Tunangannya mengkhianatinya. Bukannya meratapinya, Dheandita atau yang kerap dipanggil Dhea memutuskan untuk membalas rasa sakit hatinya tersebut dengan menjadi ibu dari wanita yang telah merebut sang tunangan.
"Aku akan menggoda ayahmu dan menjadi ibu tiri mu. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu, Virya," ucap Dhea
Drake Adiwitama pria matang nan rupawan adalah ayah dari Virya. Dan Dhea akan membuat Drake menjadi suaminya.
Bagaimana cara Dhea menggoda sang pria matang. Akankah Drake tergoda dengan gadis muda yang usianya jauh dibawahnya itu?
Lalu, bagaimana tanggapan Virya dan Jayan melihat kedekatan Dhea dan Drake?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda 27
"Drake, kamu beneran gila,"batinnya. Drake memejamkan matanya, dia lalu menegakkan tubuhnya karena hampir saja dia mencium Dhea.
Tapi sekarang situasinya malah melebihi tadi. Dhea ikut bangkit menarik tubuh Drake. Sehingga pria itu menjadi sedikit merunduk dan apa yang terjadi selanjutnya, membuat Drake membelalakkan matanya dengan sangat lebar.
Cup!
Ya, Dhea mencium bibir Drake. Setalah itu gadis itu berlari pergi meninggalkan ruangannya. Meninggalkan Drake yang masih terpaku pada posisinya.
"Aaah aku udah gila. Ini beneran gila. Dhea, apa yang kamu lakuin pagi ini sih?"
Dhea berlari dengan sedikit cepat sambil menyentuh bibirnya. Dia menyalakan motor dengan buru-buru dan melesat meninggalkan tempat itu.
Sepanjang jalan, dia merutuki dirinya sendiri. Dia juga mengumpat karena perilakunya yang impulsif itu.
"Habisnya dia cuma diem aja. Ku kira dia bakalan nyium duluan, tapi nggak tahunya enggak. Oh Dhea, kamu beneran nggak jelas. Ternyata kamu beneran ngarep dicium Om Drake. Waah gila, ini beneran gila. Bisa-bisanya, huaaaa!!!"
Dhea terus saja seperti itu hingga sampai rumah. Dia bahkan tidak mampir ke toko dan langsung masuk ke kamarnya sendiri. Dalam hati dan pikirannya saat ini sungguh tidak karuan. Antara menyesal dan tidak menyesal, atau bahkan dengan tidak tahu diri, dia ingin mencium bibir itu lebih lama.
"Buset Dhe, jangan menggatal apa Dhea. Arghhhh!! Tapi sumpah, aku beneran pengen ngekepin dia. Eughhh edan kamu, edan!!"
Bugh bugh bugh
Dhea membenamkan wajahnya pada bantal dan kedua tangannya terus memukul-mukul ranjang. Saat ini dia tengah tersadar bahwa dirinya adalah gadis yang gila karena berani melakukan itu kepada pria matang seperti Drake.
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di ruang kerjanya, Drake hanya diam. Dia sedari tadi menyentuh bibirnya itu.
Drake tahu itu hanya sekedar kecupan dan bukannya ciuman. Akan tetapi kecupan singkat dari Dhea itu berhasil membuat seluruh tubuhnya bereaksi. Tapi yang paling utama adalah dada dan hatinya. Dadanya terus berdebar dan hatinya merasakan sesuatu yang telah lama tertidur.
"Ini beneran nggak pernah aku duga. Dhea, gadis itu beneran menjadi hal yang berbeda dan nggak terduga buat aku. Haah, apa aku menyukai gadis itu? Suka dalam hal romantis? Gila Drake. Tapi, aku nggak ngerasa terganggu sedikitpun dengan semua yang dia lakukan. Hahaha."
Drake tertawa geli. Dia menertawakan dirinya yang terpikat dengan gadis muda itu. Ya, Drake mengakui bahwa Dhea tak sekedar gadis iseng dan nakal. Dia merasakan perasaan ketertarikan kepada Dhea sebagai pria yang tertarik kepada wanita.
"Ahh lucunya. Dia bahkan sampe lupa sama barang yang dibawanya."
Drake bangkit dari duduknya dan menuju ke arah meja. Dia membawa kotak makanan dan gelas yang telah dipakai itu ke wastafel. Setelah mencucinya dia pun kembali menuju meja dan memasukkan semuanya ke goodie bag.
Pria itu kembali tersenyum saat melihat kue yang masih ada di sana.
Tak!
Drake memotong kue tersebut dan memasukkan potongan kue itu ke mulutnya.
"Manis, tapi rasanya lebih manis dia,"u gumamnya lirih. Drake berkata demikian sambil teringat bagaimana tadi wajah mereka yang sangat dekat dan juga kecupan singkat dari Dhea.
