NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.

Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Deru suara motor mulai terdengar kali ini cukup ringan namun penuh tekanan, mulai memasuki halaman rumah Vicky. El menghentikan laju motor nya, memastikan Vicky turun dengan hati hati. Baru kemudian memarkirkan motornya dengan tepat, disusul dengan membuka helm dan , melangkah mendekati Vicky.

"Makasih," Ucap Vicky tak pernah lupa.

"Sama sama, lagian udah tanggung jawab gue. Nganter Lo pulang dengan aman," Jelas El dengan nada perlahan.

Vicky mengangguk perlahan, ia kemudian menatap pria yang sejak tadi masih berdiri disampingnya. Ia menatap dengan tatapan aneh, seakan ingin mengatakan sesuatu.

"Lo gak mau masuk?," Tanya El.

"Iya, ini gue mau masuk, Lo gak pulang?," Tunjuk nya pada motor yang terparkir dihadapan mereka.

El mengkerutkan dahi nya, dengan gaya petantang petenteng ia menatap penuh pada Vicky, tatapan maut itu membuat gadis itu tak bisa melihatnya kembali. " Kenapa?," Jelas nya menyembunyikan wajahnya.

"Seharusnya gue yang tanya, kenapa kata kata Lo seakan pengen gue cepet cepet pergi," Tekan El meminta penjelasan.

Vicky melirik kekanan dan kiri nya, sebagai pertanda keterkejutan karena pria ini bisa tau tujuan perkataan nya itu. " Engga, gue cuma tanya. Biasanya Lo selalu buru buru pulang," Jelas nya berdalih.

"Emmmm,,Gue tau,"

"Tau apa?," Sahut Vicky segera, ia mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah El. Dengan raut wajah tegang dan penasaran.

"Gue tau, jadi selama ini Lo berharap gue lama dirumah Lo. Ya kan??," Jelas El tersenyum meledek.

Ehhhh, tunggu dulu. Kenapa disini seolah Vicky yang ingin El lebih lama dirumahnya. Ini jelas memutarbalikkan fakta yang ada. Vicky cukup syok dan tak percaya dengan jawaban dari El. Bagaimana dia bisa berpikir hal sejauh itu. Alisnya semakin mendekat, ia tak terima dengan perkataan pria ini.

"Engga. Kenapa Lo malah memutarbalikkan fakta. Gue gak pernah bilang gitu," Tegas Vicky mulai kesal.

"Masak?? tapi raut wajah Lo berbanding terbalik. Lo kayak bahagia kalo gue ada di rumah Lo,"

Sontak Vicky langsung memeriksa wajahnya, ia merogoh kantong baju nya meraih ponsel dan segera berkaca. Ia memeriksa wajahnya yang katanya terlihat bahagia. Melihat tingkah reflek Vicky , El justru semakin menahan gelak tawa nya. Gadis sepolos ini berkelahi dengan perkataan yang konon katanya itu.

Vicky yang sibuk bercermin sejak tadi, justru dijadikan pancingan. El mulai melangkah pergi, menuju pintu utama rumah Vicky. Ia pergi dengan santai, sambil sesekali melirik ke arah gadis yang tengah sibuk bercermin.

Dari balik cermin ponsel nya, ia melihat El yang berjalan ke arah rumah nya. Vicky langsung membalikkan badannya, ia langsung berpikir jika pria ini hanya sedang mengerjai nya. " Lo mau kemana?," Teriak Vicky cukup keras.

"Kerumah Lo, itu kan yang Lo mau," Sahut El hendak membuka pintu rumah Vicky.

"Heyyy, gue gak ada nyuruh Lo masuk ya, "

"Bukannya Lo yang minta gue masuk, gue masuk ya. Hahahah," Ledek El semakin menyulut emosi.

"Woii,, tunggu. Lo gak bisa masuk tanpa izin gue," Teriak Vicky, langsung menyusul El dengan segera. Ia berlarian untuk menyusul pria yang sudah memasuki rumahnya.

Satu langkah memasuki rumah, seribu langkah Vicky segera mencegahnya. Tangan Vicky menarik tas El dari belakang dengan keras. Itu langsung menghentikan langkahnya. El melirik, tas nya yang ditarik oleh Vicky.

"Lo mau kemana?, gue gak pernah izinin Lo masuk, jadi Lo gak berhak masuk rumah gue tanpa izin," Kata Vicky penuh penekanan.

El tersenyum kecil, ia membalikkan badannya perlahan. Dengan wajah yakin dan tanpa keraguan. " Ohhh ya?, tapi sayang nya. Gue udah dapat izin itu lebih dulu,"

"Maksudnya?, gue gak pernah ngizinin Lo sama sekali? Izin yang mana yang Lo maksud?,"

"Tunggu aja, entar juga Lo tau."

Vicky mulai dibuat bingung dengan ucapan El, sebenarnya apa yang dimaksud oleh pria ini. Izin yang mana?. Tak lama setelah percakapan mereka, terdengar suara langkah ringan yang semakin mendekat. Suara langkah itu timbul dari langkah kaki Bibi yang tiba tiba datang.

