Namanya Wang Chen. Dia adalah seorang pemuda bodoh yang bahkan dianggap gila oleh para murid Perguruan Tangan Sakti.
Hanya Souw Liancu yang tidak melihat seperti itu. Souw Liancu merasa Wang Chen selalu melindunginya dan kekuatan Wang Chen tidak ada bandingannya.
Wang Chen bisa bertindak di luar nalar saat dibutuhkan, dan bisa muncul jadi sosok tangguh saat dibutuhkan. Souw Liancu tahu kalau Wang Chen memiliki latar belakang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gregorious, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 Perkataan Souw Liancu Tidak Dipercaya
Wang Chen menatap mereka dengan tatapan dingin. "Kalian tidak perlu tahu."
Kemudian ia melangkah maju dengan perlahan. Setiap langkahnya membuat tanah bergetar sedikit, menunjukkan kekuatan yang luar biasa yang tersimpan di tubuhnya.
Ketiga tetua itu merasakan bahaya yang semakin mendekat. Mereka mencoba bangkit, mencoba melarikan diri, tetapi tubuh mereka terluka terlalu parah untuk bergerak cepat.
"Kita harus kabur!" teriak Tetua Ying dengan putus asa.
Mereka mencoba berlari, tetapi Wang Chen sudah bergerak. Dalam sekejap, ia sudah berada di depan Tetua Mo, menghalangi jalan pelariannya.
Tetua Mo dengan putus asa melancarkan serangan terakhirnya. "Tangan Naga Hitam - Bentuk Sempurna!" Kali ini ia menggunakan semua energi spiritual yang tersisa di tubuhnya. Naga hitam yang muncul jauh lebih besar dari sebelumnya, hampir sebesar rumah, dengan sisik-sisik yang terlihat sangat detail dan mata yang menyala merah.
Tetapi Wang Chen hanya mengangkat satu jari, jari telunjuk tangan kanannya, dan mengarahkannya ke kepala Naga Hitam raksasa itu.
"Pecah," katanya dengan suara yang sangat tenang.
Dari ujung jarinya keluar seberkas cahaya putih yang sangat tipis, hampir tidak terlihat. Cahaya itu menembus kepala Naga Hitam, dan kemudian seluruh tubuh naga itu mulai retak seperti kaca yang pecah.
CRASH!
Naga Hitam itu hancur berkeping-keping. Dan cahaya putih itu terus bergerak, menembus pertahanan Tetua Mo, dan menyentuh dantiannya.
Tetua Mo merasakan sesuatu yang mengerikan terjadi di dalam tubuhnya. Dantiannya, pusat kultivasinya, tempat semua energi spiritualnya tersimpan, tiba-tiba retak. Dan kemudian pecah.
"AAARGH!" Tetua Mo berteriak dengan suara yang memilukan. Rasanya seperti seluruh dunianya runtuh. Kultivasi yang telah ia bangun selama puluhan tahun, yang telah ia capai dengan kerja keras dan bahkan dengan cara-cara gelap, semuanya hilang dalam sekejap.
Ia jatuh berlutut, tubuhnya gemetar hebat. Dari mulutnya keluar darah hitam pekat, sisa-sisa energi spiritual yang sudah tidak bisa dikontrol lagi.
Tetua Ying dan Tetua Bai yang melihat itu merasakan ketakutan yang luar biasa. Mereka mencoba melarikan diri ke arah yang berbeda, tetapi Wang Chen bergerak lebih cepat.
Ia melompat tinggi, sangat tinggi, hampir dua puluh meter ke udara. Dari atas, ia melihat kedua tetua yang berlari dengan panik. Kemudian ia mengarahkan kedua tangannya ke bawah, satu tangan ke arah Tetua Ying, satu tangan ke arah Tetua Bai.
"Jari Penghancur Langit."
Dua berkas cahaya putih keluar dari kedua jari telunjuknya, melesat ke bawah dengan kecepatan cahaya. Cahaya-cahaya itu mengejar kedua tetua yang berlari, dan dalam hitungan detik, cahaya itu mengenai punggung mereka.
Kedua tetua itu berhenti berlari. Tubuh mereka kaku seketika. Mereka merasakan hal yang sama seperti yang dialami Tetua Mo. Dantian mereka retak, kemudian pecah. Meridian-meridian mereka yang telah dilalui energi spiritual selama puluhan tahun hancur berantakan.
Mereka jatuh ke tanah hampir bersamaan, tubuh mereka kejang-kejang, mulut mereka mengeluarkan darah hitam. Kultivasi mereka yang dahulu sangat tinggi, tahap pembentukan inti yang membutuhkan puluhan tahun untuk dicapai, sekarang hilang sepenuhnya.
Mereka sekarang hanya orang biasa, bahkan lebih lemah dari orang biasa karena meridian mereka yang hancur membuat mereka tidak bisa mengumpulkan energi spiritual sama sekali. Bahkan berbicara pun menjadi sangat sulit karena kerusakan yang terjadi di tubuh mereka mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengontrol otot-otot mereka.
Wang Chen mendarat dengan lembut di tanah. Ia menatap ketiga tetua yang sekarang hanya bisa tergeletak lemah di tanah dengan mata yang tidak menunjukkan belas kasihan.
Souw Liancu yang menyaksikan semuanya dari awal hingga akhir, berdiri dengan mulut terbuka lebar. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Apa yang baru saja ia saksikan melampaui semua yang bisa ia bayangkan.
