NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 28

Raka menggendong Aruna menuju rumah dengan hati-hati. Tubuh wanita itu masih sedikit menggigil, dan ekspresinya sesekali meringis menahan sakit di pergelangan kaki yang terkilir. Setibanya di depan rumah, Pak Yusron yang sedang menyapu halaman memandang heran, lalu segera menghampiri.

"Ada apa, Pak Raka? Ibu Aruna kenapa?" tanyanya cemas.

"Terpeleset di kebun, Pak. Hujan deras tadi membuat jalanan licin," jawab Raka sambil tetap melangkah masuk ke ruang tengah. Pak Yusron mengangguk dan membukakan pintu tanpa banyak bertanya lagi.

Setelah menidurkan Aruna di sofa dan memastikan kakinya sudah ditinggikan dengan bantal, Raka membetulkan selimut tipis di tubuh Aruna. Wanita itu menatapnya lemah, tapi sorot matanya tetap tenang.

"Raka," ucap Aruna lirih. "Kamu pulanglah. Aku baik-baik saja sekarang. Lagipula... aku tidak ingin orang lain salah paham. Bagas sedang tidak di rumah. Aku tidak ingin menambah masalah."

Raka menatapnya sejenak, ada keraguan dan rasa enggan untuk pergi. Tapi ia mengangguk pelan. "Baik, tapi kalau sakitnya makin parah, tolong hubungi aku ya, Bu."

Aruna hanya membalas dengan senyum kecil dan anggukan. Lalu Raka pun pamit, meninggalkan rumah dengan pikiran yang tak karuan.

Siang menjelang sore, Bagas yang sudah berada di wilayah Indonesia Timur, berulang kali mencoba menghubungi Aruna. Namun tak satu pun panggilannya dijawab. Semakin malam, perasaan tak tenang mulai menghantuinya. Ia pun akhirnya menelpon Pak Yusron.

"Pak Yusron, istri saya ada di rumah, kan?" tanya Bagas dengan suara yang terdengar mulai gusar.

"Ah, iya, Pak. Ibu terpeleset tadi siang di kebun. Untungnya ada Pak Raka. Beliau yang menolong menggendong dan mengantarkan ibu sampai ke rumah."

Hening sejenak di seberang sana.

"Lho… Pak? Halo?" Pak Yusron masih menunggu suara di seberang.

Namun, yang terdengar hanya bunyi sambungan yang tiba-tiba diputus. Tanpa ucapan, tanpa pamit. Pak Yusron menghela napas panjang. Ia bisa merasakan hawa kemarahan dalam nada suara Bagas yang terakhir.

Di tempat lain, Bagas mengepalkan tangan. Wajahnya gelap oleh amarah dan cemburu yang berkecamuk. Ia merasa kecolongan. Dan lebih dari itu ia merasa posisinya sebagai suami seakan sedang digeser oleh orang lain. Hatinya bergejolak. Tapi ia tahu, ini baru permulaan dari badai yang akan datang.

Rio yang sedang menyusun berkas-berkas di ruang kerja mendengar suara bentakan keras dari arah balkon penginapan mereka. Ia segera keluar dan melihat Bagas berdiri dengan ponsel yang baru saja ia lempar ke kursi.

"Woi, kenapa lo?" tanya Rio sambil mengangkat alis.

Bagas mengumpat pelan, matanya menyala marah. "Pria itu... gendong istriku yang keseleo di kebun katanya kepeleset! Dia ngapain sampai harus gendong Aruna segala?! Dia siapa?!"

Rio tertawa kecil, berusaha menenangkan suasana. "Lah… kalau Aruna terpeleset, ya wajar dong dia bantu. Lagian sekarang yang paling sering bareng Aruna ya cowok itu, lo juga tahu sendiri lo jarang ada di rumah."

Bagas menoleh tajam, wajahnya masih gelap. "Tapi tetap aja! Gue suaminya! Lo pikir gue nggak ngerasa aneh denger cewek gue diurusin cowok lain? Apalagi sampai digendong segala?!"

Rio hanya mengangkat bahu. "Kalau lo nggak suka, harusnya lo lebih sering di rumah. Atau... lo yakin Aruna masih ngerasa lo penting?"

Ucapan itu seperti tamparan. Bagas terdiam sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah laut yang bergelombang di kejauhan. Rahangnya mengeras.

"Aku nggak akan diam aja, Yo. Kalau pria itu berani ambil celah dari situasi ini... aku yang akan hancurkan dia."

Rio mengangguk pelan, tapi matanya tak lagi jenaka. Ia tahu, ini bukan sekadar rasa cemburu. Ini adalah peringatan akan konflik besar yang mulai mendidih di bawah permukaan.

