Azura Eliyena, seorang anak tiri terbuang. Ibu dan Ayahnya bercerai saat usia Azura masih tiga tahun. Bukan karena ekonomi, melainkan karena Ibunya tak sudi lagi bersama Ayahnya yang lumpuh. Ibunya tega meninggalkan mereka demi pria lain, hidup mewah di keluarga suami barunya. Menginjak remaja, Azura nekat kabur dari rumah untuk menemui Ibunya. Berharap Ibunya telah berubah, namun dirinya justru tak dianggap anak lagi. Azura dibuang oleh keluarga Ayah tirinya, kehadirannya tak diterima dan tak dihargai. Marah dan kecewa pada Ibunya, Azura kembali ke rumah Ayahnya. Akan tetapi, semua sudah terlambat, ia tak melihat Ayah dan saudaranya lagi. Azura sadar kini hidupnya telah jatuh ke dalam kehancuran. Setelah ia beranjak dewasa, Azura menjadi wanita cantik, baik, kuat, tangguh, dan mandiri. Hidup sendirian tak membuatnya putus asa. Ia memulai dari awal lagi tuk membalas dendam pada keluarga baru Ibunya, hingga takdir mempertemukannya dengan sepasang anak kembar yang kehilangan Ibunya. Tak disangka, anak kembar itu malah melamarnya menjadi Istri kedua Ayah mereka yang Duda, yang merupakan menantu Ayah tirinya.
“Bibi Mackel… mau nda jadi Mama baluna Jilo? Papa Jilo olangna tajil melintil lhoo… Beli helikoptel aja nda pake utang…” ~ Azelio Sayersz Raymond.
“Nama saya Azura, bukan Bibi Masker. Tapi Ayah kalian orangnya seperti apa?” ~ Azura Eliyena.
“Papa ganteng, pintel masak, pintel pukul olang jahat.” ~ Azelia Sayersz Raymond.
“Nama kalian siapa?”
“Ajila Ajilo Sales Lemon, Bibi Mackel.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. ANAK TIRI TERBUANG MENJADI ISTRI TANGGUH DUDA KILLER | TOLONG AKU
"Ke mana perginya pelayan tadi?" gumam Elvan mencari Azura. Pria itu kini berdiri di ruang berkumpulnya muda-mudi yang sedang berpesta.
PRANG!
Perhatian Elvan langsung tertuju ke arah pelayan wanita yang tidak sengaja menabrak salah satu pelanggan, sehingga gelas sang pelanggan jatuh dan pecah, hampir mengenai kaki Azura.
"Cih, kalau jalan pakai mata, dong!" sembur pelanggan itu membentak Azura yang tadi terburu-buru.
"Maaf..." ucap Azura hendak pergi, namun mendadak seseorang menarik pinggangnya membuat mata cokelat madu Azura terbelalak.
"Oh... Nona, aku mendapatkanmu..." bisik Elvan tepat di telinga Azura. "Mau bermain denganku sebentar? 50 juta akan jadi milikmu jika kamu mau tidur denganku," goda Elvan, membuat sekujur tubuh Azura bergidik ngeri.
'50 juta? Dia sinting!'
Azura mengumpat, tak terima. "Le-lepaskan!" Sentak Azura berontak. Tapi Elvan hanya tersenyum mesum. Ia menariknya paksa, membuat Azura panik. Azura melawan, tapi cengkeramannya sangat kuat.
"Di mana dia?" Gumam Joeson yang baru masuk ke klub, menatap ponselnya yang menunjukkan lokasi istrinya berada tepat di klub itu.
"Tolonggg!!" pekik Azura, membuat Joeson tersentak dan segera mencari sumber teriakan. Namun suara istrinya hilang bak ditelan bumi, karena Azura diseret pergi oleh Elvan ke sebuah kamar.
Joeson masuk. Pandangannya mencari sang istri. Ia memindai satu per satu orang di hadapannya. Lalu, matanya pun tertuju ke sebuah jalan lain yang menuju ke belakang. Joeson melewati jalan sepi itu, namun mendadak ponselnya berdering. Joeson pun berhenti sejenak dan mengangkat panggilan itu.
BRAK!
"Akhh!" jerit Azura kesakitan setelah Elvan menghempaskannya ke ranjang. Topeng di wajah Azura terlepas. Elvan yang menyeringai langsung syok melihat wajah wanita itu.
"Aina?"
"Cih, kamu salah orang! Aku bukan dia," decak Azura, buru-buru bangkit dan ingin kabur. Tetapi Elvan dengan cepat menahan pergelangan tangannya.
"Jadi begitu... ternyata kamu itu Azura?" Elvan tersenyum, membuat Azura panik lagi.
"Lepaskan aku, brengsek!" ronta Azura, tetapi ia kembali menjerit ketika dihempas ke ranjang.
"Ini sungguh kebetulan yang bagus, Nona. Setelah aku bermain denganmu, aku akan membawamu pada Calsa," seringai Elvan.
