NovelToon NovelToon
KETOAS ALAY DAN BAD BOY

KETOAS ALAY DAN BAD BOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Ketos / Balas Dendam
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ayinos SIANIPAR

KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 18

Perjuangan Butuh Pengorbanan

Bagiku persaingan harus ada perjuangan dan di perjuangan harus ada pengorbanan. Sepenting itukah dirimu di hidupku?

Berjuang

Mereka pun sampai sesuai tujuan, di perpustakaan umum. Nifa pun mengambil buku-buku yang diinginkannya dan meminjamnya. Setelah memberikannya ke petugas perpustakaan, dia pun keluar.

"Lo lama banget sih di dalam? Sampai jamuran gue," ujar Farel menggerutu.

"Yah, maaf, soalnya mencari buku-bukunya susah," ujar Hanifa yang merasa bersalah.

"Ya sudah ayo masuk," ujar Farel sembari membuka pintu mobilnya. Kali ini dia memastikan Hanifa duduk di depan bersamanya. Namun, tetap saja wanita itu ngeyel. Farel pasrah dan membiarkannya duduk seperti awal. Mereka pun masuk ke mobil tersebut. Dan sesuai duduk awal, Nifa di belakang dan Farel di depan.

"Macam sopir pribadi saja gue, ya, maju lo depan!" pinta Farel ke Nifa. Nifa pun membuka pintu mobil Farel. Yah, Farel menyerah saat di luar mobil, takut orang-orang melihat mereka berdebat.

"Lo mau ke mana? Mendingan lo lewat dari sini," pinta Farel pada Nifa. Dan Nifa pun menurut. Rasanya Hanifa ingin teriak namun dia takut.

"Cita-cita lo apa sih?" ujar Farel mencari topik pembicaraan sambil menyetir mobilnya.

"Cita-cita gue dokter, kalau cinta gue lo," ucap Nifa tersenyum. Haduh, Nifa Nifa, baru dibilang mau mengakhiri perjuangannya tapi sudah bucin lagi. Dasar ketua OSIS bucin dan alay.

"Lo kenapa mau jadi dokter? Bukannya jadi dokter itu sadis?" ujar Farel heran. Kenapa dengan Farel? Ada apa yang dipikirannya tentang dokter?

"Kenapa lo bilang sadis? Justru dia itu malaikat yang diberi Tuhan," ujar Hanifa heran.

"Malaikat antara pencabut nyawa dan menyehatkan manusia kembali?" ujar Farel memberikan argumen.

"Kalau itu Tuhan yang mengatur, Rel, jangan bilang kayak gitu!" ujar Hanifa tidak suka.

"Yah, maaf, gue cuma mau lihat pembelaan lo saja terhadap apa yang lo suka," ujar Farel ke Hanifa.

"Kalau lo mau jadi apa?" tanya Hanifa membuat pembicaraan berlawanan, agar semakin asyik saja begitu.

"Gue pengin jadi CEO," ujar Farel dengan wajah angkuhnya.

"Wow, keren cita-cita lo, Rel," ujar Hanifa memujinya.

"Kalau lo tamat SMA ini mau mengambil kuliah atau langsung kerja, Rel?" ujar Hanifa bertanya. Yah, karena Hanifa juga bingung CEO harus kuliah apa?

"Gue mau kuliah sambil kerja, jadi gue kuliah bisnis, terus kerja di perusahaan papa," ujar Farel menjelaskan. Hanifa tidak menyangka pria ini ternyata punya masa depan yang cerah. Soalnya yang dia dengar dari teman-teman kelasnya, dia pintar tapi dia tidak malas dan sering dihukum. Tapi bagaimanapun, bokapnya pemilik sekolah, wajarlah.

"Kuliah di mana?" tanya Hanifa sangat kepo. Namun Farel tidak kayak biasanya yang marah, melainkan dia menjawabnya dengan baik.

"Nyokap gue nyuruh ke USA, biar saja dia yang mengatur," ujar Farel menyerahkannya semua ke mamanya. Yah, satu hal yang Hanifa sadari, dia anak manja.

"Kalau lo kuliah mana, Nif?" tanya Farel. Hanifa sangat senang Farel menanyakan hal ini, seakan-akan dia peduli walaupun tidak tahu benar atau tidak.

"Gue pengin masuk di UI, tapi gue masih ragu, gue takut gue enggak bisa," ujar Hanifa takut. Padahal dia sangat pintar, prestasinya banyak yang diukirnya, tapi dia tetap tidak percaya diri.

"Berjuang, berdoa, beriman, pasti bisa, Nif," ujar Farel sok iya. Yah, wajar Farel bilang kayak gini, karena Farel hanya tahu Hanifa sebagai ketua OSIS, bukan berprestasi lainnya. Toh mereka baru kenal dan Farel juga baru pindah ke sekolah Hanifa.

