NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Penantian Gender: USG 4D Ning Aza

Para santri hanya bisa mengangguk dan terus melanjutkan pekerjaan mereka dengan penuh penyesalan. Mereka berjanji dalam hati untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.

Pada pukul 08.00 pagi, santri-santri terlihat berlalu lalang karena kegiatan pondok sedang tidak ada. Kegiatan tersebut diganti menjadi nanti sore hingga malam hari. Hari ini, Ning Aza akan melakukan USG 4D untuk mengetahui jenis kelamin anaknya dan juga bagaimana kondisinya.

Sebelum berangkat ke rumah sakit, Ning Aza berpamitan kepada Umi dan Abah. "Umi, Abah, Ning pamit dulu ya, mau ke rumah sakit untuk USG," kata Ning Aza sambil mencium tangan Umi dan Abah.

"Iya, Ning. Hati-hati di jalan. Semoga hasilnya baik dan sehat selalu," jawab Umi dengan senyum lembut.

"Ning, Umi sama Abah juga mau keluar sebentar, ada urusan. Nanti kalau sudah selesai USG, langsung istirahat saja ya," timpal Abah.

"Iya, Abah. Ning mengerti," jawab Ning Aza.

Setelah berpamitan, Gus Arga bergegas menuju asrama putra untuk menitipkan ndalem dan pondok kepada bagian keamanan. "Assalamualaikum, teman-teman. Saya mau titip ndalem dan pondok ya, saya mau menemani istri USG di rumah sakit. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi saya," pesan Gus Arga kepada para pengurus keamanan.

"Waalaikumsalam, Gus. Siap, Gus. Kami akan menjaga ndalem dan pondok dengan baik," jawab salah seorang pengurus keamanan.

Setelah merasa tenang, Gus Arga segera menyusul Ning Aza ke rumah sakit. Mereka berdua sangat antusias untuk mengetahui jenis kelamin calon anak mereka.

Di ruang tunggu rumah sakit, Ning Aza tampak sedikit tegang. Gus Arga menggenggam tangannya, mencoba menenangkan.

"Tenang ya, Ning. Bismillah saja," bisik Gus Arga.

"Iya, Gus. Deg-degan ini," jawab Ning Aza sambil tersenyum kecil.

Tiba-tiba, seorang perawat memanggil nama Ning Aza. "Ibu Aza, silakan masuk ke ruang USG," panggil perawat itu ramah.

Gus Arga dan Ning Aza beranjak dari tempat duduk dan mengikuti perawat menuju ruang USG. Di dalam ruangan, seorang dokter wanita sudah siap dengan peralatan USG.

"Selamat pagi, Ibu Aza. Apa kabarnya hari ini?" sapa dokter dengan senyum ramah.

"Alhamdulillah baik, Dok," jawab Ning Aza.

"Baik, mari kita mulai USG-nya ya. Silakan berbaring di sini," kata dokter sambil menunjuk ke ranjang pemeriksaan.

Ning Aza berbaring dengan hati-hati, dibantu oleh Gus Arga. Dokter kemudian mengoleskan gel di perut Ning Aza dan mulai menggerakkan alat USG.

"Ini dia, kita lihat bersama ya," kata dokter sambil menunjuk ke layar monitor. "Jantungnya berdetak dengan baik, gerakannya juga aktif. Tapi tunggu dulu... sepertinya ada dua detak jantung di sini."

Dokter itu tampak lebih fokus mengamati layar monitor. Gus Arga dan Ning Aza saling berpandangan dengan bingung.

"Selamat ya, Bapak dan Ibu! Kalian akan mendapatkan rezeki yang luar biasa. Ibu Aza ternyata hamil anak kembar!" seru dokter itu dengan senyum lebar.

"Alhamdulillah!" seru Gus Arga dan Ning Aza bersamaan. Mereka sangat terkejut dan bahagia mendengar kabar tersebut.

"Wah, selamat ya, Bu. Hamil kembar itu anugerah yang sangat indah. Tapi juga harus lebih hati-hati dan menjaga kesehatan," ucap dokter sambil tersenyum.

"Terima kasih banyak, Dok," jawab Ning Aza dengan suara bergetar.

"Selain itu, salah satunya berjenis kelamin perempuan!" kata dokter sambil mengutak-atik alat USG. "Nah, ini dia... Selamat ya, Bapak dan Ibu. Sepertinya akan ada putri kecil di keluarga kalian."

"Alhamdulillah!" seru Gus Arga dan Ning Aza bersamaan. Mata mereka berkaca-kaca karena haru.

Setelah selesai USG, Gus Arga membantu Ning Aza bangun dan membersihkan perutnya. Mereka berdua keluar dari ruang USG dengan hati yang penuh sukacita.

"Alhamdulillah, Ning. Kita akan punya anak kembar! Dan salah satunya perempuan," kata Gus Arga sambil memeluk Ning Aza erat.

"Iya, Gus. Aku senang sekali. Ternyata Allah memberikan kita rezeki yang lebih dari yang kita bayangkan," jawab Ning Aza sambil membalas pelukan Gus Arga.

Mereka berdua berjalan bergandengan tangan menuju apotek untuk mengambil vitamin dan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Setelah itu, mereka pulang ke ndalem dengan hati yang bahagia dan penuh harapan.

Sesampainya di ndalem, Ning Aza dan Gus Arga langsung menemui Umi dan Abah untuk menyampaikan kabar gembira.

"Assalamualaikum, Umi, Abah. Kami sudah pulang," sapa Ning Aza dengan senyum lebar.

"Waalaikumsalam, Ning, Gus. Bagaimana hasilnya? Sehat semua?" tanya Umi dengan nada penasaran.

"Alhamdulillah, sehat semua, Umi. Dan... umi akan punya cucu kembar! Salah satunya perempuan!" jawab Gus Arga dengan wajah berseri-seri.

"Masya Allah! Alhamdulillah ya Allah! Umi senang sekali mendengarnya," seru Umi sambil memeluk Ning Aza erat. "Ini benar-benar rezeki yang luar biasa. Semoga menjadi anak-anak yang sholihah dan sholeh, serta berbakti kepada orang tua."

"Alhamdulillah, Abah juga ikut senang. Hamil kembar itu berkah yang besar. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan kesehatan kepada kalian berdua," timpal Abah sambil menepuk pundak Gus Arga.

"Terima kasih, Umi, Abah. Kami sangat bersyukur atas doa restu dari Umi dan Abah," ucap Ning Aza dengan mata berkaca-kaca.

"Oh ya, ini tadi hasil USG-nya, Umi, Abah. Coba dilihat," kata Gus Arga sambil menyerahkan foto hasil USG kepada Umi dan Abah.

Umi dan Abah menerima foto tersebut dengan senyum bahagia. Mereka mengamati foto janin yang ada di dalam kandungan Ning Aza dengan penuh kekaguman.

"Masya Allah, ada dua! Sudah kelihatan ya bentuknya. Semoga nanti lahirnya lancar dan sehat wal afiat," kata Umi sambil mengelus perut Ning Aza.

"Aamiin ya rabbal alamin," jawab Ning Aza dan Gus Arga bersamaan.

Suasana di ndalem terasa semakin hangat dan penuh kebahagiaan. Semua anggota keluarga merasa sangat bersyukur atas karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Mereka berharap agar Ning Aza selalu diberikan kesehatan dan kelancaran hingga saat persalinan tiba.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!