Tiga kultivator tahap pembentukan inti, yang seharusnya sangat kuat, dikalahkan dengan sangat mudah oleh Wang Chen. Bahkan tidak bisa disebut pertarungan, lebih seperti orang dewasa yang bermain dengan anak kecil.
Dan yang paling menakjubkan, Wang Chen menghancurkan dantian dan meridian mereka dengan presisi yang sempurna, membuat mereka kehilangan semua kultivasi mereka tanpa membunuh mereka. Ini membutuhkan kontrol yang sangat luar biasa.
"Wang... Wang Chen..." bisik Souw Liancu dengan suara gemetar.
Wang Chen berbalik menghadapnya. Untuk sesaat, mata mereka bertemu. Dan dalam mata Wang Chen itu, Souw Liancu bisa melihat kecerdasan yang luar biasa, kekuatan yang sangat besar, dan juga... kesedihan yang sangat dalam.
Tetapi kemudian, sesuatu berubah.
Ekspresi di wajah Wang Chen tiba-tiba berubah. Matanya yang tadinya tajam dan fokus menjadi kosong dan bingung. Ia menatap tangannya sendiri seolah tidak mengerti apa yang baru saja dilakukannya.
"Apa... apa yang terjadi? Di mana ini?" gumamnya dengan suara yang kembali terdengar bodoh dan linglung.
Kemudian ia melihat ketiga tetua yang tergeletak di tanah dengan tubuh yang kejang-kejang. Ia terlihat ketakutan.
"Kenapa mereka terluka? Apa yang terjadi?" teriaknya dengan panik.
Dan kemudian, tanpa ada alasan yang jelas, Wang Chen mulai berteriak-teriak dengan keras.
"Aaargh! Jangan dekati aku! Pergi! Pergi dari sini!" teriaknya sambil menutup telinganya dengan kedua tangannya, seolah mendengar suara-suara yang tidak bisa didengar orang lain.
Ia berbalik dan mulai berlari dengan cepat menjauhi desa, masih sambil berteriak-teriak tidak jelas. Tubuhnya yang tadinya bergerak dengan sangat anggun dan penuh kontrol sekarang bergerak dengan canggung, berlari seperti orang yang sedang panik.
"Wang Chen! Tunggu!" teriak Souw Liancu sambil mencoba mengejar, tetapi Wang Chen berlari terlalu cepat. Dalam hitungan detik, sosoknya sudah menghilang di balik pepohonan.
Souw Liancu berhenti berlari, napasnya terengah-engah. Air mata mulai mengalir di pipinya. Ia sangat bingung, sangat sedih, dan sangat khawatir tentang Wang Chen.
Saat itu, Tung Balang dan anggota kelompok yang lain mulai terbangun dari pingsan mereka. Mereka membuka mata dengan perlahan, merasakan sakit di seluruh tubuh mereka.
"Apa... apa yang terjadi?" tanya Tung Balang sambil berusaha duduk.
Ia melihat sekeliling dan matanya membelalak. Ketiga tetua pengkhianat yang tadinya sangat kuat sekarang tergeletak di tanah dengan kondisi yang mengenaskan. Tubuh mereka masih kejang-kejang, mulut mereka mengeluarkan busa dan darah hitam, mata mereka terbelalak dengan ekspresi kesakitan yang luar biasa.
"Siapa... siapa yang mengalahkan mereka?" tanya salah seorang anggota kelompok dengan suara tidak percaya.
"Pasti Ketua Perguruan!" teriak yang lain dengan bersemangat. "Pasti Ketua Perguruan yang sudah lama menyepi datang menyelamatkan kita!"
Ketua Perguruan Tangan Sakti adalah seorang kultivator legendaris yang sudah mencapai tahap jiwa baru lahir level tinggi. Ia sudah menyepi selama sepuluh tahun terakhir untuk berlatih teknik kultivasi tingkat tinggi, jarang sekali menampakkan diri. Tetapi semua orang tahu bahwa ia sangat peduli dengan perguruan dan murid-muridnya.
"Ya, pasti beliau!" setuju yang lain. "Hanya Ketua Perguruan yang bisa mengalahkan tiga kultivator tahap pembentukan inti dengan mudah seperti ini!"
Mereka semua mulai berbicara dengan antusias, berspekulasi tentang bagaimana Ketua Perguruan datang pada saat yang tepat untuk menyelamatkan mereka.
Tetapi Souw Liancu yang mendengar semua itu menggelengkan kepalanya. "Bukan Ketua Perguruan. Yang mengalahkan mereka adalah Wang Chen."
Suara-suara antusias itu langsung berhenti. Semua orang menatap Souw Liancu dengan wajah tidak percaya.
Kemudian mereka mulai tertawa.
"Hahaha! Nona Souw, kau pasti terbentur kepala saat pingsan tadi!" kata salah seorang dari mereka.
"Wang Chen? Orang gila yang bahkan tidak bisa kultivasi dasar? Mengalahkan tiga kultivator tahap pembentukan inti? Itu mustahil!" tambah yang lain sambil tertawa.
"Nona Souw, kami mengerti kau mungkin sayang kepada pelayan gilamu itu, tetapi tidak perlu membual seperti ini," kata Tung Balang dengan nada yang lebih lembut. "Yang mengalahkan ketiga tetua ini pasti seseorang yang sangat kuat, mungkin Ketua Perguruan atau salah satu tetua senior lainnya."
"Bukan!" bantah Souw Liancu dengan tegas. "Aku melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri! Wang Chen yang mengalahkan mereka! Kalian semua pingsan jadi kalian tidak melihatnya!"