NovelToon NovelToon
Reinkarnasi si Pelayan Setia

Reinkarnasi si Pelayan Setia

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Harem / Cinta Murni / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Di istana yang berkilauan, kebohongan adalah mata uang dan darah adalah harga dari kesetiaan. Seorang pelayan setia menyaksikan dosa tak terampuni yang dilakukan sang Permaisuri—dan dibungkam selamanya.
Atau begitulah yang Permaisuri pikirkan.

Langit yang menjadi saksi pilu mengembalikan Takdir si pelyan setia, mengembalikannya dari gerbang kematian, memberinya wajah baru, identitas baru—tubuh seorang selir rendahan yang terlupakan. Dengan jiwa yang terbakar dendam dan ingatan yang tak bisa dihapus, ia harus memainkan peran sebagai wanita lemah, sambil merajut jaring konspirasi paling mematikan yang pernah ada di istana. Tujuannya bukan lagi sekadar bertahan hidup, melainkan merenggut keadilan dari singgasana tertinggi.

Setiap bisikan adalah pertaruhan. Setiap senyuman adalah topeng. Di tengah intrik berdarah antara selir dan para menteri, mampukah ia meruntuhkan kekuasaan sang Permaisuri dari bayang-bayang sebelum identitas aslinya terungkap dan ia mati untuk kedua kalinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Kecerdasan yang Memabukkan.

Malam itu, Istana Kehangatan Raja Tien Long diselimuti keheningan yang megah. Setelah kekalahan telak di Istana Keagungan, Raja Long membawa Selir Xia bukan ke ruang makan resmi, melainkan ke Paviliun Awan Giok, tempat ia biasa menikmati privasi dan membaca buku-buku kuno. Ini adalah kehormatan yang luar biasa, sebuah penanda bahwa Raja melihat Xia bukan sebagai selir biasa, tetapi sebagai rekan bicara.

Di bawah cahaya lampu minyak yang lembut, mereka duduk di meja rendah yang terbuat dari kayu cendana. Udara dipenuhi aroma teh krisan dan asap dupa yang menenangkan. Xia merasakan ketegangan yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. Di sini, ia harus membuka pikirannya, tetapi tidak terlalu banyak, agar tidak mengungkapkan jiwa Xiao Ling yang tersembunyi.

Raja Long, yang telah mengganti jubah kerjanya dengan sutra hitam sederhana, menuangkan teh untuk Xia sendiri—sebuah tindakan keintiman yang langka.

“Hari ini, kau mengejutkanku, Xia'er,” kata Raja Long, sorot matanya yang biasanya lelah kini dipenuhi rasa ingin tahu yang dalam. “Ritual Kain Sutra Musim Gugur. Hanya ada tiga orang di seluruh istana yang kukira masih mengingat detail itu. Salah satunya Tabib Hao, dan yang lainnya telah lama pensiun.”

“Yang Mulia melebih-lebihkan,” jawab Xia, mengambil cangkir tehnya dengan hati-hati. “Hamba hanya beruntung pernah membaca beberapa gulungan kuno di perpustakaan Istana Dingin. Kesendirian memberikan waktu luang untuk hal-hal yang tidak penting.”

Raja Long tersenyum, senyum tulus yang belum pernah dilihat Xia sejak kematian Selir Hong. “Tidak penting? Xia'er, itu adalah pengetahuan yang menentukan hubungan kita dengan Klan Utara selama ratusan tahun. Kecerdasanmu jauh dari tidak penting. Katakan padaku, apa yang paling menarik perhatianmu dari gulungan kuno itu?”

Xia Fei melihat peluang. Raja Long sedang mencari seseorang yang bisa memberinya stimulasi intelektual, bukan hanya kecantikan. Ini adalah medan perang barunya.

“Hamba tertarik pada arsitektur kekaisaran, Yang Mulia,” ujar Xia, memiringkan kepalanya sedikit. “Khususnya, mengapa Istana Naga Agung kita dibangun dengan poros yang sedikit menyimpang dari poros Utara-Selatan yang ketat. Semua kekaisaran sebelumnya selalu menjunjung tinggi keseimbangan sempurna.”

Raja Long meletakkan cangkirnya, terkejut. “Kau menyadari penyimpangan itu? Bahkan beberapa arsitek istana tidak memperhatikannya.”

“Istana ini adalah naga yang tertidur, Yang Mulia. Ia bernapas melalui lorong-lorong dan jendelanya,” Xia Fei menjelaskan, menggunakan citra epik yang sesuai dengan selera Raja. “Penyimpangan poros itu disengaja. Bukankah itu untuk memungkinkan sinar matahari pertama musim semi jatuh tepat di Balai Leluhur, bukan untuk penghormatan terhadap langit, tetapi sebagai simbol pertahanan terhadap suku-suku Barat yang menyerang dari arah Barat Daya?”

