itu berhasil menyulut sengatan listrik di dalam aliran darah Sean.

Perasaan aneh itu datang lagi. Kulit tubuh Safira yang bergesek nyaris terasa sangat lembut saat beradu dengan kulitnya.

Kegilaan Sean kembali lagi.

Ini bahaya.

Kepalanya mulai memanas, dan pandangannya berkabut gairah.

Sebelum kegilaannya mengambil alih, Sean buru-buru menjauhi Safira. Ia sontak mundur ke belakang, hingga membuat perempuan itu terkejut dan menatapnya bingung.

"Kenapa?"

Kepala Sean menggeleng samar sembari kedua tangannya mengguyar rabut ke belakang. "Jangan sentuh gue."

Yang tadinya ia menatap Sean bingung, perlahan berubah tertawa. Safira tersenyum geli dengan sikap Sean barusan. "Tangan aku masih bersih loh, belom pegang sabun. Gitu aja sampe mundur ke belakang." Safira mengangkat tangannya ke depan, menunjukan pada Sean kalau telapak tangannya masih bersih, belum terkena busa sabun cuci piring.

"Pokoknya lo jangan sentuh gue."

Kalimat penolakan Sean tentu saja di anggap lain oleh Safira. Perempuan itu menganggap kalau Sean tidak mau disentuh karena jijik dengan busa sabun.

Kemudian ia mendekat ke arahnya dengan tawa kecil di bibir. "Masih bersih kok tangan aku. Kenapa takut gitu sih? Nih lihat."

"Nggak, Fir, pokoknya jangan pegang-pegang, bahaya." Sean beringsut menjauh, mundur ke belakang hingga tubuhnya menabrak meja bar. "Stop, Fir, kalo lo sentuh gue, gue gak tahu apa yang bakalan gue lakuin sama lo."

Masih tertawa, Safira memilih untuk menghampiri Sean. Rasanya senang sekali melihat wajah lelaki itu yang ketakutan. Jarang-jarang kan dia bisa mengerjai Sean, biasanya ia yang selalu di goda oleh Sean.

"Aku gak mau berhenti, aku mau sentuh kamu."

"Safira! Astaga."

Ya Tuhan, jangan salahkan Sean kalau setelah ini Safira menangis.

Belum sempat menghindar, tiba-tiba Sean merasakan telapak tangan halus menangkup kedua sisi wajahnya. Detik itu juga ia merasa hening, hanya debar jantungnya yang bisa Sean dengar.

Matanya menatap lurus ke depan, tepat dimana wajah Safira berada. Sean melihat Safira yang tersenyum menatapnya, lalu hawa panas melingkupinya.

"Fir...."

"Gak kotor kan tangan aku." ujar Safira masih dengan senyumnya.

Namun, Sean yakin senyum itu tidak akan bertahan lama karena kini, dengan kesadaran penuh, Sean membiarkan kegilaannya yang mengambil alih.

"Gue beneran bakal lakuin ini, Fir."

Dan yang Safira ingat setelah kalimat itu berdengung hanyalah wajah Sean yang menunduk dan mempertemukan bibir mereka, sebelum kemudian memagutnya dalam.

****

terima kasih, jangan lupa like, komen, share ke temen-temen kalian dan vote pake poin biar bisa tembus ke ranking 10 hahahaha

1
Anita Giu
Akhirnya aku kembali lagi 2025. Gak ke hitung lagi udah brpa kali aku balik baca cerita Safira dan Sean 🥹🥰
Winsjuliyaaaa❤️
Haiii thor aku dari 2025
Sa Ya
terserah
☺😍
aku cari cerita jona dan bella kok udah gak ada ya???
udah dihapus ya thor?
myPuspa
dari 2025 balik lg kesini cuma mau baca kisah jona dan bella, kok direvisi dihapus semua thor ?
dimana kalau mau baca kisah mereka lagi...🥺
myPuspa
Luar biasa
desember
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
desember
AQ baca ulang karena kangen SM sean😍🤣
Uci H'Tulang
i come back
Ika Yuliastin
Luar biasa
Ayy_
namanya diana diubah jd ganaya?
tp masih ada yg belum diubah itu thor.
hmmm fir fir.. mending kamu biarin jona sm diana. Klo sama medusa, Ga berasa canggung apa ya jdi satu keluarga sm mantan tmn tidur suami? 🙄
Agustina Farida: k ok k ok kl.n l
total 2 replies
Ayy_
biarin aja lah si medusa mati, ngerepotin mulu
Ayy_
nyusahin aja si medusa
lagian knp jd ngurusin dia
Ayy_
sok pahlawan lu.. ngpain bantuin org yg prnh mau bunuh istri lu
otak dipke dong
Ayy_
mantan pacar itu harus di buang pada tmptnya.
Ga ada alesan bantuin atau apapun itu. Ingat sdh berumah tangga.
Ayy_
bagus fir.. buang aja mah suami begitu. Udh mau punya anak tp ga ada perubahan jd lbh dewasa.
Lemah bgt jd cow, gmn mau ngelindungin anak istri
Ayy_
raga ttp jd favorit, cow tegas yg buang mantan pada tmptnya.
Bukan kyk sean yg plin plan
Ayy_
padahal nungguin ceritanya raga, ehh malah cerita medusa yg dibuat
Ayy_
Aku tim nya raga. sampe sini ga ada simpati2nya sedikitpun sm medusa.
Dia begitu krn obsesinya sendiri.
Ayy_
mknya gaush sok jd pahlawan kesiangan. Lu sendiri yg ngebuat istri lu berpikiran buruk.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!