NovelToon NovelToon
Putri Beracun Sang Pangeran Iblis

Putri Beracun Sang Pangeran Iblis

Status: tamat
Genre:Fantasi Timur / Ruang Ajaib / Sistem / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:316.7k
Nilai: 5
Nama Author: Itsme AnH

Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.

Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.

Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.

Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.

Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu Itu Milikku!

"Aneh..." Jinyue mengerutkan kening tajam, matanya mulai menangkap ketidaksesuaian di sepanjang jalan yang mereka lalui bersama sang pelayan.

Rumput liar menjalar tak terkendali, dedaunan kering bergesekan diterpa angin dingin yang menyelinap lewat koridor sunyi, menimbulkan hawa seram yang tak terelakkan.

"Ini bukan jalan menuju Paviliun Shiyue." Suara hatinya bergetar, kenangan tentang taman indah, kolam jernih, dan batu-batu artistik yang biasa menjadi oase tenang bagi tamu, membuatnya semakin yakin bahwa sesuatu tidak beres.

Paviliun itu adalah tempat perlindungan, tempat untuk bernafas dan berpikir, bukan lorong mati seperti ini. Jinyue bukan pendatang baru di istana, setiap lekuk dan jalan setapak sudah terpatri dalam ingatannya—tapi ini asing.

Sang pelayan yang seharusnya memberi rasa aman, justru berubah menjadi bayangan gelisah yang terus memandang ke kiri dan kanan seolah dikejar sesuatu.

Rasa curiga menjalar dalam dadanya, jari-jarinya sigap menarik jepit rambut yang dikenakan, menyimpan senjata kecil itu di balik genggaman tangan.

"Dia bukan pelayan bibi," pikirnya dengan detak jantung yang mulai berpacu, mencium ancaman tersembunyi di balik kesunyian yang mencekam.

Tanpa pikir panjang, dia melepaskan rangkulan pelayan itu dan melangkah mundur dengan waspada. “Nona, ada apa?” Suara pelayan itu bergetar, kaget oleh sikap Jinyue yang begitu tiba-tiba dan penuh kecemasan.

Dalam sekejap, Jinyue meraih jepit rambut yang ada di tangannya, matanya menyala penuh tekad—dia berniat menusuk pelayan itu!

Refleks, gadis pelayan itu menutup wajahnya, tetapi yang terjadi justru sebuah dorongan keras. Tubuh pelayan itu terhuyung, kemudian terjatuh tersungkur ke tanah.

Segera setelah itu, Jinyue membalikkan badan, memacu langkahnya dengan sisa tenaga yang hampir habis.

Sesaat matanya tertumbuk pada Istana Shiyue yang megah berdiri tepat di depannya. Sebuah senyum lega merekah di bibirnya, seakan menandai pelarian yang hampir berhasil.

Namun, senyum Jinyue langsung membeku saat sosok yang tak diharapkannya muncul dari balik batu—Pangeran Rui. Bayangan gelap menutupi wajah sang pangeran, senyum liciknya mengandung niat busuk yang mengiris setiap celah harapan di dada Jinyue.

“Yue’er, aku sudah menunggumu sejak lama,” suaranya lembut tapi dingin, seperti jebakan maut yang siap menutup lebar di hadapannya.

Jinyue menggigit bibir, berusaha menghindar, ingin melepaskan diri dari belenggu masa lalu yang mengikat.

Namun, tangan Pangeran Rui mencengkeram pergelangan tangannya dengan kekuatan dingin yang tak terelakkan. Langkahnya terhenti, napasnya tercekat.

“Yang Mulia, apa maksudmu?!” Tatapan penuh kebencian menantang, Jinyue berusaha keras menghindar dari genggaman sang pangeran yang mengoyak ketenangannya.

Dengan keyakinan tak terbantahkan, Pangeran Rui membisikkan, “Yue’er, aku tahu kamu masih mencintaiku.”

Jinyue memutar mata, menusukkan rasa jijik yang mendalam, lalu membuang wajahnya ke samping dan mendengus sinis seolah menolak bahkan bayangannya saja.

“Yang Mulia salah besar ....” suaranya dingin, penuh penolakan yang membara di dalam dada. "Aku sudah tidak mencintaimu lagi dan aku akan menikah beberapa hari lagi dengan Pangeran Runan. Anda juga akan menikahi Nona Yu, tolong hargai dirimu sendiri. Kita sudah seharusnya saling menghindar."

"Pernikahan apa?" Pangeran Rui mencubit dagu Jinyue dengan kasar, memaksa mata gadis itu terkunci pada tatapannya yang membara. "Kamu itu milikku! Kamu hanya bisa menikah denganku!"

Jinyue menepis kasar tangan Pangeran Rui dan berlalu pergi, dia tidak boleh berlama-lama di sana dengan kondisi tubuh yang tidak memungkinkan.

Namun, lagi dan lagi Pangeran Rui menghentikannya dengan mencengkeram kedua bahu Jinyue.

"Yue'er, selama bertahun-tahun ini, kamu selalu mengatur strategi dan saran, mengasah bakatku, lalu berbuat baik di sana-sini demi nama baikku. Kamu begitu mencintaiku, tapi kenapa kamu tidak membiarkan aku menikahimu? Hanya seorang selir seperti Yi Nan saja, kenapa kamu harus membuat keributan besar?" Suara Pangeran Rui bergetar, ada retakan putus asa dalam kata-katanya.

