Haikal Sebastian Keano, tidak menyangka bahwa wanita yang telah melakukan cinta satu malam dengannya adalah calon istri kakaknya, Ghisell Carissa Adelardo. Karena yang mereka lakukan disaat mereka sedang sama-sama mabuk.
Padahal sang kaka, Rafael, begitu sangat mencintai Ghisell, dan Ghisell juga mencintai Rafael, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah.
Lalu bagaimana kisah mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Delapan
"Jadi cowok itu calon adik ipar kamu?" Bella terpekik kaget saat mendengar cerita dari Ghisell.
"Iya, makanya aku takut. Aku takut merusak persaudaraan mereka." Ghisell menekan-nekan kepalanya yang terasa pusing. Saat ini dia sedang ada di apartemen Bella.
"Bukannya dia bersikap seolah-olah tidak mengenal kamu? Itu sudah membuktikan dia mengalah demi kamu dan Rafael."
Ghisell terdiam sejenak, "Kenapa aku merasa takut ya Bell?"
"Takut kenapa?"
Ghisell menyandarkan dirinya di sofa "Aku takut kak Rafeal belum bisa menerima sepenuhnya keadaan aku. Aku ingin menikah dengan dia dan mencintai dia, tapi aku takut suatu saat dia akan menyinggung tentang aku yang gak bisa menjaga kehormatan aku."
"Kalau dia cinta kamu apa adanya, dia gak bakalan begitu. Bahkan saat kamu ingin melepaskan dia, dia yang gak mau pisah dengan kamu kan? Bahkan dia sendiri yang bilang gak mempedulikan kondisi kamu. Itu artinya dia gak mempermasalahkan itu semua." Bella mencoba untuk memberikan saran yang terbaik.
"Tapi kalau kamu jadi aku bagaimana?"
Bella malah tertawa kecil, "Tiap orang punya pemikiran yang berbeda-beda Sell. Mau dipaksapun tidak akan bisa. Contohnya aku kalau jadi kamu, aku pasti akan memilih calon adik ipar kamu itu."
"Loh kok bisa?" Ghisell mengernyitkan keningnya.
"Ya itu kataku juga, tiap orang memiliki pemikiran yang berbeda. Kamu orangnya lebih mengikuti perasaan. Karena itu semua sudah menjadi pilihan kamu ya udah! Yang penting pacar kamu menerima kamu apa adanya."
"Hmm... ya udah, aku lagi gak mau bahas tentang itu. Aku mau bahas tentang mobil aku, ini sudah satu minggu, aku pikir masalah kalian sudah kelar..."
...****************...
"Ini sudah satu minggu, aku pikir masalah kalian sudah kelar!" kata Haikal sambil mendengarkan curhan hati seorang sahabat, siapa lagi kalau bukan Raymond. Haikal memilih memendam perasaanya sendiri, dia belum bisa bercerita soal masalah yang dia hadapi, wanita yang dia cintai ternyata calon iparnya.
"Gak Kal, gue gak terima dong. Gara-gara dia joni gue gak bisa berdiri lagi, bahkan gue sudah melakukan segala cara mau itu pengobatan atau trapi, si joni masih terlelap sampai sekarang."
Haikal terkekeh, "Ya baguslah, biar lu gak main celap celup lagi. Lagian lu nurun sama siapa sih? Perasaan tante Jesika dan Om Jo gak gitu."
Raymond berpikir sejenak "Setiap bokap gue marah, bokap bilang gue mirip ayahnya."
"Nah udah tau bokap lu gak suka kelakukan ayahnya, tapi lu malah niru. Itu artinya lu harus berubah makanya si joni gak mau bangun."
"Nah itu dia masalahnya, gue tadinya mau nuntut dia gara-gara ditendang dia keadaan joni gue kayak begini. Tapi dia malah nuntut balik gue, atas tuduhan pelecehan dan juga juga masalah mobil yang gak sengaja keserempet sama gue." Raymond menjelaskan masalahnya panjang lebar.
"Lalu hubungannya sama gue apa? Kenapa lu nyuruh gue kesini?"
"Jadi gini , Kal. Gue memilih jalur damai, daripada gue yang dituntut balik sama dia. Cuma dia mengajukan persyaratan, gue harus memperbiaki kondisi mobil temannya itu."
"Ya terus hubungan sama gue apa?"
"Gue mau minta tolong sama lu biar mengurus mobil temannya si Ebel itu."
Haikal sangat keberatan, "Ogah. Kenapa jadi gue yang repot? Lu tinggal suruh aja asisten lu atau siapa gitu."
"Lu kayak yang gak tau aja mereka pada ember, bisa-bisa gue digantung sama nyokap gue kalau tau masalah ini. Cuma lu yang gue percaya."
Haikal menghela nafas, dia pasrah saja, selama ini Raymond juga sering membantunya.
Raymond mengecek ponselnya yang bergetar "Nah pengacara gue sebentar lagi nyampe, ayo kita ke apartemennya."
Haikal menganggukan kepala, dia terkejut begitu mereka berada di depan pintu apartemen sebelah kiri milik Raymond.
Bukannya ini aparteman temannya Ghisell? Apa jangan-jangan mobil yang keserempet Raymond itu mobil Ghisell? Ah gak mungkin, bisa saja dia memiliki banyak teman.
Ting-Tong...
Bella dan Ghisell yang sedang menikmati coklat panas itu merasa terganggu dengan suara bell yang menggema di ruangan apartemen itu.
"Hmm... pasti si Lemond tuh. Nanti aku kasih minuman ini biar dia tau rasa." seru Bella, dia segera berdiri dan melangkahkan kaki untuk membuka pintu.
"Hai Ebel!" sapa Raymond sambil mengedipkan matanya.
"Ishhh..." Bella hanya mendengus kesal, apalagi seenak jidat mengganti nama orang. "Apa dia pengacara kamu?" Bella menunjuk Hiakal.
"Pengacara aku baru nyampe basement, ini teman aku yang akan mengurus mobil teman kamu itu."
"Hmm... ya udah masuk, kebetulan teman aku ada di dalam. Kamu harus minta maaf sama dia."
"Lah kan dulu aku sudah minta maaf lewat chat, emang belum disampaikan?"
"Kalau perkara minta maaf bisa beres cuma lewat chat, bisa ancur dunia ini." ketus Bella.
Raymond dan Haikal segera masuk ke dalam. Mereka terkejut saat melihat Ghisell. Begitu juga Ghisell, dia terkejut saat melihat Haikal. Sampai dia yang sedang menyeruput coklat panas langsung tersendak, "Ohokkk..ohokkk..."
Aishh... apa dunia ini begitu sangat sempit? Kenapa harus berurusan dengan dia lagi?
"Kal itu cewek yang lu taksir kan? yang di klub itu?" bisik Raymond.
Haikal tak menanggapi ucapan Raymond, dia malah duduk di sofa yang berhadapan dengan Ghisell, "Hai kakak ipar." sapanya sambil tersenyum manis. Dia ingin mencoba berdamai dengan status mereka.
"Kakak ipar?" Bella dan Raymond mengatakan itu hampir bersamaan.
Ghisell hanya mengerutkan dahi memandangi Haikal .
"Karena kita sebentar lagi akan iparan, jadi kita harus mengakrabkan diri. Gak ada yang namanya seorang kakak bersikap jutek pada adiknya. Bersikap baiklah padaku!" Haikal tersenyum miring. Dia menyeruput segelas jus di depannya.
Ghisell terbelalak, dia membulatkan mata "O-oh jus itu..."
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya...