wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.
"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.
wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.
"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.
" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.
"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI KEJAR PREMAN BAYARAN
Dinda bangun dengan susah payah, dan di bantu masuk oleh Athera,"Cepetan pak!"kata Dinda menoleh ke belakang.
Bima segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, para preman itu terus mengejar seraya mengangkat senjata mereka.
Athera melihat ke arah spion, wajah Bima babak belur.
satu pria yang mengangkat pasung di tangannya, semakin mendekat.
"KEJAR TERUS JANGAN SAMPAI LOLOS!" teriak pria itu, kita sebut saja dia ketuanya.
"SIAP BOS!! " teriak mereka kompak, suara motor yang nyaring mengundang perhatian di jalan.
Bima terus melesatkan mobilnya, menyalip setiap mobil yang menghalangi jalannya.
dan para preman itu terus mengejar tanpa henti, dan semakin mendekat.
"pak! jangan lewat jalan itu!" teriak Dinda, tapi Bima sudah mengambil jalan itu.
"emang kenapa?" tanya Athera.
"Nessa pernah bilang, sama gue jangan pernah lewat jalan sisi kanan ke arah hutan, gue mau tanya kenapa, alasannya apa? dia jawab sekali masuk ke dalam hutan itu... kita ngak bakalan bisa keluar lagi!"ucapnya, dada mereka berdetak kencang, keringat dingin mengucur di pelipis mereka.
Athera dan Dinda kerap kali menoleh ke arah belakang, "MAS! pasti jalan lain di depan sana,"ujar Athera dengan panik.
" AAAAAAAA!" teriak keduanya saat kaca mobil Bima bagian belakang, di pukul dengan keras hingga retak.
Bima semakin mempercepat mobilnya dengan kecepatan penuh, tapi motor preman itu pun tak kalah cepat, pukulan demi pukulan preman itu layangkan ke kaca mobil Bima.
"MAS! CEPETAN!"teriak Athera panik saat kaca mobil belakang Bima mulai hancur lebur, Athera dan Dinda menutup kepala mereka dengan tangan.
tangan preman itu terulur akan menarik Athera keluar, tapi dengan sigap Athera mengambil sepatu hak tinggi nya, ia gunakan hak tinggi itu untuk memukul tangan preman itu.
"Rasain nih, rasain!" teriak Athera memukul tangan preman itu.
Dinda tak tinggal diam, ia menarik pasung du tangan preman itu dengan sekuat tenaga, Athera yang melihatnya, menegakkan badannya dan memukul wajah pria yang mengendarai motor itu.
"aassshh, wanita sialan!" maki pria itu, saat laju motornya mulai rendah.
tapi tak sampai di situ saja, anak buah preman itu , menghimpit mobil Bima, mereka juga membawa senjata besi dan berkarat.
mereka memukul jendela samping mobil sampai pecah, "AAAAAAA!" teriak mereka, melindungi kepala mereka dengan kedua tangan.
"HENTIKAN MOBILNYA SEKARANG!" bentak pria di sisi kiri bersama teman yang ia bonceng.
"ngak akan, ngimpi aja lo!" teriak Dinda mengambil baygond di tasnya, dan menyemprot kan nya ke mata pria itu.
"NIH, NIH RASAIN LO!" katanya menyemprot kan baygond ke mata mereka berdua.
"AAAARRGGGH PERIH ANJING!" ringisnya menghentikan laju motor nya.
"DASAR WANITA SIALAN!"teriak pria disisi kanan, dengan temannya terus memukul pintu mobil Bima sampai penyok.
" lo juga mu hah nih-nih buat lo!"teriaknya tapi isinya sudah habis, "HAHAHAH, UDAH HABIS YAH!" ejeknya memukuk kuat pintu mobil Bima.
"gimana nih Athera!" kata Dinda, wajahnya menjadi pucat pasi, keringat dingin membasahi pelipisnya, tangannya terasa dingin dan bergetar.
"WEH WEH WEH ADA POLISI ANJING!" seru temannya di belakang.
"ngaco lo, ini kan jalan, LAH ASU!" pria itu memutar motornya dan berbalik.
ia bertemu dengan dua motor yang ketinggalan jauh tadi, " weh kenapa balik lo!"geram pria yang di panggil bos.
"BALIK BOS ADA POLISI!"serunya, mereka melihat ke depan ada polisi yang berhenti du dekat mobil Bima.
