KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJUANGAN YAH HARUS PENGORBANAN
KETOS ALAY DAN BAD BOY - Perjuangan butuh pengorbanan
Bagiku persaingan harus ada perjuangan dan di perjuangan harus ada pengorbanan, sepenting itukah dirimu di hidupku?
BERJUANG
Mereka pun sampai sesuai tujuan, di perpustakaan umum, Nifa pun mengambil buku buku yang diinginkannya dan meminjamnya setelah memberinya ke petugas perpustakaan dia pun keluar.
“Lo lama banget sih di dalam?, sampai jamuran gue” Ujar Farel menggerutu.
“Yah maaf, soalnya nyariin buku bukunya susah” Ujar Hanifa yang merasa bersalah
“Yaudah ayo masuk” Ujar Farel sembari membuka pintu mobilnya. Kali ini dia memastikan Hanifa duduk didepan bersamanya. Namun tetap saja wanita itu ngeyel. Farel pasrah dan membiarkannya duduk seperti awal. Mereka pun masuk ke mobil tersebut. Dan sesuai duduk awal, Nifa dibelakang dan Farel didepan.
“Macam supir pribadi aja gue yah, maju lo depan” pintah Farel ke Nifa. Nifa pun membuka pintu mobil Farel. Yah farel nyerah saat di luar mobil, takut orang-orang melihat mereka berdebat.
“Lo mau kemana?, mendingan lo lewat dari sini” pintah Farel pada Nifa. Dan Nifa pun menurut. Rasanya Hanifa ingin teriak namun dia takut.
“Cita cita lo apa sih?” Ujar Farel mencari topik pembicaraan sambil menyetir mobilnya.
“Cita cita gue dokter, kalau cinta gue lo” ucap Nifa tersenyum. Hadeh Nifa Nifa, baru dibilang mau mengakhiri perjuangannya tapi dah bucin lagi. Dasar ketua osis bucin dan alay.
“Lo kenapa mau jadi dokter?, bukannya jadi dokter itu sadis?” Ujar Farel heran. Kenapa dengan Farel? Ada apa yang dipikirannya tentang dokter?
“Kenapa lo bilang sadis?, justru dia itu malaikat yang diberi tuhan” Ujar Hanifa heran.
“Malaikat antara pencabut nyawa dan meyehatkan manusia kembali?” Ujar farel memberikan argumen
“Kalau itu tuhan yang ngatur Rel, jangan bilang kayak gitu” Ujar Hanifa tidak suka
“Yah maaf, gue cuman mau lihat pembelaan lo aja terhadap apa yang lo suka” Ujar Farel ke Hanifa.
“Kalau lo mau jadi apa?” Tanya Hanifa membuat pembicaraan berlawanan, agar semakin asik aja gitu.
“Gue pengen jadi CEO” Ujar Farel dengan wajah angkuhnya.
“Wow, keren cita cita lo Rel” Ujar Hanifa memujinya
“Kalau lo tamat SMA ini mau ngambil kuliah atau langsung kerja Rel?” Ujar Hanifa bertanya. Yah karena Hanifa juga bingung CEO harus kuliah apa?
“Gue mau kuliah sambil kerja, jadi gue kuliah bisnis, terus kerja di perusahaan papa” Ujar Farel menjelaskan. Hanifa gak nyangka pria ini ternyata punya masa depan yang cerah. Soalnya yang dia dengar dari teman-teman kelasnya, dia pintar tapi dia nggak malas dan sering dihukum. Tapi bagaimanapun bokapnya pemilik sekolah, wajarlah.
“Kuliah dimana?” Tanya Hanifa sangat kepo. Namun Farel nggak kayak biasanya yang marah, melainkan dia menjawabnya dengan baik.
“Nyokap gue nyuruh ke USA, biar aja dia yang ngatur” Ujar Farel menyerahkannya semua ke mamanya. Yah satu hal yang Hanifa sadari, dia anak manja.
“Kalau lo kuliah mana Nif?” Tanya Farel. Hanifa sangat senang Farel menanyakan hal ini, seakan-akan dia peduli walaupun nggak tau benar atau tidak.