"Cih, aku sudah menikah. Main saja sama kambing sana!" seloroh Azura marah.
Elvan tertawa melihat kepribadian Azura yang berbeda dengan Aina yang lemah. Namun begitu, Aina sangat dijaga ketat oleh Joeson, sehingga Elvan tidak akan bisa menyentuh Aina. Tapi ia punya kesempatan lain dengan melampiaskan fantasi liarnya pada Azura.
"Kamu pikir aku akan percaya? Di jarimu tidak ada cincin sama sekali, Nona. Itu membuktikan kamu belum dimiliki orang lain. Bagaimana kalau kamu jadi selingkuhanku saja?" goda Elvan sambil melemparkan jasnya. Ikat pinggangnya dibuang sembarangan. Pria itu naik ke ranjang, tidak sabar bermain api dengan adik tiri kekasihnya itu. Namun di saat Elvan melompat ingin menindih tubuh adik tiri Calsa, tiba-tiba Elvan menggeram mendapat tendangan kaki pada "burungnya".
"ARGHH! DASAR JAL'ANG!" teriak Elvan yang tersungkur ke belakang. Ia cukup kesakitan, serasa bijinya pecah jadi dua.
"Hai, jangan kabur kamu!" teriak Elvan, bergegas mengejar Azura dengan langkah tertatih-tatih. Azura dengan sekuat tenaga berlari, namun mendadak hak sepatunya patah hingga membuatnya tersungkur. Lututnya pun berdarah. Elvan di belakang tertawa menyeringai. Dengan cepat ia mencengkeram rambut panjang Azura.
"Arghh... jangan menyentuhku, bajingan!" marah Azura, ingin menendang "burung" Elvan lagi, tetapi Elvan sudah tahu tindakan Azura. Azura meringis kesakitan, dirinya kembali dibawa ke kamar tadi. Tidak hanya itu, Azura yang tidak kuat minum, juga dipaksa meneguk minuman ke'ras sebelum Elvan melancarkan aksinya.
Setelah itu, Azura yang perlahan hilang kesadaran, didorong jatuh ke tempat tidur. Elvan menjilat bibirnya sendiri sambil memandangi bibir merah Azura yang menggoda.
Meskipun plester di wajah Azura agak mengganggu, tetapi tubuh Azura yang indah terlihat menggiurkan dan sudah siap menerima goyangan juniornya.
"Jangan... jangan lakukan apa pun padaku!" mohon Azura, mencoba berdiri, tetapi ia tidak bisa melawan perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Kepalanya serasa penuh dan berat.
"Indah sekali... kau dan Aina benar-benar mirip. Aku tidak sabar bagaimana rasanya servis adik tiri kekasihku," puji Elvan sambil mengulurkan tangan, berniat mencium bibir Azura lebih dulu, tetapi Azura mundur. Sayang, semakin Azura melawan, perasaan aneh itu makin menyiksanya. Azura mulai tidak bisa mengendalikan dirinya.
"ARGHH!" Lagi, Elvan berteriak kencang. Ia kemudian kaget melihat darah merembes dari kepalanya yang dipukul oleh Azura menggunakan asbak rokok di atas nakas. Dan lagi, Azura melarikan diri. Elvan tak tinggal diam, ia mengancing celananya, lalu mengejar Azura.
Tampak suasana lorong sepi itu terasa pengap dan mencekam, membuat Azura mulai limbung dan tak bisa berjalan lagi. Ia jatuh, namun anehnya, ia tidak merasakan sakit dan malah merasa hangat. Azura perlahan mendongak, ia terperangah melihat Joeson yang menangkapnya.
"Hai, apa-apaan kamu ini? Kenapa kamu pakai baju terbuka seperti itu? Kamu habis menjual diri?" tanya Joeson bertubi-tubi sambil memandangi pakaian istrinya yang sudah acak-acakan.
Azura menggeleng lemah, lalu menyentuh lembut bibir Joeson, membuat suaminya itu membisu. Jakunnya naik turun mendengarkan permohonan Azura.
"Tolong... tolong cium aku, Tuan."
"Kamu mabuk, ya?"
"Tidak, aku.. tolong lakukan denganku..." mohon Azura mulai meracau tak jelas.
"Lakukan apa?" tanya Joeson tapi Azura malah menarik-nariknya.
"Main denganku," rengek Azura.
Joeson mengusap wajah kasar, istrinya sudah mabuk parah.
_________
Main apa tuhh...
Like, komen, subscribe, vote 🌹
pasti lucu tiap ketemu teringat tubuh polos istri nya pasti langsung on
secara dah lama ga ganti oli 😂😂😂
karena klrga joe bukan kaleng3
bapak nymshhidup dn tanggung jawab samaanaj ny, kok malah mauerevut hak asuh.
memang nyari masalah nexh siMatthuas dan Aeishta