NovelToon NovelToon
Mahar Satu Miliar Dari Pria Impoten

Mahar Satu Miliar Dari Pria Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pengantin Pengganti
Popularitas:38.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Arum Mustika Ratu menikah bukan karena cinta, melainkan demi melunasi hutang budi.
Reghan Argantara, pewaris kaya yang dulu sempurna, kini duduk di kursi roda dan dicap impoten setelah kecelakaan. Baginya, Arum hanyalah wanita yang menjual diri demi uang. Bagi Arum, pernikahan ini adalah jalan untuk menebus masa lalu.

Reghan punya masa lalu yang buruk tentang cinta, akankah, dia bisa bertahan bersama Arum untuk menemukan cinta yang baru? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Jangan bicara cinta jika yang ku rasakan hanya luka.

Rumah sakit mulai sepi saat malam, hanya cahaya redup dari lampu koridor yang menyinari lantai mengilap dan langkah kaki yang sesekali terdengar dari perawat yang berpatroli. Di ruang konsultasi lantai dua, Reghan duduk di kursi tunggu sambil memandangi hasil pemeriksaannya yang baru saja diberikan oleh dokter pendamping. Tangannya bergetar samar, sementara Bu Nara berdiri di sampingnya, menatap wajah sang atasan yang tampak lebih pucat dari biasanya.

“Jadi … ini keputusan Tuan?” suara Bu Nara terdengar berat, hampir bergetar. “Padahal dokter sudah jelas bilang...”

“Aku tahu.” Reghan memotong lembut, menatap lembar kertas di tangannya. “Aku tahu risikonya besar. Tapi kalau aku nggak lakuin, anakku nggak punya kesempatan.”

Bu Nara menarik napas dalam. “Tapi Tuan juga punya nyawa yang harus dijaga. Tubuh Tuan belum pulih sepenuhnya sejak kecelakaan dulu. Prosedur ini bisa…” suaranya mengendur, tak sanggup melanjutkan, "bisa membahayakan hidup Tuan.”

Reghan menegakkan tubuh, menatap lurus ke depan. “Bu Nara, kamu tahu kan kenapa aku hidup sejauh ini? Kenapa aku masih bertahan meski semua orang bilang aku nggak akan sembuh waktu itu?”

Bu Nara hanya menatapnya diam.

“Karena aku masih punya penyesalan,” lanjut Reghan lirih. “Aku kehilangan Arum, kehilangan kepercayaan dia, kehilangan kesempatan buat jadi ayah. Dan sekarang, Tuhan kasih aku kesempatan sekecil ini buat nebus semuanya. Masa aku mau nyerah cuma karena takut mati?”

Suasana hening, hanya terdengar dengung halus dari pendingin ruangan. Bu Nara menggenggam tangannya, menatap dalam mata pria itu mata yang dulu penuh ambisi, kini hanya berisi kelelahan dan tekad.

“Kalau begitu … saya mohon satu hal saja, Tuan,” ucap Bu Nara pelan. “Kalau Tuan memutuskan tetap melanjutkan, setidaknya biarkan dokter Gavin tahu. Biar mereka siap kalau sesuatu terjadi.”

Reghan tersenyum tipis. “Dia sudah tahu, dan aku yakin dia nggak akan biarin aku mati begitu aja. Lagipula…” matanya menerawang, suaranya menurun, “aku juga nggak yakin Arum bakal izinin aku lakuin ini kalau dia tahu. Jadi tolong jangan bilang apa-apa ke dia.”

Bu Nara menunduk, dadanya terasa sesak. “Tuan benar-benar yakin Bu Arum nggak akan berubah pikiran?”

Reghan menatap jendela, tempat lampu-lampu kota terlihat samar di kejauhan. “Arum udah lama matiin perasaannya buat aku, Bu Nara. Yang dia punya sekarang cuma luka. Aku nggak mau dia tambah benci karena aku maksa muncul lagi di hidupnya.”

Saat itu, pintu ruang konsultasi terbuka. Dokter Gavin masuk bersama dokter anak, membawa berkas dan hasil uji tambahan. Wajah mereka serius, tak banyak basa-basi.

“Tuan Reghan,” ujar dokter anak hati-hati, “kami sudah evaluasi ulang, tapi hasilnya tetap sama. Kondisi Anda terlalu berisiko. Kami tidak bisa menjamin keselamatan Anda kalau prosedur ini dilakukan.”

Gavin menatap Reghan tajam, seolah ingin menahan, tapi pria itu hanya menatap balik dengan ketenangan yang ganjil.

“Lakukan saja,” katanya mantap. “Aku udah tanda tangan persetujuan.”

Gavin mengepalkan tangan di bawah meja, matanya meredup. “Anda sadar apa yang Anda bilang, Tuan Reghan? Ini bisa...”

“Aku sadar, Dok.” Reghan memotong, suaranya berat tapi tegas. “Aku sadar betul. Tapi kalau aku bisa kasih sedikit harapan buat dia…” matanya menunduk sesaat, “buat anakku hidup … aku rela.”