Raja Long menatapnya lama, matanya menyala. “Itu... benar. Itu adalah rahasia yang hanya diketahui oleh garis keturunan Naga. Kau benar-benar membaca arsip militer yang sangat rahasia untuk mengetahui itu. Bagaimana mungkin kau, yang tinggal di Istana Dingin, bisa mengaksesnya?”

Xia tersenyum misterius. “Seorang selir yang terabaikan memiliki banyak waktu untuk mendengar desas-desus. Dan Istana Dingin, ironisnya, memiliki ventilasi yang sangat baik. Angin membawa banyak bisikan, Yang Mulia. Bisikan tentang kekuatan, kelemahan, dan masa lalu. Semua intrik Istana Naga tertulis di dalam batu dan debunya.”

Raja Long bersandar, menghela napas panjang. “Kau tidak hanya cerdas, Xia'er. Kau melihat istana ini sebagai sebuah sistem, sebuah mesin. Aku merasa... aku bisa bicara jujur padamu.”

“Hamba adalah telinga yang paling terisolasi di istana, Yang Mulia. Tidak ada yang akan menduga hamba sebagai sumber kebijaksanaan,” balas Xia, nada suaranya lembut, menenangkan.

Raja Long kemudian mulai berbicara tentang kesulitan pemerintahannya, tentang pengkhianatan kecil di antara pejabat, dan tentang beratnya kehilangan Selir Hong. Ketika ia menyebut Hong, wajahnya dipenuhi kesedihan yang tulus. Xia harus mengeraskan hatinya, mengingat kematian tragis majikannya.

“Selir Hong adalah bunga musim semi yang terlalu cepat layu. Dia memiliki semangat yang sama sepertimu, Xia'er. Semangat yang berani mempertanyakan keindahan di balik tembok.” Raja Long meraih tangan Xia Fei yang tergeletak di meja, sentuhannya mendadak dan menghangatkan.

“Aku gagal melindunginya,” bisik Raja Long, matanya tertuju pada Xia, seolah-olah ia sedang mencari pengampunan. “Aku terlalu dibutakan oleh ketenangan palsu di istana.”

Xia meremas kembali tangan Raja Long. Ini adalah momen emosional yang ia tunggu. Bukan untuk memanipulasi, tetapi untuk mengikat Raja pada rasa bersalahnya, yang kelak akan menjadi keadilan bagi Selir Hong.

“Yang Mulia, kegagalan bukan milik Anda. Kegelapan tersembunyi sangat ahli dalam menyamar sebagai cahaya. Siapa pun bisa tertipu oleh ketenangan yang dipaksakan. Tugas Anda sekarang bukan meratapi masa lalu, tetapi memastikan bahwa naga Anda tidak lagi tertipu oleh bayangan yang menyerupai phoenix.”

Kata-kata itu, yang secara halus mengacu pada Xiu Feng, menusuk kesadaran Raja. Raja Long mencondongkan tubuhnya ke depan, jarak di antara mereka hilang. Keintiman Paviliun Awan Giok memuncak, didorong oleh koneksi mental yang baru mereka temukan.

“Xia'er,” panggil Raja Long, suaranya serak. Ia tidak lagi melihat selir yang terpinggirkan, tetapi seorang wanita yang memiliki kekuatan batin dan ketajaman yang menandingi dirinya. “Bagaimana mungkin kau begitu... kuat, setelah bertahun-tahun diasingkan?”

Xia membiarkan pandangannya bertemu dengannya, tanpa rasa takut. Ini adalah saat 'erotika' yang sebenarnya—kekuatan dari jiwa yang bangkit. “Karena hamba telah kehilangan segalanya, Yang Mulia. Hanya ada satu jalan bagi seseorang yang sudah mencapai titik terendah: naik ke atas, atau mati. Dan hamba memilih untuk berjuang demi kehidupan yang diberikan Tuhan kepada hamba kembali.”

Raja Long, tergerak oleh pengakuan yang ambigu itu, melepaskan tangan Xia hanya untuk menyentuh pipinya. Sentuhannya penuh hormat, namun memancarkan kerinduan yang telah lama ditekan.

“Kau adalah hadiah yang tidak pernah kuduga. Kecerdasanmu... memabukkan.”

Malam itu, mereka tidak hanya berbicara tentang sejarah arsitektur istana. Mereka berbicara tentang filsafat, seni perang, dan keadilan. Xia dengan cerdik menyuntikkan narasi yang memuji Hong secara tidak langsung, mengingatkan Raja pada kebajikan Hong, dan secara halus mengkritik sifat dangkal dan boros Xiu Feng.