***
Malam hari kediaman Adiwitama
Acara pertemuan antara keluarga dua calon pengantin pun akhirnya terlaksana. Ibu Jayan sangat terkejut saat mengetahui fakta bahwa Virya sudah mengandung.
Tatapan malu sekaligus malu terpancar dari mata wanita paruh baya itu. Dia jadi ingat Dhea yang membatalkan pernikahan.
"Ya Tuhan Jayan, kenapa kamu sejahat ini sama anak itu. Dia anak yang baik, dia anak yatim piatu tapi kamu mejahatinya sampai seperti ini."
Hati Sri sangat sakit, tapi sekarang dia hanya bisa bicara dalam hati saja. Pasalnya sekarang dia sedang ada di rumah calon besannya.
Sri tidak silau dengan kemegahan rumah milik calon besannya. Dia juga sama sekali tidak takjub karena dia tahu bahwa pernikahan Jayan dan Virya adalah hasil dari sebuah kesalahan.
"Saya sungguh-sungguh minta maaf, Tuan Drake. Agaknya saya masih sangat kurang dalam mendidik putra saya sehingga kejadian ini bisa terjadi,"ucap Sri penuh dengan rasa malu dan sesal.
"Tidak perlu menyalahkan diri sendiri Bu Sri. Saya juga ikut bersalah dalam hal ini karena tidak bisa menjaga putri saya. Kesalahan ini bukan lah salah satu pihak saja tapi dari kedua belah pihak. Sekarang lebih baik kita menatap ke depan. Kita terus berdoa agar pernikahan ini bisa berjalan selamanya."
Amin
Semua yang ada di ruangan itu mengaminkan ucapan Drake, tak terkecuali Jayan dan Virya.
Jika Jayan terus menunduk sepanjang percakapan, maka tidak dengan Virya. Dia malah tersenyum seolah tidak pernah berbuat kesalahan. Bagaimana tidak demikian, baginya menikah dengan Jayan adalah pencapaian besar dalam hidupnya. Pencapaian karena berhasil mendapatkan pria yang disukainya meski kenyataannya dia membuat sakit hati wanita lain.
"Baiklah Bu, pernikahan akan kita langsungkan minggu depan. Kami juga akan mengadakan acara kecil-kecilan di rumah. Saya harap Ibu bisa membawa keluarga besar untuk hadir,"ucap Drake. Dia menilai bahwa ibunya Jayan adalah orang yang tulus. Jadi dia pun ingin berhubungan baik dengan orang yang akan jadi besannya nanti.
"Iya Pak, kami akan usahakan. Semoga semua bisa hadir. Tapi jika tidak bisa, saya harap kemaklumannya,"jawab Sri dengan sopan.
Rasa malu dalam dirinya begitu besar, jadi Sri merasa bahwa dia tak seharusnya membawa keluarga besarnya untuk datang menghadiri pernikahan Jayan dan Virya. Terlebih semua orang di keluarganya tahu bahwa Jayan sebenarnya akan menikah dengan Dhea.
Malam itu seperti malam yang panjang bagi Sri. Dia merasa sangat ciut di kediaman Drake yang besar.
Plak!
"Bu!"
Jayan sangat terkejut, baru saja membuka pintu kostnya dan bahkan belum masuk, dia tiba-tiba mendapat tamparan dari Sri.
"Kenapa hah! Sakit! Otakmu yang sakit Jayaaaaaan!!!" pekik Sri. Ternyata dia sekarang ini tengah melampiaskan kemarahannya yang sudah sedari dia tahan.
Jayan yang langsung menarik sang ibu untuk masuk. Dia tentu tidak ingin dilihat oleh tetangga kost nya.
"Bu, jangan kayak gini."
"Jangan kayak gini kamu bilang! Apa kamu nggak inget kalau ibu mu ini wanita, kakak mu juga wanita. Bagaimana bisa kamu nyakiti hati Dhea Jayan. Dhea ngegagalin pernikahan karena kamu selingkuh sama Viryua kan? Jahat kamu Jayan, jahat. Ibu beneran malu, ibu sangat malu. Ibu nggak pernah ngajarin kamu jadi pria brengsek kayak gini!!"
Sri meluapkan amarahnya. Ibarat gelas yang penuh, saat ini air itu terus menerus meluap tanpa henti.
"Ingat Jay, sampai kapanpun kamu nggak boleh cerai. Apapun yang terjadi kedepannya kamu nggak boleh cerai dari Virya. Ini adalah bagian dari tanggungjawab atas perbuatanmu. Kamu memilihnya, maka jalani lah sampai akhir hayat mu. Inget itu!!"
Degh!
TBC
Harusnya kamu malu lho Vir, ternyata selama ini kamu tinggal sama Drake yang bukan siapa2 kamu.
Makanya gak usah sombong gitu
untk jayan bingunglan kamu berharap tidak keluar dari rumah itu,,
dan sekarang kamu harus tau jika virya bukan anak kandung drake