Mengisahkan tentang Alvero Bramasta CEO sombong yang dikutuk oleh Dewa Agung karena sikapnya yang arogan. Kutukannya itu menyebabkan kehidupannya yang normal seketika berubah drastis. Ia tiba-tiba memiliki kekuatan mata batin yang dapat melihat mahluk tak kasat mata.
Vero lalu di pertemukan dengan Kayla Angelica salah satu pegawai baru di perusahaannya yang juga memiliki kekuatan mata batin yang dapat membantunya mengatasi rasa takutnya.
Kebersamaan mereka pun akhirnya menumbuhkan cinta, namun perjalanan cinta mereka memiliki banyak rintangan dan mereka juga dihadapi oleh kehadiran roh jahat yang mengganggu ketentraman dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arie Cybermon Susy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemuda misterius
Cukup lama mereka saling beradu pandang hingga suara deheman hantu SPG itu menyadarkan keduanya.
"ehemm,,,"
Vero pun lalu melepaskan tangannya dari pinggang Kayla, mereka yang salah tingkah lantas berdiri menyamping saling membelakangi tak berani menatap mata satu sama lain.
"Kalau dilihat dari tatapan mata kalian tadi memang seperti tatapan cinta,, tapi sayangnya sikap kalian sekarang tidak seperti orang yang tengah berpacaran melainkan seperti orang yang baru merasakan cinta,, jadi itu masih belum cukup untuk membuktikan padaku kalau kalian memang benar-benar adalah pasangan kekasih,," ucap hantu itu sembari melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Lalu aku harus bagaimana agar kamu mau percaya,,? Tanya Vero
"Kok malah tanya sama aku sih,, kalau kalian memang benar-benar pasangan kekasih ya tentu saja kalian tak perlu susah-susah membuktikannya padaku,, hanya dengan satu tindakan saja udah sangat cukup meyakinkan aku,," terang hantu itu dan langsung dimengerti oleh Vero dan Kayla.
"Satu tindakan,,? Apa maksudnya aku harus_" batin keduanya bersamaan lalu menoleh saling tatap.
"Jangan,, jangan turuti perkataannya,," batin Kayla sembari menggelengkan kepalanya memberikan isyarat pada atasannya itu.
"Sepertinya dia nggak mau aku melakukan itu padanya,, tapi kalau nggak gitu hantu itu pasti bakalan terus mengikutiku,," batin Vero bingung.
"Ya sudahlah bodo amat urusan dengannya ku pikirkan nanti saja yang terpenting sekarang aku harus membuat hantu itu pergi jauh dariku,," ucapnya membatin.
Vero pun lalu menarik tangan Kayla kemudian dengan cepat ia mendekatkan wajahnya pada wanita itu dan "cuupppp"
Mata Kayla seketika membulat begitu atasannya itu tiba-tiba mencium bibirnya. Kayla pun lalu mencoba melepaskan bibirnya namun seketika tangan Vero memegangi tengkuknya dan semakin melumat bibir ranum wanita itu hingga ia mengurungkan niatnya lalu mulai memejamkan matanya menikmati setiap lumatan dari bibir Vero.
"Aku seperti obat nyamuk disini,, padahal aku sudah menemukan pasangan yang cocok untuk ku,, tapi kalau dia sudah punya pasangan ya apa boleh buat aku lebih baik mengalah,, semoga hubungan kalian langgeng,," ucapnya lalu menghilang.
Keduanya yang semakin terhanyut hingga tak menyadari hantu itu telah pergi sedari tadi.
Tak lama mata mereka mulai terbuka dan saling beradu pandang. Keduanya pun sontak melepaskan bibir mereka seketika lalu berdiri saling membelakangi begitu tersadar dengan apa yang telah mereka lakukan tadi.
"Ya ampun apa yang telah aku lakukan,," batin Vero sembari memukuli bibirnya pelan.
"Maaf ak_" ucapan Vero terhenti begitu Kayla menyelanya.
"Maafkan aku pak,," sela nya yang lalu berlari keluar dari ruangan Vero.
"Tung_" Pemuda itu tak menyelesaikan ucapannya sebab orang yang ingin diajak nya bicara telah pergi meninggalkan ruangannya.
"Apa dia marah padaku ya,,?" gumamnya menduga-duga.
"Ya ampun aku harus gimana menghadapinya nanti,, kenapa kamu sampai terbawa suasana begitu sih Ver,," gumamnya lagi bingung sembari mengacak-acak rambutnya.
Sedangkan di ruangannya Kayla kini tengah duduk terpaku sembari menyentuh bibirnya mengingat kejadian tadi.
"Ya ampun bagaimana ini,,? bagaimana caranya aku menghadapi pak Vero nantinya,," gumamnya bingung.
"Kamu sih Kay, ngapain juga sih kamu menghayati banget di cium olehnya,, dia kan berbuat seperti itu hanya untuk membuktikan pada hantu itu aja nggak lebih,," Imbuhnya yang menyalahkan dirinya sendiri
"Apa aku pura-pura nggak terjadi apa-apa aja ya,,?" Kayla pun lalu berfikir sejenak.
