Alze adalah seorang seorang suami yang berprofesi sebagai pemanen sawit, ia bekerja demi kebutuhan sang istri, karena istrinya bergaya elit, karena istrinya adalah wanita sosialita, jadi uang yang ia cari habis untuk kebutuhan gaya elit sang istri.
Tapi balasan apa yang ia dapat? Istrinya malah selingkuh dan mendapatkan pria lain yang lebih kaya dengan terang-terangan meminta cerai di depan Alze yang baru saja pulang bekerja.
Alze frustasi, dan ia pun duduk termenung di depan rumahnya, siapa sangka tengah malam, ada cahaya menghampiri dan ia pun mendapatkan sistem.
Sistem itu menawarkan misi dan hadiahnya ada di pikiran Alze, apa yang di hayalkan Alze dan mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...Happy Reading...
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
Mandor Jio celingak-celinguk mencari keberadaan Alze yang mungkin ada di rumah mewah itu, dan boleh dikatakan hanya rumah itu yang paling mewah dari rumah-rumah warga yang lain. Ia berjalan dengan hati-hati, tidak ingin salah masuk ke rumah orang lain.
"Permisi! Alze! Alze!" panggil Mandor Jio sedikit takut karena takut salah rumah. Ia tidak ingin membuat kesalahan yang bisa membuatnya malu di depan Alze.
Tiba-tiba, ia mendengar suara yang familiar. "Mandor Jio!" panggil Alze, membuat Mandor Jio melihat ke arah pemilik suara itu. Dan akhirnya wajah Mandor Jio berseri karena akhirnya ia menemukan Alze.
Alze tersenyum lebar ketika melihat Mandor Jio. Mandor Jio tersenyum lega, merasa senang karena akhirnya menemukan Alze.
"Wah Alze, kamu kerja di sini ya? Siapa pemilik rumah mewah ini?" tanya Mandor Jio penasaran sambil melihat ke arah rumah tingkat yang megah itu. Ia tidak bisa membayangkan siapa yang memiliki rumah sebesar dan semewah itu.
Alze menatap Mandor Jio dengan tatapan sayup, seolah-olah ada sesuatu yang tidak ingin ia katakan. "Mandor, ini rumah baru ku," kata Alze dengan nada yang datar.
"Ha! Serius ini rumah kamu?" tanya Mandor Jio tak percaya, sambil mengernyitkan keningnya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana Alze bisa memiliki rumah sebesar dan semewah itu.
"Terus apa Mandor tak percaya?" tanya Alze lagi, sambil menatap Mandor Jio dengan mata yang tajam.
"Bukan gitu, soalnya manager aja rumahnya tak seperti ini, rumah kamu ini sebanding sama rumah pemilik perusahaan sawit ini, eh nggak juga, menurut ku lebih besar rumah kau deh," kata Mandor Jio, sambil melihat rumah Alze yang panjang dan lebar itu. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana Alze bisa memiliki rumah yang begitu mewah dan besar.
Mandor Jio merasa penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang Alze dan rumahnya. "Alze, apa kamu tidak terlalu muda untuk memiliki rumah sebesar ini?" tanya Mandor Jio, sambil menatap Alze dengan mata yang penasaran.
Alze tersenyum kecil, seolah-olah ada sesuatu yang tidak ingin ia katakan. "Aku memiliki alasan sendiri untuk memiliki rumah ini, Mandor," kata Alze dengan nada yang misterius.
"Ngomong-ngomong, kalau kamu punya rumah semewah ini, kenapa selama ini kamu hidup biasa saja? Apa kamu ingin menyembunyikan kekayaan kamu untuk mengetes kesetiaan mantan istri kamu?" tanya Mandor Jio penasaran, sambil terus ngoceh tanpa henti.
"Apaan sih Mandor, Mandor kebanyakan baca novel ya," kata Alze dengan nada yang sedikit kesal, sambil menggelengkan kepala.
Rumah ini aku dapatkan dari... " Alze terdiam sejenak, karena ia tak mungkin mengatakan jika mendapatkan dari sistem yang misterius itu.
"Dapat dari mana?" tanya Mandor Jio lagi, sambil menatap Alze dengan mata yang penasaran.
"Dapat dari menjual warisan ayah ku di kota sebelah," ucap Alze asal-asalan, sambil berusaha untuk tidak terlihat berbohong.
Mandor Jio memandang Alze dengan mata yang skeptis. "Warisan ayah kamu? Kamu tidak pernah cerita tentang ayah kamu sebelumnya," kata Mandor Jio, sambil mencoba untuk mengingat-ingat apakah Alze pernah menyebutkan tentang ayahnya.
Alze tersenyum kecil, sambil berusaha untuk tidak terlihat tidak nyaman. "Aku tidak suka membicarakan tentang masa lalu, Mandor," kata Alze dengan nada yang datar.
Mandor Jio memandang Alze dengan mata yang penasaran, sambil berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan cerita Alze. "Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi," kata Mandor Jio, sambil mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.
Tapi, Mandor Jio tidak bisa menghilangkan rasa penasarannya tentang Alze dan rumahnya yang mewah itu.
"Tapi bagus juga sih kamu punya rumah begini, aku iri sama kamu punya rumah mewah begini," kata Mandor Jio, sambil memandang rumah Alze dengan mata yang iri.
"Hey Alze, ada makanan dan minuman nggak di dalam?" tanya Mandor Jio, sambil berjalan menuju ke arah pintu rumah Alze.
"Ada, cari aja di dalam," jawab Alze, sambil mengangguk dan menunjukkan arah ke dalam rumah.
Mandor Jio langsung masuk ke dalam rumah Alze, sambil mencari-cari makanan dan minuman yang ada di dalam. Ia membuka lemari es dan menemukan berbagai jenis makanan dan minuman yang lezat.
"Wah, kamu punya makanan dan minuman yang enak-enak juga ya," kata Mandor Jio, sambil mengambil sebuah botol minuman dan membuka tutupnya menunjukkan ke pada Alze yang ada di kolam renang iti dari Jendral dapur.
Alze tersenyum kecil, sambil memandang Mandor Jio yang sedang menikmati makanan dan minuman di rumahnya. "Silakan, Mandor. Aku senang kamu merasa nyaman di sini," kata Alze dengan nada yang ramah.
Mandor Jio memandang Alze dengan mata yang bersyukur. "Terima kasih, Alze. Aku merasa sangat nyaman di sini," kata Mandor Jio, sambil menikmati makanan dan minuman yang ada di rumah Alze.
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...