Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Raja Api
Lin Yi Yue berdiri di atas kepala monster itu, tubuhnya sesekali terhuyung-huyung. ''Kepala botak ini sangat licin!''
Tangan besar kembali melayang, Lin Yi Yue melompat. Adegan itu terus terulang sejak ia tiba di kepala monster itu, sudah hampir satu jam terjadi dan keduanya mulai bosan.
Monster itu melihat tumpukan debu, sepertinya ia sangat sedih melihat makanannya hancur hingga menjadi arang. Namun yang paling membuatnya sedih bukan hanya itu, melainkan tidak bisa menangkap Lin Yi Yue dan menjadikannya makanan penutup.
Lin Yi Yue mengeluarkan selimut, membentangkannya di kepala monster. ''Kaki cantikku menjadi hitam.'' ia duduk dengan sedih.
Lin Yi Yue mengeluarkan gulungan lukisan, itu adalah sebuah penjara yang ia buat. Sudah banyak monster dan iblis yang ia kurung di sana. Namun iblis dan monster itu hanya terkurung, belum bisa menjalani hukuman atas semua dosanya.
''Monster besar, apa kamu ingin pergi? Di sana banyak teman yang menunggumu.'' Lin Yi Yue menepuk-nepuk kepala monster.
Monster itu mendengus, Lin Yi Yue memiringkan kepalanya. ''Apa arti dengusanmu itu, setuju atau tidak?''
''Aku sungguh penasaran, sudah berapa lama kamu tidak mandi sangat kotor.''
Lin Yi Yue berbaring miring, memangku kepalanya. ''Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa ada di Kota ini. Tidak mungkin berjalan kaki kan? Pasti ada orang yang membawamu, apa dari Klan Iblis?''
Lin Yi Yue mengeluarkan gulungan lain, gambar wilayah selatan. Kota Yu yang sebelumnya berbintik-bintik kembali normal. Begitu pula daerah yang sebelumnya di arsir tipis, ia menduga sudah ada orang lain yang membersikan daerah itu, tidak peduli siapa Lin Yi Yue sangat berterima kasih.
Lin Yi Yue menguap lebar, ia melayang tepat di mata monster yang menatapnya malas. ''Baiklah, aku akan memasukkanmu dan kamu bisa tidur puas di dalamnya.''
Lukisan itu ia buka, perlahan mengeluarkan cahaya, gambar monster memantul di lukisan. Tapi tiba-tiba sebuah kilat menyambar, Lin Yi Yue menutup lukisan itu, berbalik malas.
''Akhirnya keluar juga.''
Seorang pria kecil berdiri di atas bangunan, tangannya menggenggam pedang yang dua kali lebih tinggi dari dirinya sendiri. Sepasang tanduk mencuat di atas kepalanya, iblis kecil lainnya.
Lin Yi Yue menutup hidungnya, ''Sebentar apa kau baru saja bermain-main, tubuhmu penuh dengan lumpur dan sangat bau!''
Lin Yi Yue melompat kembali ke atas kepala monster, tidak tahan dengan baunya Lin Yi Yue menutup mulutnya, hampir muntah.
''Apakah sebelumnya kau bermain di kandang babi! Begitu bau.''
''Zhu Ying beraninya kau menghinaku!'' Pria kecil itu berteriak marah.
Menaikkan bahunya acuh, ''Aku hanya mengatakan fakta.''
''Kau! Monster pemakan, kenapa kau hanya diam?''
''Ohh, jadi kau yang membawa monster ini. Sebenarnya monster ini cukup lucu dan tidak sebau dirimu…''
Wajah pria kecil itu memerah, ''Diam!''
Pria kecil itu mengeluarkan sebuah peluit, begitu peluit ditiup monster meraung marah. Lin Yi Yue buru-buru melompat dari kepalanya. Monster itu terus berteriak, tanah berguncang karena langkah kakinya.
''Kerdil, jadi kau punya kemampuan ini juga ya.''
''Diam kau, hari ini aku akan membalaskan dendam Kakak ku.'' Teriaknya.
''Oh, jadi gadis kecil itu Kakak mu. Pantas saja… sama-sama kecil.''
Petir menyambar, Lin Yi Yue mengangkat kakinya. ''Sungguh pemarah.''
Petir kembali menyambar, mengejar kemana pun Lin Yi Yue berlari. ''Karena kalian saudara, bagaimana jika kau bertemu dengannya. Anggap saja aku sedang menyatukan saudara yang berpisah.''