Keheningan menelan ruangan sesudahnya. Namun di luar pintu yang sedikit terbuka, seseorang berdiri terpaku. Langkahnya goyah, matanya membulat menahan tangis yang ingin pecah.

Arum, telah berdiri lama di luar sejak Gavin masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia mendengar semuanya, setiap kalimat penuh tekad dan rasa bersalah dari pria yang dulu menghancurkan hidupnya. Tangannya menutup mulutnya agar tidak terisak keras. Air mata jatuh tanpa bisa ia cegah.

Brak!

Pintu ruangan konsultasi itu terbuka keras, membuat semua kepala di dalam menoleh. Dokter Gavin yang sedang berbicara dengan nada serius terhenti mendadak, wajahnya berubah tegang.

Reghan, yang duduk dengan tangan mengepal di pangkuan, perlahan menoleh, dan dunia seolah berhenti saat matanya bertemu dengan mata wanita itu. Arum berdiri di ambang pintu dan tubuhnya gemetar, wajahnya pucat, matanya basah.

Namun yang paling menusuk bukan air mata itu, melainkan tatapan kecewa yang tajam tatapan yang dulu pernah penuh cinta.

“Tuan Reghan Argantara!” suara Arum pecah di antara tangis dan amarah yang tertahan bertahun-tahun. Langkahnya berat, tapi pasti, menghampiri pria itu. Dan sebelum siapapun sempat mencegahnya,

Plak!

Tamparan keras itu bergema di seluruh ruangan. Dokter Gavin langsung berdiri, mencoba menahan Arum,

“Arum...”

Namun wanita itu menepis tangannya. Reghan tak berkutik, meski wajahnya memerah oleh tamparan itu, tapi matanya justru menatap Arum dengan campuran haru dan rasa bersalah yang dalam. Arum menatap balik, tatapan yang tajam, tapi penuh luka.

“Kamu gila, Tuan Reghan!”

Suara Arum bergetar, tapi nada marahnya menusuk.

“Setelah semua yang kamu lakuin … kamu pikir aku mau kehilangan kamu dengan cara begini?! Kamu pikir aku bisa lihat kamu mati demi anak yang bahkan kamu sendiri tidak pernah tahu jika dia lahir?”

Suasana ruangan mendadak mencekam. Hanya terdengar napas berat Arum dan detak jantung Reghan yang terasa di telinganya sendiri. Reghan menghela napas, mencoba tenang.

“Arum … aku cuma mau nyelametin dia. Revano nggak salah, dia cuma...”

“Diam!” potong Arum keras, air matanya jatuh satu per satu.

“Jangan pakai alasan itu untuk menebus kesalahan kamu dulu! Kamu nggak bisa terus hidup dengan rasa bersalah, Tuan Reghan! Aku udah hancur waktu kamu biarin aku disalahin, waktu kamu biarin aku disiksa di depan semua orang yang aku hormati!”

Suara Arum meninggi, pecah di akhir kalimat.

“Dan sekarang kamu mau menebus semua itu dengan mati?! Dengan ngelakuin donor yang bahkan bisa ngerenggut nyawa kamu?!”

Reghan menunduk, suaranya serak, nyaris tak terdengar.

“Kalau nyawaku bisa nyelametin dia, Arum … aku rela. Mungkin itu satu-satunya cara aku bisa perbaiki semuanya.”

Arum menggeleng cepat, melangkah mendekat, memukul dada Reghan bertubi-tubi.

“Kamu pikir aku butuh penebusanmu?! Aku cuma butuh kamu hidup, Tuan Reghan! Aku cuma mau anakku tumbuh dengan ayahnya, bukan dengan kenangan bodoh tentang pria yang meninggalkan kami dua kali ... dulu karena keegoisanmu, dan sekarang karena rasa bersalahmu!”

Reghan menatap Arum, menahan kedua tangannya dengan lembut.

“Arum … aku masih cinta sama kamu sampai saat ini.”

Kata-kata itu lirih tapi cukup untuk membuat dunia berhenti bagi Arum. Air matanya menetes lebih deras.

“Jangan ngomong soal cinta kalau setiap kata kamu berarti luka buat aku, Tuan Reghan."

Dokter Gavin menatap mereka berdua dengan rahang mengeras. Ada rasa tak nyaman di dadanya, antara marah, kasihan, dan sesuatu yang jauh lebih kompleks. Dia tahu Arum masih mencintai Reghan. Dan dia tahu, Reghan benar-benar menyesal.

“Tuan Reghan,” ucap Gavin akhirnya, suaranya tegas namun bergetar, “Sebagai dokter … aku nggak bisa biarkan kamu lanjut donor ini. Kondisimu nggak stabil. Dan kalau kamu nekat, kamu bisa kehilangan nyawa bahkan sebelum proses selesai.”

Reghan hanya diam, matanya beralih dari Gavin ke Arum, lalu menatap kosong ke lantai. Suara hatinya hancur di dalam diam.

l Arum memegang wajahnya dengan kedua tangan, menunduk sambil terisak.

