Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nembak
Karir Arvin semakin melejit semenjak Freya menjadi manajernya. Cowok itu semakin menjadi bintang film dan model yang laris dan juga menjadi sorotan media. Berbagai penghargaan di acara awards pun di terima oleh idola semua orang itu. Hal itu membuat Ryan semakin iri kepada sahabatnya.
"Sial, gue gak boleh diam terus. Gue harus ambil tindakan," ucap Ryan pada dirinya sendiri di kamar miliknya.
Cowok itu membuka ponselnya dan menghubungi seseorang. "Lo pantau terus Arvin dan Freya diam-diam 24 jam. Kirim info kegiatan dan rencana mereka. Ingat jangan sampai ada yang curiga, dan jangan sekali-kali lo sebut nama gue kalo lo ketahuan. Gue akan transfer DP-nya, sisanya akan gue kirim setelah gue merasa puas akan kinerja lo," ucap Ryan pada ponselnya.
"Sekarang lo bisa nikmatin sepuasnya, akan tetapi tidak lama lagi lo akan ngerasain hancur yang paling dalam" ucap Ryan sambil mengeluarkan smirk nya.
***
"Selamat ya Arvin, sumpah kamu keren banget tadi," ucap Freya sambil mengacungkan kedua jempolnya keatas dihadapan Arvin. Tak lupa senyuman manis terlihat diwajahnya.
"Ini juga berkat kamu kok, makasih ya selalu support aku," ucap Arvin lembut.
"Bukan, ini semua karena kamu emang berbakat. Aku bangga sama kamu," ucap Freya.
"Frey, aku mau ajak kamu ke suatu tempat nanti malam. Aku punya kejutan buat kamu," ucap Arvin.
'Kok gue deg-degan ya, jangan-jangan dia mau nembak gue lagi,' guman Freya dalam hati sambil tersenyum.
"Emangnya kemana?" tanya Freya.
"Ya sebentar malam juga kamu tahu kok, yaudah kamu istirahat dulu. Jangan lupa nanti malam ya," ucap Arvin sambil masuk ke apartemen miliknya yang bersebelahan dengan apartemen yang ditinggali Freya.
Freya masuk ke dalam apartemennya dengan perasaan berbunga-bunga. Dia membayangkan hal-hal romantis yang akan terjadi nanti malam. "Aaaa, gak sabar banget buat nanti malam. Gue mau berendam sabun susu dulu deh, biar kulit gue semakin cerah. Gue harus dandan secantik mungkin," ucap Freya sambil tersenyum.
Sebelum berendam, Freya membuka lemari dan memilih milih baju yang akan ia pakai nanti. Sudah hampir sejam gadis itu memilih pakaian, namun gak ada yang cocok menurutnya.
Pada akhirnya Freya memilih membuka ponselnya dan mencari sosmed salah satu toko baju yang terkenal. Setelah memilih gaun yang menurutnya cocok, gadis itu mengirim alamatnya saat ini ke akun toko itu dan meminta nomor rekening pemilik toko itu untuk membayar gaunnya.
Sambil menunggu kurir, gadis itu nge chat Anya di WhatsApp. Ia menceritakan kabar bahwa nanti malam dirinya akan resmi menjadi kekasih Arvin, seseorang yang ia idola-idolakan.
***
"Bagus-bagus, kerja yang bagus," ucap Ryan pada ponselnya. Cowok itu baru saja mendapat informasi dari orang suruhannya. Ia segera mengambil ponsel satunya lagi dan mengotak atik sesuatu di sana. Setelah selesai, cowok itu mengeluarkan smirknya. "Permainan akan segera dimulai Arvin Mahardika," ucap Ryan dengan senyum jahatnya.
***
Saat ini Freya sudah selesai dengan aktivitas rendam sabun susunya. Gadis itu keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang sulit diartikan. Alangkah terkejutnya gadis itu saat ia melihat tulisan di kaca meja hias miliknya. Tulisan itu berwarna merah, dan sepertinya ditulis menggunakan lipstik. 'Hasil dari merebut tidak akan pernah bahagia' begitulah isi dari tulisan itu.
"Siapa sih yang berani teror gue, perasaan apartemen ini udah gue kunci deh. Mana mungkin ada orang bisa masuk," lirih Freya.