Lin Yi Yue menyebarkan puluhan jimat, ''Harusnya aku membawa lebih banyak jimat.'' dalam hati ia menggerutu, jimat yang ia bawa hampir habis. Jika tidak menggunakan dengan baik, ia harus mengerahkan kekuatannya, benar-benar merepotkan.
Peluit kembali ditiup. Tangan besar melayang, tidak siap Lin Yi Yue tertangkap.
''Monster besar, setidaknya tadi kita menjadi teman kan. Kenapa malah menangkapku?''
''Monster pemakan, bawa dia padaku!'' Pria kecil itu tertawa lebar melihat Lin Yi Yue tertangkap.
''Aku lupa kamu dikendalikan oleh peluit itu, sungguh kasihan.''
Monster besar membawa Lin Yi Yue ke hadapan Pria kecil. Pria kecil itu semakin keras tertawa, pedang besarnya mengeluarkan kilatan petir.
''Zhu Ying, apa kau pernah menduga akan ada hari ini?''
Lin Yi Yue menggeleng pelan, ''Tidak!''
Mendengus, ''Aku juga tidak menduga kau akan mati di tanganku hari ini.''
Tertawa lebar, pria kecil itu melompat, mengayunkan pedangnya.
Lin Yi Yue menggeleng pelan, saat pedang itu hampir menyentuhnya tubuhnya bersinar terang. Cahaya merah menyelimuti tubuhnya, bagai di selimuti api monster itu melepaskan cengkramannya.
Lin Yi Yue melompat, dalam sekejam ia sudah berada di belakang pria kecil. Cahaya di tubuhnya Perlahan meredup, kobaran api menyala, meliuk-liukkan bagai ular mengikat iblis kecil itu.
Lukisan terbentang di hadapannya, ''Kerdil kecil, apakah kau pernah menduga akan ada hari ini?'' Lin Yi Yue menggeleng, ''Aku sendiri tidak menduganya.''
Pria kecil itu menggelap, ''Kau sengaja tertangkap.''
''Eh tidak bisa dikatakan sengaja, itu namanya langkah cerdik.''
''Wanita licik! Tidak akan ku biarkan kau menang.''
Peluit tertiup nyaring, monster besar berteriak, tangan besarnya berayun-ayun, menghancurkan bangunan di sekitar. Langkah kakinya membuat tanah berguncang.
Lin Yi Yue menyimpan lukisannya, ''Sudah pergi, tapi perbuatannya harus aku yang mengurus.''
''Merepotkan.'' Lin Yi Yue menginjak peluit yang tertinggal.
Pukulan besar melayang, Lin Yi Yue melompat menghindar, ''Aiyo, sepertinya tidak bisa dihancurkan ya.'' ia melirik serpihan peluit lalu menatap monster yang semakin mengamuk.
Untungnya sebelumnya telah membuat sangkar besar, jadi Lin Yi Yue tidak perlu khawatir monster itu akan lari keluar Kota.
Pukulan berdentum terus terdengar, tangan besarnya mencoba menghancurkan sangkar. Bahkan setelah merasakan sangkar itu seperti besi panas, monster pemakan tidak berhenti memukul.
Lin Yi Yue terbang ke depan monster, ingin memasukkan monster pemakan ke dalam lukisan dengan paksa. Tapi monster itu mengibaskan tangannya, seperti mengusir lalat.
''Kenapa tidak mau diam.''
Lin Yi Yue bertolak pinggang, untuk memasukkan monster atau iblis ke penjara lukisan. Wajah monster atau iblis harus terlihat, agar lukisan bayangan busa tergambar dan monster atau iblis bisa dipenjara.
Monster pemakan terus memukul, tidak peduli seberapa merahnya tangan itu, ia terus memukul tanpa henti.
Api muncul di telapak tangan Lin Yi Yue, ''Apinya harus lebih besar, jika kecil begini hanya membuatnya gatal.''
Menghela nafas, Mutiara Bunga Api muncul, melayang di hadapannya. Mutiara Bunga Api bersinar terang, kobaran apinya membentuk ikatan, menyatu dengan Lin Yi Yue.
Aura tubuh Lin Yi Yue melesat tinggi, tubuhnya di kelilingi kobaran api, meski begitu pakaiannya tidak terbakar. Rambutnya berkibar, matanya terbuka, berubah menjadi merah darah. Dahinya muncul tanda api, menjalar hingga pelipisnya.
Mutiara Bunga Api perlahan masuk ke di antara alisnya, tanda di dahinya bersinar terang. Lin Yi Yue saat ini bagai raja api sendiri,