Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Bonus Update

Happy Reading Guys...

"Lo kenapa Bel?" Tanya Amel yang sedari tadi bengong.

"Eeee gue kok ngerasa aneh ya.. Gue nggak tau kenapa belakangan ini kayak ada yang ngikutin gue."

"Musuh bokap lo kali?" tanya Amel.

Selia dan Amel sudah sangat sering  mendengar tentang musuh-musuh bisnis dari orang tua Belva yang memang terkenal kejam. Bahkan selama mereka bersahabat pun, pernah beberapa kali dia mendengar kalau Belva dulu pernah dikepung dan bahkan pernah sempat akan diculik oleh orang suruhan dari saingan bisnis orang tua Belva. Namun karena Belva yang sudah dibekali beladiri sedari kecil, Untungnya dia bisa melarikan diri dari jebakan yang pernah dibuat untuknya.

"Gue rasa bukan. Dari auranya kayaknya Dia bukan pembunuh bayaran. Soalnya dia cuma ngintai pergerakan gue si. Dia juga nggak nyerang atau ngasih jebakan apapun kaya musuh papa dulu."

"Musuh Kaisar kali." Celetuk Selia.

Amel mengerutkan alisnya. "Dih, nggak nyambung. Orang lagi bahas Belva kok malah bawa-bawa Kaisar."

Belva melotot ke arah Selia. Bukankah seharusnya Selia menepati janjinya untuk tidak berbicara mengenai Kaisar dulu?

Bukan membedakan sahabat, tapi diantara mereka bertiga, hanya mulut Amel lah yang tidak bisa di rem alias BOCOR.

Selia hanya menyengir kuda.

Selia sebenarnya memang ingin Amel tau, karena diantara mereka mempunyai komitmen untuk tidak ada rahasia sedikitpun.

Tapi karena ini hidup Belva jadi Selia tidak akan ikut campur lebih dalam lagi.

Selia yakin suatu saat Belva pasti akan jujur dengan dirinya dan juga Amel.

"Eh guys, besok ngemall yuk." Ajak Amel.

"Gue pengen Beli baju. Lagian kan minggu depan kalian udah sibuk. Senin gladi bersih, Rabu sampai Jumat pertandingan basket. Sabtu Final, sorenya HUT. udah kaya ceo aja banyak jadwalnya wkwk" Sambung Amel.

"Liat entar ya guys. Gue nggak janji, tapi akan gue usahain" Jawab Belva.

Mereka masuk ke kelasnya.

Pembelajaran dilanjutkan seperti biasa hingga jam pelajaran hari itu hampir berakhir.

Namun sepanjang jam terakhir, ponsel Belva yang ia letakan di dalam saku seragamnya itu terus menerus bergetar. Belva menghela napasnya kesal, sungguh panggilan yang tidak tau situasi. Belva bahkan sudah memindahkan ponselnya ke mode silent, bukan karena ia tidak ingin menjawab, tapi karena panggilan itu tak tau waktu.

Begitu guru meninggalkan kelas, Belva menghela napasnya. Layar ponselnya itu lagi-lagi menampilkan tuliisan

KAISAR calling....

"Sel, Mel lo duluan aja. Gue mau nunggu Ardan disini Soalnya."

"Oh, lo balik sama Ardan. Ya udah gue duluan ya guys." ucap Amel.

"Gue juga Bel, Mang jaja udah nungguin gue dari tadi dia mau izin pulang cepet dia." ujar Selia

Mang jaja-supir pribadi Selia.

Setelah suasana kelas itu sepi, Belva menghempuskan napasnya kasar dan segera mengangkat panggilan itu.

"Kenapa? Lo tuh nggak tau situasi ya. Kelas lo lagi jam kosong? Tapi kelas gue enggak KAISAR!." omel Belva.

"Gue tau."

"Klo lo tau kenapa nelfon gue di jam segitu?"

"Balik bareng gue."

Belva menghela nafasnya. "Kalo cuma mau ngomong itu, lo bisa chat Kai."

"Nggak usah ngatur. Gue pengen denger suara lo. Gue kangen."

Ah... Lagi lagi manusia satu itu berulah pada hatinya.

"Emm. Kai.. Kali ini gue pulang bareng Ardan ya."

"Sama gue."

"Nggak bisa gitu, gue udah janji sama Ardan."

"Gue nggak peduli. Gue tunggu di parkiran biasa."

Lagi-lagi Belva menghela napasnya kasar.

Biarkan dia menunggu disana. Bukankah sekali-kali Kaisar perlu dilawan?

"Bel Ayo pulang," ajak Ardan yang saat ini memang sengaja menjemput sang kekasih ke kelasnya.

Belva sedikit terperanjat.

Belva menggigit bibir bawahnya, semoga aja Ardan nggak denger pembicaraan gue sama Kaisar. dalam hati Belva.

"Tumben sekarang lebih sering bawa mobil." ucap Belva yang telah sampai di parkiran tepat di dapan mobil Ardan.

"Iya, lagi barter dulu sama kak Genta."

Genta adalah Kakak angkat Ardan.

Belva hanya ber oh ria.

Ardan berjalan terlebih dahulu agar bisa membukakan pintu untuk kekasihnya.

Belva tersenyum tulus. "Terima kasih."

Tanpa mereka sadari, Diujung koridor sana, seorang pria tampak berdiri dengan rahang mengeras.

Matanya masih menatap intens dari kejauhan, rasa cemburu itu kini bergejolak dalam hatinya seakan membakar dan minta untuk dilampiaskan.

Mobil itu melaju perlahan, hingga lenyap dari pandangannya. Tapi Ia justru masih terpaku ditempatnya.

Ia memejamkan matanya erat. Menarik napas panjang guna untuk meredam sesuatu yang sedang bergejolak dalam dirinya.

"Ahhhhhh Ban*sat!!!!."umpat pria itu.

Dia segera mengambil motornya dan bergegas membuntuti mobil itu.

TBC

Siapa ayoooooo????? wkwkwk

Segini dulu ya guyss.

Terima kasih udah mampir. Kita lanjut besok ya.. Pappaiii.