Raja Long menjadi semakin terpesona. Di hadapan Selir Xia, ia merasa seperti seorang penguasa sejati, bukan hanya suami yang lelah yang diikat oleh kewajiban. Ia merasa dilihat dan dipahami.

Saat tengah malam, Raja Long berdiri, dan Xia ikut berdiri. Ketegangan fisik yang telah mereka bangun sepanjang malam kini terasa jelas, sebuah janji yang belum terpenuhi.

“Tetaplah di sini, Xia'er,” perintah Raja Long, suaranya adalah campuran otoritas dan kerentanan. “Jangan kembali ke Istana Dingin malam ini. Aku membutuhkan kebijaksanaanmu di sisiku, lebih dari sekadar selir.”

Xia Fei membungkuk dalam, matanya memancarkan rasa terima kasih yang dingin dan penuh perhitungan. “Hamba akan melayani Anda, Yang Mulia, dalam kapasitas apa pun yang Anda butuhkan.”

Saat Raja Long mendekat dan memeluknya, kehangatan tubuh Raja adalah kenyataan yang tak terbantahkan. Xiao Ling, sang pelayan yang dibunuh, kini berada di lengan penguasa Istana Naga, dengan jarak hanya beberapa inci dari tempat Permaisuri Xiu Feng tidur.

Di tempat lain, di Istana Keagungan, Permaisuri Xiu Feng sedang duduk di depan meja rias, wajahnya pucat pasi. Laporan dari Selir Ning baru saja tiba: Raja Long tidak kembali ke kamarnya dan menghabiskan waktu bersama Selir Xia di Paviliun Awan Giok.

Xiu Feng mencengkeram sisir gioknya sampai buku jarinya memutih. “Dia tidak hanya memenangkan pertarungan etiket; dia mencuri malamku! Aku akan mengajari wanita itu bahwa kecerdasan tidak berarti apa-apa jika dia tidak memiliki sekutu yang kuat!”

Kemarahan Xiu Feng meluap menjadi rencana baru yang berbahaya. Ia tidak akan menunggu Pesta Musim Semi. Ia akan melancarkan serangan berikutnya dengan cepat dan brutal.

“Mei!” teriak Xiu Feng, tanpa menoleh. “Panggil Jenderal Lie! Aku ingin dia melacak setiap gerakan Selir Xia dan semua orang yang dia temui sejak dia ‘bangkit’ dari Istana Dingin. Dan pastikan dia tahu, jika dia menemukan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya, dia akan diizinkan untuk menghancurkan wanita itu tanpa ampun. Aku harus menemukan sumber kekuatan Xia yang tak terduga ini!”

Sementara Xiu Feng mulai menggerakkan bidak-bidak paling berbahaya di papan catur istana, di Paviliun Awan Giok, Raja Long memandang Selir Xia Fei yang berbaring di sampingnya, tertidur pulas dalam kelelahan emosional. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia akhirnya menemukan kedamaian, tidak menyadari bahwa wanita di sampingnya adalah dendam yang menjelma, dan setiap sentuhannya hanyalah bagian dari rencana strategis untuk menjatuhkan ratunya.

Keesokan paginya, sebelum fajar menyingsing, Raja Long menganugerahi Xia Fei dengan pena bulu naga emas—simbol yang hanya diberikan kepada penasihat tepercaya, bukan selir. Xia Fei menerimanya, mengetahui bahwa dengan pena ini, ia tidak hanya mendapatkan kehormatan, tetapi juga kekebalan dan akses ke dokumen-dokumen penting. Xia telah melewati ujian intelektual, dan sekarang, ia memiliki alat untuk mulai membongkar seluruh jaringan kejahatan Xiu Feng.

Namun, di balik kegembiraannya, tersembunyi kekhawatiran: Jenderal Lie, sekutu terkuat Xiu Feng, kini telah diperintahkan untuk menggalinya. Dan Jenderal Lie adalah pria yang bertanggung jawab atas preman yang membunuh Xiao Ling.

Permainan telah beralih dari intrik etiket menjadi perburuan nyawa.

1
Wida_Ast Jcy
keren certinya saling follow yuk kak
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: oke siap. udah aku folback ya kakak. Terima kasih banyak sudah mampir. lope lope sejagat😍🙏👍
total 1 replies
Ita Xiaomi
Kecerdikan utk melawan kelicikan.
Ita Xiaomi
Seramnya tinggal di lingkungan yg penuh intrik dan konspirasi.
Ita Xiaomi
Wah keren ceritanya. Menegangkan.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk. Insyaa ALLAH. Tq kk. Berkah&Sukses selalu.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!