Setelah mengalami penderitaan di kehidupannya karena keberuntungan memiliki wajah cantik, tubuh semampai dan kaya. Kirana mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali. Sebagai orang jelek, miskin dan badan gemuk. Tak disangka keberuntungannya ikut berubah. Bahkan dia mendapat jodoh yang lebih baik daripada saat menjadi wanita cantik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Ibu ada di depan apartemen mu tapi tidak ada yang membuka pintu. Apa Kirana pergi?" tanya Nyonya Mira yang datang ke apartemen putranya.
"Mungkin. Dia tidak bilang padaku"
"Ibu akan menunggu di dalam"
"Iya"
Nyonya Mira berhasil masuk ke dalam apartemen putranya yang kosong. Dia merasa ada perbedaan dengan apartemen putranya itu sekarang. Lebih terasa nyaman, berbau masakan dan wanita. Tidak lagi kaku selayaknya apartemen pria lajang.
Masuk ke dalam kamar, Nyonya Mira menemukan beberapa barang kekasih putranya. Tapi hanya sedikit sekali, sampai Nyonya Mira berpikir hal itu aneh.
Apakah mungkin kecurigaan suaminya benar? Armand menghadirkan wanita itu hanya untuk mengambil kembali asistennya? Atau membuat kakek, paman dan ayahnya geram? Tidak. Nyonya Mira tidak ingin berpikir itu benar.
Putranya harus kembali ke grup Riady. Meski harus membawa wanita itu pulang.
Baru saja Nyonya Mira keluar dari kamar, pintu apartemen terbuka.
"Kirana!!" sapanya melihat kekasih putranya pulang dengan topi hampir menutupi wajah dan baju serta celana lusuh.
Tiba-tiba saja, Kirana lari, memeluknya dan menangis.
Nyonya Mira diam dan hanya menepuk lembut pundak Kirana.
Setelah beberapa lama, Kirana berhenti menangis. Meski baru saja menangis, kecantikan Kirana yang luar biasa itu tak pudar. Bahkan mata sembab itu membuat wajah Kirana tampak seperti peri yang sedang sendu menunggu hujan. Masih membuatnya kagum.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Nyonya Mira.
"Emm Emm"
Kirana mengangguk dengan perlahan.
Sebenarnya Mira ingin tahu kenapa kekasih putranya itu menangis. Tapi karena mereka baru saja kenal tiga hari, rasanya tak pantas bertanya.
"Aku tidak tahu kenapa kau menangis. Tapi apakah sekarang kau merasa lebih lega?"
"Iya. Terima kasih"
Lalu Mira menyadari pakaian yang digunakan kekasih putranya itu seperti tak layak pakai. Seperti pakaian yang berumur lebih dari puluhan tahun.
Menurut informasi, kekasih putranya itu memang berasal dari golongan masyarakat ekonomi bawah. Juga bekerja di tempat yang tak pantas. Sungguh disayangkan. Padahal memiliki gelar sarjana tapi tidak bisa memanfaatkannya.
Apa sebenarnya Kirana tidak begitu pintar? Biasanya wanita cantik tidak diciptakan dengan otak yang encer. Apalagi kecantikan Kirana melebihi dugaan. Mungkin gelar sarjana itu diperoleh dari hal yang tidak benar.
Karena itu juga Kirana tidak bisa mengatur cara berpakaiannya.
"Apa kau sering keluar dengan pakaian seperti ini?" tanya Mira mendapatkan reaksi berupa tatapan terkejut. Baru saja dia ingin menambahkan perkataan agar Kirana tidak salah paham, tapi ...
"Pakaian saya memang kebanyakan seperti ini" jawab Kirana begitu masa bodoh dengan penampilannya.
Membuat Mira merasa sedikit kecewa.
Padahal Nyonya Mira tidak ingin penampilan Kirana menjadi bahan ejekan ketika pertemuan keluarga Sabtu besok. Armand tidak boleh dipandang sebelah mata atau diejek karena membawa wanita seperti Kirana. Meski cantik tapi tidak memiliki selera berpakaian yang baik.
"Bibi melihat beberapa pakaian yang lebih baik di lemari. Kenapa kau tidak menggunakannya?"
"Lemari? Tentu saja saya akan menggunakannya. Di tempat dan waktu yang tepat" jawab Kirana lagi tak mau mengalah.
Mira harus melakukan sesuatu. Wanita ini tidak boleh menambah penilaian negatif pada putranya.