" LAH, ANJIR BALIK WOI!"serunya, mereka pergi dari sana dengan rencana gagal.
sedangkan Bima dan yang lainnya bisa bernafas lega, "Hah, ada polisi, kita udah aman," kata Dinda menaruh kepalanya di bahu Athera yang bersandar, ia juga ter engah-engah karena melawan 5 orang sekaligus.
"kalian hebat bisa bertahan," puji Bima menoleh ke belakang.
"PAK, anda baik-baik saja?" tanya polisi itu.
"kami baik-baik saja pak, tapi... mobil saya sepertinya rusak." ujar Bima melihat ke adaan mobilnya yang penyok.
"apa mobil anda masih berfungsi dengan baik?" tanya polisi itu lagi.
"iya pak,masih berfungsi dengan baik," jawab Bima.
"mari kami kawal sampai rumah anda," ucap polisi itu.
akhirnya mereka di kawal oleh polisi, pertama-tama mereka mengantar Dinda, setelah itu baru mereka pulang.
"Terima kasih pak, sudah mengawal kami sampai kesini," kata Athera.
"apa kalian mengenal dia orang tadi?" tanya polisi itu.
"ngak pak, dan mereka bukan cuman berdua tapi berlima pak," jawab Athera.
"kami akan menyelidiki ini lebih lanjut sekarang, jadi selamat beristirahat," ucap polisi itu dan meninggalkan Athera dan Bima.
sampai di dalam apartemen, Athera segera mengambil obat P3K.
"Mas, sini saya obatin," ujar Athera duduk disofa.
Bima membuka Jasnya dan kemejanya, memperlihatkan badanya yang atletis.
Athera membersihkannya dengan telaten, Bima terus memperhatikan Athera, yang fokus mengobatinya.
"Athera, mulai sekarang kamu jangan pergi sendiri yah," ujar Bima.
"emangnya kenapa?" tanya Athera.
"kan kamu lihat sendiri tadi, Nessa meninggal, kita di kejar preman, entah siapa yang menyuruh mereka menyakiti kita," Ucapnya raut wajahnya begitu kentara bahwa ia sangat khawatir.
"iya mas, saya pasti akan lebih hati-hati lagi,"ucapnya.
" bukan cuman hati-hati aja Athera, tapi...kamu, ngak boleh lepas dari pandangan saya, "katanya posesif.
" iya-iya,sekarang Mas istirahat yah,"ujar Athera merapikan kotak P3K.
"Mas ngak bisa istirahat sekarang,mas harus menyelidiki kasus ini," ucapnya Bima berdiri, tapi di tarik oleh Athera.
"Mas, istirahat aja sebentar, kamu ngak usah usur kasus ini, bahaya!" ujar Athera, karena akan sangat gawat, kalau Bima ikut menyelidiki kasus ini.
"kalau mas, tidak menyelidiki kasus ini, bisa aja nanti, mahasiswa siswi lainnya jadi korban!" katanya dengan tegas.
"mas, percayakan saja ini pada pihak yang berwenang," sahut Athera cepat.
"sekarang, mas istirahat yah," bujuknya, dan Bima mengangguk pelan.
setelah Bima masuk ke kamarnya, Athera pun segera masuk ke kamarnya, ia mengambil laptopnya dan melakukan panggilan pada seseorang, tak lupa memakai air Pond di telinganya.
"hallo," panggilan tersambung.
"hallo, kamu bisa tidak memeriksa hutan di pinggir kota, dan ya... selidiki 5 preman yang mengejarku tadi, " perintahnya pada sosok yang berjaket dengan wajah dan tubuhnya yang hitam, tak terlihat sama sekali di poto profilnya.
"baik, akan segera saya laksanakan, "jawabnya.
" bagaimana dengan para pelaku itu, apa kamu sudah menyelidiki latar belakang hingga masa lalu mereka?"tanya Athera.
THINK.
Notifikasi masuk di laptop Athera.
"semua sudah saya rangkum semuanya, kamu tinggal memeriksanya saja, " ujarnya dan mematikan sambungan telepon.
Athera mendownload file itu, dan tertulis di sana 25% sedang mendownload di layar laptop.
" untunglah ada kamu Satu-satunya, yang gue percaya, selain diri gue sendiri, " batinnya menatap lurus ke arah layar laptop yang masih menyala.
File berhasil di download 100%