Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
...Happy Reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Setelah pelajaran selesai, semua murid yang dipanggil Bu Gina akhirnya mereka membersihkan meja Greland. Tapi, semua tatapan mereka tidak suka ke arah Greland, dan mereka penuh dendam. Mereka membersihkan meja dengan wajah yang murung, dan tidak ada yang berani menentang perintah Bu Gina.
"Kenapa menatapku seperti itu? Itu hanya satu meja, sementara kalian ada 15 orang membersihkannya, apa kalian tetap keberatan juga?" tanya Greland, tersenyum mengejek. Ia tahu bahwa mereka semua tidak suka dengan apa yang terjadi, tapi ia tidak peduli.
Greland memandang mereka dengan mata yang tajam, seolah-olah menantang mereka untuk membantahnya. "Kalian semua hanya perlu membersihkan meja ini, dan kemudian semuanya akan selesai. Tidak perlu ada dendam atau kebencian," kata Greland, dengan nada yang santai.
Tapi, murid-murid itu tidak terpengaruh dengan kata-kata Greland. Mereka terus memandanginya dengan kebencian, dan beberapa di antara mereka bahkan menggerutu di dalam hati. "Kita akan lihat siapa yang akan menang dalam jangka panjang," kata salah satu murid itu, dengan nada yang tidak jelas.
Greland hanya tersenyum, dan tidak peduli dengan ancaman itu. Ia tahu bahwa ia telah melakukan apa yang benar, dan tidak ada yang bisa mengganggunya lagi.
Dalam beberapa menit, akhirnya meja Greland sudah bersih. "Ini meja kamu sudah bersih," kata Mia yang sangat kesal, sambil melemparkan sapu tangan ke meja.
"Baiklah, karena sudah bersih saya kembali ke kantor," kata Bu Gina, berbalik badan membawa laptop dan buku paket di tangannya. "Sampai jumpa lagi, anak-anak."
Tapi, sebelum Bu Gina pergi, murid-murid itu saling bertukar pandangan, dan kemudian mengucapkan kalimat yang sama. "Tunggu pembalasan ku, Greland!" ucap mereka dengan penuh marah, dan mereka pun meninggalkan meja di luar kelas.
Tapi, Greland tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. "Hey, mau kemana kalian? Apa aku sudah mengizinkan kalian untuk pergi?" tanya Greland, sambil melipat tangannya dan memandang mereka dengan mata yang tajam.
Murid-murid itu berhenti di depan pintu, dan memandang Greland dengan kebencian. "Kamu tidak berhak mengizinkan atau tidak," kata salah satu murid itu, dengan nada yang tidak sopan.
Greland tersenyum kecil, dan tidak peduli dengan kata-kata mereka. "Kalian masih belum selesai, angkat meja ku ke dalam," kata Greland, sambil menunjuk ke arah meja di sampingnya.
"Enak saja, angkat saja sendiri!" ucap mereka, dengan nada yang tidak sopan dan penuh kemarahan.
Greland tidak terpengaruh dengan kata-kata mereka. "Oh, tidak mau mengangkatnya ya? Baik, kalau begitu, meja kalian ku lempar keluar!" ucap Greland, sambil mengangkat lengan bajunya dan memandang mereka dengan mata yang tajam.
"Hey, Greland! Kamu jangan keterlaluan!" teriak para siswa itu, sangat marah dan tak habis pikir dengan sikap Greland yang semakin menjadi-jadi itu. Mereka tidak percaya bahwa Greland bisa begitu berani dan tidak peduli dengan perasaan mereka.
Greland hanya tersenyum, dan tidak peduli dengan teriakan mereka. Ia tahu bahwa ia memiliki kekuasaan dan kendali atas situasi ini, dan tidak ada yang bisa menghentikannya. "Kalian harus belajar untuk menghormati orang lain," kata Greland, sambil memandang mereka dengan mata yang dingin.
Para siswa itu semakin marah, dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menghadapi Greland yang semakin berani ini.
"Hey, Greland! Jangan mentang-mentang kamu dibela oleh Ibu Gina, kamu menjadi sangat berani ya!" ucap siswa itu, menunjuk ke arah Greland dengan jari yang gemetar karena marah.
"Memangnya kenapa?" jawab Greland, dengan nada yang santai dan tidak peduli. "Aku cuma minta kalian mengangkat meja saja ke dalam kelas, bukan angkat batu! Apa itu terlalu sulit bagi kalian?"
Siswa itu semakin marah dengan jawaban Greland. "Kamu pikir kamu bisa mengatur kami hanya karena Ibu Gina membelamu?" tanya siswa itu, dengan nada yang penuh kebencian.
Greland tersenyum kecil, dan tidak terpengaruh dengan kata-kata siswa itu. "Aku tidak mengatur kalian, aku hanya meminta kalian melakukan apa yang seharusnya kalian lakukan," kata Greland, sambil memandang siswa itu dengan mata yang tajam.
"Jadi, apa kalian akan mengangkat meja itu atau tidak?" tanya Greland, sambil menanti jawaban siswa itu.
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
semangat up banyak"ceritanya bagus