Dengan was-was gadis itu menelusuri setiap sudut ruangan yang ada diapartemen ini. Menelusuri pintu dan juga jendela, namun anehnya semua tertutup seperti yang ia tutup tadi. Tidak ada tanda-tanda seseorang sudah membukanya. Dengan cepat Freya kembali ke kamarnya dan menghapus tulisan itu menggunakan micellar water miliknya.
Suara ketukan pintu membuat jantung Freya hampir copot karena kaget. Pelan-pelan gadis itu mengarah ke pintu utama dan membukanya. Untung saja ia menggunakan handuk kimono, jadi dia gak perlu repot menutupi tubuhnya karena kondisinya ia memang habis mandi.
Saat pintu terbuka tidak ada apa-apa disana. Bahkan kotak seperti kemarin pun tidak ada. Gadis itu kembali menutup pintunya. Baru selangkah maju, seseorang kembali mengetuk pintunya. Dengan perasaan takut, gadis itu membuka pintunya pelan-pelan. Kali ini ia melihat seorang pria sedang membelakangi dirinya. Dengan ragu ia menyapa pria tersebut. "Masnya, ca-ri si-apa ya," ucap Freya gugup sekaligus takut. Ia takut kalau pria itu yang menerornya dan ingin berbuat jahat kepadanya.
Mendengar suara Freya, pria itu berbalik dan menatap tubuh Freya dari atas sampai bawah. "Loh, kok belum siap?" tanya pria itu dengan alis yang di naikkan sebelah.
"Eh, kamu Vin. Aku kira tadi siapa," ucap Freya yang syok karena yang datang adalah Arvin.
"Emang kamu lagi nungguin siapa selain aku?" ucap Arvin dengan nada intimidasi dan mata yang menyipit.
"Enggak kok, kamu masuk aja. Tunggu bentar aku siap-siap dulu," ucap Freya dan pergi menuju kamarnya.
"Aneh banget nggak sih, apa aku ceritain ini semua ke Arvin ya. Tapi kayaknya gak usah deh. Nanti dia batalin lagi jalan-jalannya. Gak jadi deh gue ditembak. Mending siap-siap aja dulu," ucap Freya sambil mengambil bajunya dan mulai bersiap-siap.
Lima belas menit kemudian Freya sudah siap dengan gaun biru muda berlengan pendek dan panjang dibawah lutut. Gadis itu mengepang sedikit rambut dibagian depannya dan ia bawah kebelakang lalu dijepit. Dengan polesan sedikit cream wajah dan liptint serta maskara membuat gadis itu terlihat sangat anggun.
Freya pun tak henti-hentinya memandang dirinya di cermin. Gadis itu sangat puas dengan hasil karyanya. Ia mengambil Sling bag berwarna hitam dan keluar menuju ke Arvin.
Arvin yang melihat penampilan gadis didepannya ini terasa di hipnotis. Menurutnya gadis didepannya ini sangat-sangat perfect.
Freya yang ditatap begitu merasa salting, pipinya berwarna merah muda padahal ia tidak menggunakan blush on sama sekali.
"Kamu cantik banget hari ini Frey," ucap Arvin yang masih memandang Freya.
"Ishh, udah ah lihatin nya jadi malu. Yuk berangkat saja," ajak Freya sambil wajahnya ia buang kesamping. Gadis itu takut kalo Arvin melihat pipinya yang berubah menjadi kepiting rebus.
"Gak usah di buang gitu mukanya, aku dah lihat kok wajah kamu merah gitu. Makanya kalo make up itu gak usah ketebalan," ucap Arvin disertai kekehan ringan. Freya yang mendengar itu mencubit pinggang Arvin dan berjalan keluar mendahului cowok yang menurutnya tiba-tiba ngeselin.
Arvin mengusap pinggangnya yang terasa nyeri akibat cubitan dari Freya. Kemudian cowok itu tertawa kecil dan segera menyusul gadis itu.
kamu harus hati-hati Freya, karena banyak yang tidak suka !
hati -hati Freya !!
sekarang malah mau jadi manager artis idolanya
Betul -betul sambil menyelam minum air tuh anak....pede abis