Setelah emosinya sedikit mereda, Bagas duduk di tepi ranjang, menatap layar ponselnya. Ia membuka daftar kontak dan menekan nama Aruna. Panggilan berdering cukup lama sebelum akhirnya tersambung.

"Ya, halo?" suara Aruna terdengar lemah, seperti menahan sesuatu.

"Kamu kenapa nggak ngangkat telepon dariku dari tadi?" suara Bagas terdengar tegang.

"Aku... maaf. Aku kelelahan tadi siang. Tadi terpeleset di kebun waktu hujan. Kaki sempat keseleo," jawab Aruna pelan.

Bagas diam beberapa detik. "Aku udah dengar dari Pak Yusron. Dan aku juga tahu siapa yang bantu kamu pulang."

Aruna menarik napas dalam. "Kalau kamu mau marah, silakan. Tapi saat itu hanya ada dia. Aku nggak bisa jalan sendiri."

"Dia terlalu sering dekat sama kamu," ucap Bagas dingin. "Aku nggak suka itu."

Aruna tidak menjawab. Hening.

"Aku pulang minggu depan," kata Bagas akhirnya. "Dan kita harus bicara."

Setelah menutup telepon, Bagas menatap layar beberapa saat. Ia lalu membuka panggilan dengan kontak bernama Pak Yusron.

Suara nada tunggu di ponsel Bagas berganti dengan sambungan yang terangkat.

“Halo, Pak Bagas?” suara Pak Yusron terdengar ramah dari seberang.

“Pak Yusron, saya mau bicara serius,” suara Bagas terdengar datar, tapi penuh tekanan. “Saya minta Bapak perhatikan betul-betul apa yang dilakukan pria itu... Raka... terhadap istri saya.”

Pak Yusron terdengar terdiam sejenak sebelum menjawab hati-hati, “Pak Raka itu orangnya baik, Pak. Selama ini saya lihat dia sangat sopan, bahkan menghormati Ibu Aruna seperti...”

“Sudahlah, Pak,” potong Bagas dengan nada agak tinggi. “Saya tidak tanya pendapat Bapak soal baik atau tidak. Saya cuma minta satu hal mata-matai dia. Apa pun yang dia lakukan dengan istri saya, laporkan.”

“Maaf, Pak,” suara Pak Yusron agak ragu. “Saya hanya menyampaikan apa yang saya lihat. Kalau saya salah... ya saya minta maaf. Tapi menurut saya, tidak ada yang mencurigakan dari Pak Raka.”

“Justru karena kamu terlalu percaya itu yang jadi masalah, Pak Yusron,” suara Bagas mengeras. “Saya butuh bukti. Dan saya tidak minta Bapak menilai. Saya minta Bapak jalankan saja. Saya akan beri bayaran tambahan kalau itu yang Bapak butuh.”

Pak Yusron diam cukup lama sebelum akhirnya mengangguk, meski dengan suara berat, “Baik, Pak. Kalau itu sudah jadi perintah... saya akan perhatikan. Tapi... izinkan saya jujur, Pak. Sebenarnya, hati kecil saya nggak tenang melakukan ini. Ibu Aruna dan Pak Raka—keduanya orang baik.”

Bagas menghela napas panjang, “Lakukan saja. Jangan terlibat perasaan. Dan ingat, jangan sampai Aruna tahu.”

“Baik, Pak...”

Setelah telepon ditutup, Pak Yusron memandang ke luar, ke arah kebun yang mulai redup diterpa senja. Hatinya gamang. Ia merasa seperti dipaksa menjadi bagian dari sesuatu yang salah. Tapi statusnya sebagai pekerja membuatnya tak bisa menolak mentah-mentah.