"Okey deh sepertinya cara itu lebih baik dari pada harus canggung bertemu dengannya,," ucap Kayla akhirnya yang lalu mematikan komputernya dan bersiap pulang.
******
Di tempat lain di tengah kegelapan malam terlihat seorang pemuda yang kini tengah memukuli seekor anjing yang terikat di sebuah tiang di sebuah pabrik semen hingga anjing itu terkapar lemas di tanah dengan tubuh penuh luka.
"Rasakan tuh,, siapa suruh selalu menyalak padaku." ucapnya lalu melepaskan tongkat kayu yang digunakannya untuk memukuli anjing tadi.
"Hah puas banget rasanya,," ucapnya lagi seraya memutarkan kepalanya guna meregangkan otot lehernya.
Mendengar keributan dari luar pabrik sesosok hantu penghuni pabrik semen itupun lalu muncul dihadapan pemuda itu.
"Ternyata ada manusia yang sifatnya lebih kejam dari setan,, sungguh malang nasib anjing ini mati ditangan manusia biadab ,, benar-benar keterlaluan tega banget melukai mahluk tak berdaya sepertinya" gumam hantu itu dan didengar jelas oleh pemuda tersebut.
Pemuda itu pun lalu menatap tajam ke arah hantu itu "Apa kamu mau merasakan hal yang sama sepertinya,,?" tanya pemuda itu.
Hantu itupun dibuatnya terperangah seketika, ia tak menyangka ada manusia yang bisa melihat keberadaannya.
"Ka_kamu bisa melihatku,,?" tanyanya memastikan.
"Aku tak hanya bisa melihat mu,, aku bahkan bisa membuatmu mati untuk kedua kalinya,, gimana,,? Apa kamu mau,,?" tanya balik pemuda itu hingga membuat hantu tersebut ketakutan lalu menghilang dari tempat itu.
"Dasar hantu pengecut,, baru diancam sedikit saja langsung kabur,," ucap pemuda itu lalu menyeringai.
******
Robby yang telah kembali dari perjalanan dinas nya kini tengah menunggu kedatangan putranya di ruang tamunya. Begitu mendengar suara mobil putranya tiba, ia pun lalu berdiri dan menunggu putranya di depan pintu masuk rumahnya.
Vero begitu terkejut, ia yang baru tiba di rumahnya tiba-tiba langsung disambut oleh tamparan dari Daddy nya itu.
"Dasar anak tak bisa di atur,," ucap Robby dengan suara keras hingga terdengar sampai ke dalam.
Ranti dan Vallen yang mendengarnya pun lantas keluar mencari tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi.
"Ada apa ini,,?" tanya Ranti begitu melihat putranya itu memegangi pipinya dan tatapan suaminya yang penuh kemarahan.
"Daddy kan sudah bilang padamu untuk menyiapkan pernikahanmu dengan Clara,, tapi kenapa kamu justru membatalkan pernikahan mu dan mengakhiri hubungan mu dengan Clara,,?" tanya Robby tak habis pikir.
"Apa,,? Kamu mengakhiri hubungan mu dengan Clara,,? Ada apa ver,,? Kenapa,,?" timpal Ranti yang juga ikut bertanya meminta penjelasan dari putranya itu.
"Aku nggak mencintainya mom,, aku nggak mau menikahi wanita yang tidak aku cintai,," jawab Vero.
"Kan Daddy sudah bilang padamu kalau kamu tak perlu cinta untuk menikahinya,, nanti setelah menikah barulah kamu belajar mencintainya,,"terang Robby.
"Aku nggak bisa melakukan itu dad,, aku tidak bisa hidup bersama wanita yang tidak aku cintai,," balas Vero yang kekeuh pada pendapat nya tadi.
"Pokoknya Daddy nggak mau tahu besok pagi kamu harus temui Clara lalu minta maaf padanya,, dan kemudian kalian rundingkan rencana pernikahan kalian." titah Robby.
"Maaf dad aku tetap nggak bisa melanjutkan hubunganku dengan Clara,," jawab Vero yang lalu masuk melewati Daddy nya begitu saja.
Robby yang begitu emosi lantas mengusir putranya itu dari rumahnya. "Kalau kamu nggak mau menikah dengan Clara sebaiknya kamu pergi dari rumah ini sekarang juga,," ucap Robby penuh emosi dan seketika menghentikan langkah kaki putranya.
"Daddy nggak boleh ngomong begitu,, bagaimana pun Vero adalah putra kita,, aku nggak mau tinggal terpisah dengan putraku" ucap Ranti yang tak setuju dengan perkataan suaminya tadi.
"Baiklah jika Daddy ingin aku pergi maka malam ini juga aku akan angkat kaki dari rumah ini,," balas Vero yang lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya untuk mengemasi barang-barangnya.