"Alangkah baiknya kalau kau lebih memperhatikan hal ini!"
"Menggunakan sesuatu yang nyaman adalah yang terpenting"
Kenapa Kirana terus melawan? Padahal dia hanya bermaksud baik.
"Semua wanita biasanya memakai sesuatu yang tak nyaman agar terlihat cantik" ucap Nyonya Mira tetap ingin kekasih putranya itu berubah.
Kirana salah sangka
Dia berada dalam keadaan rapuh ketika melihat ibu Tuan Armand tadi. Menyangka ibu bos nya itu selayaknya ibunya sendiri, membuat Kirana menumpahkan air mata tanpa batasan.
Tapi setelah menyadari kalau yang di depannya adalah ibu Tuan Armand. Seorang Nyonya kaya raya dari grup Riady. Bukan seseorang yang mengerti tentang keadaannya.
Kirana harus kembali ke karakter yang dia sepakati dengan Tuan Armand sesuai perjanjian. Menjadi Kirana yang percaya diri dan tak segan pada pandangan orang lain padanya.
"Menggunakan apapun. Atau tanpa apapun, saya tetap cantik" jawab Kirana menanggapi tekanan ibu Tuan Armand.
"Alangkah baiknya kau mengerti cara berpenampilan yang baik. Meski memang wajahmu sangat cantik. Tapi berpakaian baik akan menunjukkan kau berada di tingkat yang berbeda. Jangan sampai orang lain tahu kau mantan wanita ... "
Ibu Tuan Armand menghentikan perkataannya, sebelum menyebut kata kasar. Tapi Kirana sudah mengerti kata apa yang akan diucapkan ibu Bos nya itu.
"Saya mengerti" ucap Kirana lalu menunduk dalam.
"Bukan maksudku seperti itu. Aku hanya, tidak ingin Armand menderita lagi. Atau memutuskan untuk pergi lagi dari keluarga"
Menderita lagi?
Berarti Tuan Armand pernah menderita dulu? Bagaimana bisa seseorang yang lahir dengan sendok emas di mulutnya menderita? Tapi kalau Tuan Armand memutuskan meninggalkan semua kekayaan, mungkin apa yang terjadi waktu itu begitu parah.
"Tuan Armand mencintai saya yang seperti ini. Dan dia tidak memaksa saya untuk berubah sama sekali"
"Kau harus berpikir yang terbaik untuk pasanganmu. Itu kalau kau benar-benar mencintainya. Aku tidak mau Armand mendengar kata-kata buruk karena mu!" kata ibu Tuan Armand. Baru saja Kirana ingin menanggapi, seseorang telah mendahuluinya.
"Siapa yang akan bicara buruk padaku, tentang Kirana?"
Tuan Armand masuk ke dalam apartemen dan segera melingkarkan lengan ke pinggang Kirana. Seakan ingin melindunginya.
"Ibu tidak bicara buruk tentang Kirana. Ibu hanya ingin dia memakai sesuatu yang lebih baik dari ini"
Tuan Armand melihat ke arah Kirana dari ujung rambut sampai kaki dan tersenyum. Senyum yang tak pernah dilihat Kirana sebelumnya.
Ternyata Tuan Armand yang tersenyum terlihat sangat tampan.
"Dia tetap cantik" bela Tuan Armand.
"Apalagi tanpa apapun" tambah Kirana mencoba menggoda Tuan Armand.
Pria itu melihatnya dengan tatapan berbeda lalu kembali tersenyum.
"Tentu saja. Apalagi tanpa apapun. Kau kelihatan semakin cantik"
Meski rasanya kaku, Kirana semakin menempel pada Tuan Armand. Dan tak segan memeluk pria itu meski dihadapan Nyonya Riady.
"Kalian!!"
"Aku mengijinkan ibu datang kemari untuk lebih mengenal Kirana. Bukan untuk mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya. Dia adalah wanita yang aku pilih."
Wahh, mendengar kata-kata itu dengan suara rendah mampu menggetarkan hati Kirana. Lalu dia teringat semua kata itu tidak serius diucapkan Tuan Armand. Semuanya palsu.
"Sayang, kau sangat mencintaiku" ucap Kirana lalu menambah erat pelukannya. Tapi Tuan Armand bergerak seakan tak nyaman. Membuat Kirana segera melepas pelukan dan melihat wajah pria yang tampak jelas menghindari tatapannya.
Apa Kirana melakukan sesuatu yang salah?