1
ovi eliani
ayo aruna waktunya bertindak , tlp bagus agarbmemberikan bukti ke polisi, biar bagas tau senjata makan tuan, biar dia yg masuk polisi biar tau rasa kamu bagas , biar bagas tau dingin nya jeruji besi, aku mwndukung mu aruna jgn kasih ampun bagas dan biar mata mak lampir juga terbuka bahwa kamu wanita yg baik aruna. semangat thor up nya tambah hreget ini.
R 💤
betul sih ini Thor...
R 💤
kok aku ikut seneng ya Raka gitu, dosa gak sih 🙈
R 💤: siap thorr 🙏🏻 kayaknya iya nih hehe
Dee: Tenang, itu tandanya kamu punya hati yang peka. Raka emang bikin suasana jadi adem ya~ Yuk terus ikuti kisahnya, siapa tahu kamu makin sayang sama dia 🤭💕"
total 2 replies
R 💤
bisa dikatakan ia lagi puber kedua gak sih
Dee: Siap Kakak, nanti aku coba mampir ya,🥰
R 💤: ditunggu Thor,, jika berkenan mampir di lapakku juga Thor hehe 👋🏻 CINTA TUAN MAFIA , terimakasih
total 3 replies
R 💤
acieee...Aruna berbunga bunga tuhh
R 💤
selamatkan juga hati ibu hehe
ovi eliani
up lagi dong thor ketemuain aruna dan raka ,pingin melihat bicara , mak lampir suruh pulang dulu sama pak lampir biar ngak nganggu...semangat thor up lg malam ini, ceritanya bikin penasaran
ovi eliani
ayo aruna kamu harus membela yg benar, suami mu sdh mulai gila, kasian raka dia tak bersalah. terus buat mak lampir minta maaf sama kamu sampai mengemis maaf mu karena sdh kurang ajar mulutnya
Daniah A Rahardian
puitis banget☺️
ovi eliani
sedih amat sih thor , seng sabar ya aruna, alon alon waton kelakon , awas aja kamu nyamuk nenek lampir tak sedot ubun2 mu, wes tue belagu , semangat thor kasihbpelajaran itu nyamuk mak lampir karo bagas laki2 tak berguna.
Daniah A Rahardian: Beneran deh tuh nyamuk mak lampir sama si Bagas emang udah kelewatan. Aruna tuh udah sabar banget, tapi ya gimana... kadang orang baik tuh malah disakitin mulu 😤.
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Wow.. keren and puitis banget. Author emang pinter ya memilih kata2.
O ya aku udah jg ngeliat visual mereka di ig mu Thor, Aruna cantik banget dan Raka guanteng abis 🫶
Dee: Makasi Kakak, aku nyari yg pos buat karakter mereka.
total 1 replies
xia~xiaoling
ngena banget kata2 e aruna...kyk e aruna ini puitis banget deh...suka ma karakter aruna
Dee: Makasii! Senang banget Aruna bisa nyampe di hati Kakak😍
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Suami 🤬🤬
Dee: Sabar... sabar...☺️
total 1 replies
ovi eliani
aku suka kesal sama nyamuk nyamuk ini selalu heboh embok ya di dengarkan dulu, no sono laporin aja bagas nya biar tau rasa, nyamuk sama bagas memang cocok kumpulan manusia pencinta hutan jadi hifup seenaknya aja. lho kate kebun binatang, semangat thor aku jd gregetan bacanya, sholat dulu ya.
Dee: Memang ya nyamuk dan Bagas tuh kombinasi bikin emosi, tapi tenang... nanti ada kejutan buat mereka, ditunggu terus yaa~ Makasih banyak udah baca dan komen seru begini, semangat terus dan selamat beribadah juga ya kak ,💚🙏
total 1 replies
ovi eliani
aruna aruna saksi ya kan ada para pekerja kan melihat, twrutama kamu melihat sendiri, ngaoain hidup dgn bagas yg egois, lupa kan hempaskan masih banyak laki laki yg lain, semangat aruna ..
ovi eliani
thor up dobble biar tambah semangat bacanya, maunya aruna urusi raka aja, bagas buang aja ke laut
Daniah A Rahardian
Thor pliss...jgn kamu buat kayak di "Ternyata Hanya Kamu Cintaku", nanti aku nangis lagi nih! Aku jadi inget Alex😭
ovi eliani
wah wah mulai agak panas in ceritanyai seperti panas nya matahari di siang hari , bagas2 sekarang aja cemburu orak dewasa dewasa diri mu son son, udah raka laporkan bagas dengan tindak pidana main hakim sendiri biar mampus terkubur di penjara sepertih aruna yg hatinya tetpenjara di hati raka, Hidup adalah perjalanan, jangan lelah untuk terus berjuang. semangat thor buat ceruta yg lebih panas wkwkwwk
ovi eliani
belum greget ini thor, mau yang jeng jeng disaat aruna raka berdua, suami yg tak berguna datang. maaf ya thor bukan berarti aku setuju dhn perselingkuhan tp manusia punya batas kesabaran karena kelah nya wanita akan berujung dengan ke tidak pedulian. wahar klo bagas diberi pelajaran buat sadar diri , dobble up atuh thor semabgat benar bacanya.
xia~xiaoling
baca kayak nak muda lg kasmaran thor..pd hal ini yg bc emak2 berdaster..wkwkwk
Dee: Hahahaha... emak berdaster juga boleh dong kasmaran lagi!, semoga tetap bikin hati deg-degan yaa 😄💖
Tapi justru pembaca setia kayak emak-emak berdaster lho yang paling tulus menikmati cerita😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!