Ternyata berbincang dengan Farel tidak sekesal yang dipikirkan orang-orang. Mungkin banyak orang yang berpikir kalau berbicara dengan Farel akan mengeluarkan emosi karena tingkah lakunya yang membuat orang mana pun akan kesal, tapi saat ini yang Nifa dapatkan bukanlah hal itu.

"Habis ini kita ke mana?" tanya Farel yang sedari tadi berjalan mutar-mutar di daerah situ. Astaga, Hanifa, kok lo kelupaan sudah.

"Pulang saja deh, Rel, sudah jam lima, nanti papa gue mencari gue," ujar Hanifa yang bingung mau ke mana lagi, ditambah lagi dia belum izin ke papanya, takut Silvi nanti menghasut papanya.

"Lo enggak lapar?" tanya Farel yang berharap perjalanan mereka masih berlanjut.

"Enggak, gue masih kenyang," jawab Hanifa santai.

"Kita beli es krim sebentar, ya," ujar Farel mencari cara agar bisa tetap bersama Hanifa.

"Terserah," mereka pun membeli es krim, dan mereka pun langsung pulang, namun sebelum sampai rumah Nifa, Nifa menagih janji Farel.

"Rel, lo enggak mau ya beri gue satu keinginan lagi?" tanya Hanifa lembut ke Farel.

"Boleh kok, apa mau lo, besok kayak gini lagi? Kita makan bareng? Atau lo mau gue cium?" Seketika mendengar perkataan terakhir, muka Nifa langsung merah bersemu.

"Gue mau lo jadi pacar gue," ujar Hanifa santai mengucapkan harapannya itu. Kini bukan Nifa semakin jantungan mendengar ucapannya, melainkan Farel.

"Lo kenapa sih berharap banget sama gue, Nif?" ujar Farel bingung. Sebenarnya Farel mulai ada rasa ke gadis ini, hanya saja dia bingung apakah ini beneran atau hanya sebatas merasa kesepian saja.

"Please, Rel, setidaknya itu harapan gue dalam tiga hari ini," ujar Hanifa memohon.

"Hemm, ya sudah kita jadi pacaran pura-pura saja selama lima belas hari, jadi kalau gue enggak jatuh cinta sama lo, lo harus menjauh bahkan jangan pernah ada di muka bumi ini kalau bisa, Nif," ujar Farel memberi negosiasi ke Hanifa.

"Baik kalau gitu, gue bakalan janji," ujar Hanifa dengan sangat semangat.

"Kalau gitu gue setuju sama perjanjian kita, gue akan pacar lo selama lima belas hari lagi." Mendengar kenyataan ini, Nifa sangat bahagia, hatinya benar-benar gembira. Rasanya dia ingin teriak, senyumannya terpancar terus. Setidaknya dari awal PDKT lima belas hari, kini menjadi pacar bohongan, siapa tahu ke depannya pacar beneran.

"Tapi gue enggak suka kalau lo dekat sama Agung," ujar Farel jujur.

"Kenapa?" kini Nifa mengerutkan keningnya.

"Pokoknya gue bilang jangan, ya jangan dong, gue enggak suka saja."

"Iya, gue bakalan menjauh kok dari Agung selama kita pacaran," ucap Nifa dengan tidak ikhlas.

Akhirnya rumah Nifa pun tiba. Sebelum turun, Nifa mencubit pipi Farel dengan gemas, hingga membuat Farel kesakitan.

"Hmm, gue turun dulu ya, lo pelan-pelan dan hati-hati," ucap Nifa pada Farel. Farel hanya diam tanpa ucapan. Mungkin Farel lagi kesal melihat kenyataan ini. Hati Nifa serasa senang dan bahagia walaupun dia harus berjuang mengetuk hati Farel, setidaknya status mereka sudah pacaran, sungguh menyenangkan.

1
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
Petrichor_petc 🌧️🍃
aku suka💓
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
Blue Angel
hadiiir kak
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍🥰
Elisabeth Ratna Susanti
like 🥰
Elisabeth Ratna Susanti
keren 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
seru part ini good job Thor ♥️
Avalee
Emang bodoh, lagian lu jadi cowok kasar bgt, tabok nih? 👊🏻
Avalee
Lucu bgt confess langsung dong 😍😍
Avalee
Awas, ntar falling in love nyahoo lu wkkkk
Avalee
Muak bgt ama ulerrr, tukang nikung lagi 🫵🏻😌
Blue Angel
hadiiir Kaka
Heldawati Sianipar
kisah sendiri ini ya?
Heldawati Sianipar
sangat bagus dan tidak bosan untuk membaca Bu ya
SONIYA SIANIPAR
luar biasa
SONIYA SIANIPAR
keren
Blue Angel
salam kak
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!