Jinyue menatap tegap, matanya berkilat dingin bagai serpihan es yang menghujam kalbu. “Yang Mulia, aku pernah mencintaimu—itu benar. Tapi bantuanku bukan semata karena cinta.”

Pangeran Rui mengerutkan kening, bibirnya bergetar menahan amarah. "Apa maksudmu?"

Dengan suara bergetar penuh benci, Jinyue menatap tajam ke dalam mata sang pangeran. "Aku berdiri di sisimu karena aku percaya pada masa depan rakyat yang kau janjikan."

'Namun, hal pertama yang kamu lakukan setelah menjadi Putra Mahkota adalah menyingkirkan aku dan keluargaku yang memberimu jalan!' Dalam hatinya bergemuruh amarah dan kekecewaan, Jinyue bertanya getir, 'Haruskah aku tetap mempertahankan cinta yang mendatangkan malapetaka?'

Suaranya berubah tajam, menusuk bagai belati. "Pengkhianatanmu bukan hanya membuka mataku, tapi mengubur segala harapan yang pernah kupunya."

Api kemarahan membakar tiap kata ketika Jinyue meledak, "Kamu itu bajingan! Padaku yang berjasa saja kamu bisa berkhianat, apa lagi pada rakyat yang tidak memberikan kontribusi untukmu."

Di hadapan sang pangeran, Jinyue bukan lagi wanita yang dulu dipenuhi cinta, melainkan badai yang meluluhlantakkan segala kebohongan dan tipu daya.

"Kamu lebih memilih membela rakyat daripada aku?!" Pangeran Rui menggeram, tangannya mencengkeram leher Jinyue dengan kekuatan yang kejam seolah ingin menjerat nyawanya. "Aku ini pangeran! Calon Kaisar masa depan! Untuk apa pedulikan rakyat jelata itu? Mereka hanya alat untukku berkuasa!"

Jinyue terbatuk-batuk, dadanya sesak menahan tekanan yang menyiksa, berjuang mati-matian melonggarkan cengkeraman yang semakin mencekik. "Uhuk ... uhuk ... lepaskan aku!" Suaranya parau, tapi tekadnya tak pudar sedikit pun.

"Kalau kamu tunduk padaku dan membantuku seperti sebelumnya untuk naik tahta, aku bisa saja menafkahi mereka semua," ujar Pangeran Rui dengan nada penuh tipu daya, berharap menggoda kesetiaan Jinyue.

"Jangan bermimpi!" desis Jinyue dengan mata menyala, membara oleh kebencian yang tak terbendung. Permusuhan dan antipati yang tersembunyi selama ini kini menggelora keluar tanpa ampun.

Pangeran Rui mengeratkan rahang, napasnya berhembus kasar. Wajahnya mendekat ke ceruk leher Jinyue, bisikan seraknya mengandung bara nafsu dan obsesi yang menakutkan. "Jinyue, kalau aku tidak bisa mendapatkan kamu, maka kakakku juga tidak akan! Kamu dan posisi penguasa hanya bisa menjadi milikku!"

Jinyue menggeliat, memukul-mukul dengan segenap tenaga, suaranya terdengar menantang, "Lepaskan aku! Aku bukan milikmu!"

Dunia seolah runtuh di sekeliling mereka—di antara cengkeraman kekuasaan dan hasrat yang membara, perang batin dua jiwa yang terjerat dalam konflik tak berujung.

1
Dania
misi
Erlina Ibrik
Pangeran Rui ,kau sangat menjijikkan ! 🤮
Nana Niez
knp sdh dihidupkan kembali km ttp lemah,, dan tdk waspada,,, kurang Badas ini ceweknyaaa,,, anggun boleh,,, lemah jangan
Hartini Tin
lanjut
Hashirama Sanju
loh... anak pertama belum 5 tahun, sudah mau melahirkan bayi lagi.. !! DAN SUDAH TAMAT lagi.. /Facepalm//Slight/ -- perlu extra chapter ini... ---😃😃😃
Nenie Chusniyah
siip👍
Hartini Tin
menarik
Ariska26
keren thor,,lanjutkan bikin karyanya
Ariska26
mampir thor,,,smoga bagus smpai akhir
Wulan Sari
⭐⭐⭐⭐⭐ ceritanya bagus banget mengenai kerajaan yang menjadi makmur dan happy end semangat buat Authornya 💪 salam sukses selalu ya ❤️👍🙂🙏
restu s a
good
restu s a
mampir thor
Hashirama Sanju
setuju
.. wkwkwk 😄🤭
Hashirama Sanju
hmmmm 🤭🤭😍😍
Alfa Kristanti
/Heart//Heart//Heart//Heart/
Na
EMBER…… EMang BEnaR BANGET 😅
Na
NGGA ANEH…. LUMRAH….. ALIAS WAJAR BANGET…. UDAH BIASA DAH….. DIMANA2 PUTRI/ANAK PEREMPUAN SELALU MENJADI ANAK KESAYANGAN BOKAPNYA 😅
Na
IKAN LUPA BERENANG…. YA…SIAP DIGORENG DISANTAP LEZATTTTTTOOOOSSSSSS YUMMY 😋🤤😅
Andi Ilma Apriani
makasih thoorr cerita bagus bnageettt
Na
MANTAP 👍
Itsme AnH: makasih kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!