“Gue pengen masuk di UI, tapi gue masih ragu, gue takut gue gak bisa” Ujar Hanifa takut. Padahal dia sangat pintar, prestasinya banyak yang di ukirnya, tapi dia tetap gak percaya diri.
“Berjuang, berdoa, beriman, pasti bisa Nif” Ujar Farel sok iye. Yah wajar Farel bilang kayak gini, karena Farel hanya tau Hanifa sebagai ketua osis, bukan berprestasi lainnya. Toh mereka baru kenal dan Farel juga baru pindah ke sekolah Hanifah.
Ternyata berbincang dengan Farel tidak sekesal yang dipikirkan orang orang, mungkin banyak orang yang berfikir kalau berbicara dengan Farel akan mengeluarkan emosi karena tingkah laku nya yang membuat orang mana pun akan kesal, tapi saat ini yang Nifa dapatkan bukan lah hal itu.
“Habis ini kita kemana?” Tanya farel yang sedari tadi berjalan muter-muter di daerah situ. Astaga Hanifa, kok lu kelupaan dah.
“Pulang aja deh Rel, dah jam lima, nanti papa gue nyariin gue” Ujar hanifa yang bingung mau kemana lagi, ditambah lagi dia belum izin. Ke papanya, takut Silvi nanti menghasut papanya.
“Lo gak lapar?” Tanya Farel yang berharap perjalanan mereka masih berlanjut.
“Nggak, gue masih kenyang” Jawab Hanifa santai.
“Kita beli es krim bentar yah” Ujar Farel mencari hal agar bisa tetap bersama Hanifa.
“Terserah,” mereka pun membeli es krim, dan mereka pun langsung pulang, namun sebelum nyampe rumah Nifa. Nifa menagih janji Farel.
“Rel, lo gak mau yah beri gue satu keinginan lagi” Tanya Hanifa lembut ke farel.
“Boleh kok, apa mau lo, besok kayak gini lagi?, kita makan bareng?, atau lo mau gue cium?” seketika mendengar perkataan terakhir, muka nifa yang langsung merah bersemu.
“Gue mau lo jadi pacar gue” Ujar Hanifa santai mengucapkan harapannya itu. Kini bukan Nifa semakin jantungan mendengar ucapannya, melainkan Farel.
“Lo kenapa sih berharap banget sama gue Nif” Ujar Farel bingung. Sebenarnya Farel mulai ada rasa ke gadis ini, hanya saja dia bingung apakah ini beneran atau hanya sebatas merasa kesepian saja.
“Plis Rel, seenggaknya itu harapan gue dalam tiga hari ini” Ujar Hanifa memohon.
“Hemm yaudah kita jadi pacaran pura-pura saja selama lima belas hari, jadi kalau gue gak jatuh cinta sama lo, lo harus menjauh bahkan jangan pernah ada di muka bumi ini kalau bisa Nif” Ujar Farel memberi negosiasi ke Hanifa.
“Baik kalau gitu, gue bakalan janji” Ujar Hanifa dengan sangat semangat.
“Kalau gitu gue setuju sama perjanjian kita, gue akan pacar lo selama lima belas hari lagi” mendengar kenyataan ini Nifa sangat bahagia, hatinya benar benar gembira. Rasanya dia ingin teriak, senyumannya terpancar terus. Setidaknya dari awal PDKT lima belas hari, kini menjadi pacar bohongan, siapa tau kedepannya pacar beneran.
“Tapi gue gak suka kalau lo dekat sma Agung” Ujar Farel jujur
“Kenapa?” kini Nifa mengerutkan keningnya.
“Pokoknya gue bilang jangan yah jangan dong, gue gak suka aja”
“Iya gue bakalan menjauh kok dari agung selama kita pacaran” ucap Nifa dengan tidak ikhlas.
Akhirnya ruma Nifa pun tiba, sebelum turun Nifa mencubit pipinya Farel dengan gemes, hingga membuat Farel kesakitan.
“Hmm gue turun dulu yah, lo pelan pelan dan hati hati” ucap Nifa pada Farel, Farel hanya diam tanpa ucapan. Mungkin Farel lagi kesal melihat kenyataan ini. Hati Nifa serasa senang dan bahagia walaupun dia harus berjuang mengetuk hati Farel, setidaknya status mereka sudah pacaran, sungguh menyenangkan.