“Kenapa, Tuan Reghan … kenapa harus kamu terus yang bikin semua sakit begini…”

Dia terisak, jatuh bersimpuh di depan Reghan. Reghan segera berlutut, menarik tubuh Arum ke dalam pelukannya. Pelukan itu kaku, penuh luka, tapi juga terasa seperti rumah yang pernah hilang. Air mata keduanya bercampur, satu di pipi Arum, satu di bahu Reghan.

“Maaf…” bisik Reghan lemah. “Maaf, Arum … aku cuma nggak tahu lagi cara lain buat menebus segalanya…”

Arum mengguncang kepala di dadanya.

“Cinta nggak butuh penebusan, Tuan Reghan. Cinta cuma butuh keberanian buat tetap hidup bersama dengan luka itu.”

Reghan menutup mata rapat. Tangannya menggenggam rambut Arum erat, seolah kalau dilepaskan, wanita itu akan hilang lagi untuk kedua kalinya. Setelah adegan itu, Arum meninggalkan ruangan dalam tangis, sementara Reghan terduduk diam, menatap tangannya sendiri yang gemetar.

Bu Nara menatap majikannya itu dengan mata berkaca-kaca.

“Kalau Tuan tetap lanjut donor, Bu Arum nggak akan pernah memaafkan Tuan,” katanya lirih.

Namun Reghan hanya menjawab dengan suara nyaris tak terdengar,

“Lebih baik aku mati dengan memaafkan diriku sendiri … daripada hidup terus menyakitinya.”

1
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kembangin dulu ke aluna dkk donk thorr.. penasaran bisa hidup baik2 saja kah mereka
Kar Genjreng
terus bagaimana pengobatan Revano agar tidak malam korban adakah jalan keluarnya,,,,ya maunya kan ayah hidup anak nya juga karena Revano adalah harapan masa depan,,,
Kar Genjreng
lantas akan nekad mendonor kan,,,,wah semoga ada keajaiban,,, karena dokter belum bisa mengalahkan keajaiban Tuhan. ,,,karena dr manusia. jadi terkadang bisa meleset beda dengan yang maha kuasa 👍,,, josss salam sehat 😄
Mineaa
huuuua aaaaaa.........
gara gara part ini aku sampai nangis bombai.......,😭😭😭 nyesek banget rasanya nya.....
Quinza Azalea
semoga ada solusi yg terbaik
Ani Basiati
lanjut thor
juwita
sakit hati seorg istri ketika suaminya g percaya sm kita mah ngasih hukuman cambuk pdhl blm tentu bersalah. mknya aq g rela thor klo arum kembali sm reghan. smoga ada org yg cocok sumsum tulang belakang nya sm reva jgn harus arum bersama reghan
Ma Em
Arum kalau emang bantuan Reghan bisa menyembuhkan penyakit Revano biarkan dan terima saja demi Revano agar Revano bisa sembuh dan sehat kembali , bukan untuk Arum kembali pada Reghan .
Nurika Hikmawati: Halo sahabat pembaca,

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DI SISIMU?

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami.

Mampir yuk, semoga sesuai dengan genre kamu.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Annabelle
butuh perjuangan yg tidak mudah untuk mendapatkan maaf Arumi
Ariany Sudjana
semoga ada pendonor lain yang ketemu dan pas juga sumsum tulang belakang dengan Revano. kalau sampai Revano punya adik lagi, kebayang hancurnya Arum, trauma semakin sulit sembuh
sryharty
ka kasih jalan lain lah
udah jangan bersinggungan lagi dengan reghan,
walaupun Revan anak reghan kayanya terlalu sakit kalo Arum dan reghan harus bertemu lagi,,takut banget nanti keluarga reghan mengusik Arum lagi,,
Asyatun 1
lanjut
Kar Genjreng
luka batin Arum sangat dalam,,,, walaupun reghan berniat baik tulus iklas dan siap menerima risiko apa pun. ,,,tapi hati dan raga Rumi masih sangat sakit berlipat bahkan,,ya butuh proses,,
siti maesaroh
semoga ada jln lain buat sembuhin revan,, biar bisa hidup brsma arum
siti maesaroh
basi dg omongsnmu han g bs dipecat dr dulu mau melindungi arum nyatanya nihil, skrg bilang gitu jg alah omong ksong
siti maesaroh
kamu kn emang tolol han ,,makanya arum dh g prcya lg sejak saat itu
siti maesaroh
g usah tanya apa yg dilalui arum han mata.km buta kali udah tahu pasti susah hidup tanpa kluarga,punya suami pun pekok kyak km
siti maesaroh
g usah sok peduli km han tk tonjok mulut mu ntar , km bilang orang tua macam apa ninggalin anaknya diruang inap, lahh km suami macam apa biarin istrinya dituduh tanpa bukti dn dicambuk, dsar bjingan km han
siti maesaroh
ihh ngapain lg ktemu penjahat yg memberi putusan hukuman pd mamamu revan g suka bngt aku
siti maesaroh
pokoknya jgn mau klo.diajak belikan ya rum, km udah trlalu hancur untuk kmbli ke reghan, setan itu reghan ksih keputusan untuk hukum kn waktu itu😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!