Ia datang diruang tamu, membuat Vicky sedikit terkejut. Bukan karena kedatangan nya, melainkan pakaian bibi yang sudah memakai celemek, serta bercak bercak putih yang sudah menempel di kain nya.

"Eh, Den El udah dateng. Bibi udah nunggu dari tadi, kirain belum sampe," Sambut bibi dengan senyuman.

El melirik pada Vicky, menunjukkan sikap bibi yang nampak begitu baik dan menunggu kedatangannya. " Bi? ini maksudnya apa ya?. Nunggu? " Tanya Vicky, mulai melepaskan tas El yang dia tahan sejak tadi.

"Oh ya, bibi sebenarnya mau buat kejutan buat non Vicky. Tapi udah terlanjur ketauan,"

"Kejutan?, kejutan apa bi?,"

"Jadi bibi ada niatan buat cake kesukaan non, black forest cake. Kan udah lama non gak makan kue buatan bibi,"

"Dan kebetulan, bibi baru tau kalo Den El pandai buat kue," Ucap bibi penuh kejutan.

El tersenyum manis, " Bukan pandai bi, hanya kebetulan tau dan bisa,"

Ucapan itu terdengar sangat jelas, kali ini bukan hanya menusuk ditelinga tetapi juga mempercepat , kerja saraf otonom dan sistem saraf pusat, khususnya saraf sensorik dalam diri Vicky. Kedua matanya mulai melotot ke arah El, ia melihat pria ini baik baik. Seperti pelangi di siang hari apakah ini mungkin?.

"Bi? "

"Kenapa non? Pasti non kaget," tebak bibi melihat ekspresi Vicky.

"Yaudah Den, ayok. Bibi udah siapkan semua nya, " Ajak bibi .

"Oh iya Bi, ayok," El mengiyakan ajakan bibi, mereka berdua bergegas pergi, sedangkan Vicky masih berdiri di tempat yang sama. Sesekali El menoleh ke belakang, dengan senyuman lebar dan penuh ledekan. Kali ini sekali lagi dia benar benar kecolongan.

"Astaga. Bibi ngajak tuh cowo, tapi gak bilang dulu ?. Biasanya juga bibi selalu ngomong,"

"Dan, soal buat cake?. That sounds quite surprising. Sulit dipercaya," Jelas Vicky memegang kepalanya yang mulai terasa penuh.

******

"Yuhu, Bibi... I'm coming" Suara lantang yang begitu jelas terdengar sampai satu kompleks, sudah tiba dirumah besar keluarga Eros. Ya siapa lagi yang sering datang kalo bukan Adit, hanya ada beberapa orang yang diperbolehkan keluar masuk tanpa pengawasan. El, kedua teman nya dan keluarga El sendiri.

"Bibi,,," Teriak Adit melangkah ke arah dapur.

"Iya... sebentar,," Teriak bibi dari taman belakang.

Bibi segera bergegas pergi ke sumber suara, langkah nya cukup cepat. Tiba di dapur ia tak sengaja melihat Adit yang sepertinya baru saja datang. " Ehh, Den Adit. Bibi kirain siapa?,"

"Hemmm. Sepi banget rumah Bi, apa El ada di kamar nya ?," Tanya Adit melihat kondisi rumah besar ini yang begitu sepi, seperti tak ada kehidupan di dalam nya.

"Loh?, bibi kirain. Den El, dirumah den Adit. Soalnya belum pulang dari tadi," Jelas bibi.

"Engga. El gak ada dirumah, malah Adit kira udah dirumah dari tadi. Dia gak ada ngabarin juga,"

"Duhhh. Kemana pergi nya den El?, bibi juga gak dapet kabar apa apa," Pikir bibi mulai merasa cemas.

"Yaudah Bi, nanti Adit telpon. Adit izin masuk kamar El ya, pengen rebahan pegel banget,"

"Ohhh, iya den. Masuk aja, . Biasanya juga langsung masuk,"

"Heheh, gak papa sekali kali izin bi. Yaudah bi Adit naik dulu,"

"Iya den, hati hati ,"

Adit mulai melangkah maju, pergi keruang tengah dan menaiki tangga pertama dan tangga seterusnya, sampai tiba di lantai dua. Tepat nya di depan kamar El, Adit membuka pintu kamar El perlahan. Ia memperlambat langkahnya, seperti orang yang baru pertama memasuki kamar.

Adit mengamati di setiap sudut ruangan, dinding dan segala hal yang ada dalam ruangan tersebut. Ia melangkah penuh hati hati, wajahnya terlihat berubah serius. Ia berjalan menuju meja mewah, yang berisi foto foto kecil El serta foto mama El.

Bingkai kotak dengan furniture berwarna emas. Adit memperhatikan nya dengan seksama. Maju dikit lagi, ada foto satu keluarga yang terlihat bahagia. Dimana sepertinya umur El baru masuk usia SMP.

Adit meraih bingkai foto itu, menatap nya dengan tatapan mata penuh. Tanpa senyuman, tetapi ada sentuhan sesuatu dari balik ekspresi wajahnya yang ambigu. Ia menyentuh halus bingkai foto, merasakan setiap sentuhan tangan nya.

"Keluarga yang sempurna, penuh kebahagiaan," Ucap Adit dengan suara agak berat dan penuh penekanan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!