Seorang pemuda berasal dari golongan menengah berharap mendapakan jodoh anak orang kaya. Dengan perjuangan yang keras akhirnya menikah juga. Menjadi menantu orang kaya, dia begitu hidup dalam kesusahan. Setelah memiliki anak, dia diusir dan akhirnya merantau. Jadilah seorang pengusaha sukses.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB XVIII CINTA ITU BISA
Neli dan Bakrun menjadi bingung atas kelakuan pak Dul alias bapaknya Neli. Sampai ibu Lia memanggil orang pintar untuk menyembuhkan penyakit apa atau sesuatu yang menimpa suaminya itu.
" Saya bingung pak ustadz, suami saya jadi nggak karuan, ia jadi jarang pulang, bahkan makan saja harus dikirim, itupun kalau ketemu lagi dimana, semua jadi serba salah pak ustadz," kata ibu Lia.
" Ya sudah, nanti ibu memberikan air ini untuk diminum oleh pak Dul, dan yang satunya ini taruh saja di bak mandi supaya kalau pak Dul mandi ada air ininya," tutur pak ustadz.
Beberapa syarat sudah dilakukan, bahkan pernah meminta obat atau syarat penyembuhan lewat orang yang boleh dibilang sakti.
" Saya punya suami pak, terus suami saya kelakuannya begini pak, jarang pulang terus kalau pulang itu pak sekedar makan lalu ganti baju terus pergi lagi, bingung pak, mohon syaratnya pak," kata ibu Lia kepada orang sakti.
Lalu orang sakti itu menyalakan dupa, asap pun menutupi ruangan itu sampai pengap dab gelap, dan orang pintar itu bilang ;
" Nanti setelah pulang, ibu harus melempatkan garam ini ke tubuh suami ibu 3 kali, pertama asal lempar saja, kedua sedikit lebih keras lenparannya dan ketiga ibu harus sekuat tenaga melempar garam ini ke tubuh suami ibu, baru ibu memanggil suami ibu dengan menyebut " klawer....klawer....pergilah kau klawer......pergi ", kata orang pintar itu.
" Terus nanti bisa sembuh pak ?" tanya ibu Lia.
" Belum tentu bu, soalnya di dalam tubuh suami ibu itu ada sejenis jin klawer yang merasa kepanasan saat berada di rumah, jadi apabila sudah berada di rumah, maka tidak akan betah," tuturnya.
Akhirnya, setelah mendapat obat penyembuh dari orang pintar itu, ibu Lia melakukan apa yang disuruh, maklumlah orang zaman dulu.
Suatu hari ibu Lia sedang menyapu halaman, tiba-tiba datang pak Dul, beliau biasanya mau makan terus mandi lalu pergi lagi. Saat itu begitu melihat pak Dul datang, ibu Lia langsung mengambil bungkusan yang berisi garam dari orang pintar tadi, dilempar lah satu genggam garam tadi dengan pelan, pak Dul merasa aneh , kenapa sikap istrinya itu, lalu pak berjalan lagi, maka istrinya melempar lagi dengan sedikit lebih keras dari lemparan pertama.
Pak Dul merasa keanehan dengan istrinya itu, lalu berjalan lagi, sementara ibu Lia merasa tidak ada perubahan pada diri suaminya, maka untuk lemparan ketiganya jauh lebih keras. Dengan sekuat tenaga, ibu Lia melempar pak Dul, sekuat tenaga ibu Lia...."buk..buk..buk..".
Akhirnya pak Dul merasa sakit dan tidak terima atas perlakuan istrinya itu, beliau marah.
" Hey......lama-lama terlalu kau Lia buluk, kurang ajar ya, dasar buluk, sakit bego, Lia buluk, kurang ajar, awas nih," kata pak Dul sambil mengambil sapu.
Melihat suaminya mengambil sapu, ibu Lia berkata ; " klawer...klawer...pergilah kau klawer......pergilah....." teriak Ibu Lia, membuat orang sekitar kaget.
Pak Dul akhirnya mengejar ibu Lia, dengan sapu yang dibawanya itu, pak Dul terus mengejar ibu Lia. Banyak orang yang menyaksikan kejadian itu , lalu beberapa orang ikut lari mengejar pak Dul, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Dan terjadilah kejar mengejar, membuat suasana di situ ramai, bahkan ada yang menertawakan kejadian itu, ada juga yang memberi tepuk tangan, sorak sorai, pokoknya suasana begitu meriah.
Pada saat kejar mengejar berlangsung hingga menuju belokan gang, di situ pak Dul terpeleset, tubuh terjerembab ke tanaman pot milik seorang warga, dan terjadilah sebuah benturan, dugh..........
Suara benturan itu keras sekali, membuat tubuh pak Dul jatuh lalu pingsan. Sementara warga yang mengejar tadi memeriksa kondisi pak Dul, istri pak Dul berhenti lalu mendekati tubuh pak Dul yang hanya diam. Akhirnya dibawa lah ke dokter terdekat.
Bakrun dan Neli melihat kejadian itu akhirnya ikut ke rumah dokter.
" Waduh....kenapa ini sampai pingsan begini ?" tanya dokter.
" Itu dok, tadi kepalanya terbentur pot saat mengejar istrinya, beliau terpeleset dan jatuh kena pot," jawab seseorang yang membawanya kesitu.
Akhirnya setelah diobati dan diberi perban di pelipis matanya, pak Dul siuman dan diberi air minum. Setelah dinyatakan pulih dari pingsan, pak Dul diperbolehkan pulang, sambil dibonceng oleh Lukman yang kebetulan ikut juga sambil membawa motor bebeknya.
Sampai rumah, pak Dul hanya bisa berbaring, kepalanya terasa pusing, pelipisnya sedikit lecet, juga siku tangannya, lutut juga tidak luput dari lecet. Ibu Lia dan Neli yang saaf itu sudah 9 bulan usia kandungannya juga ikut merawat pak Dul. Sementara Bakrun bekerja di rumah pak Yudi sebagaimana pekerjaannya itu bersama Heru dan Lukman. Yang mana Heru sudah menjadi seorang menantu dari pak Yudi.
Setelah beberapa Minggu, pak Dul kembali pulih dan sehat, kelakuannya kembali lagi seperti yang dulu, jarang pulang dan jarang makan kecuali kalau dikirim dan tahu tempatnya. Pak Dul hanya pulang kalau ganti baju dan merasa lapar benar.
Ibu Lia tidak bosan-bosannya mencari obat untuk kesembuhan pak Dul, beliau sampai datang juga ke pengobatan alternatif.
" Jadi nanti begini caranya bu, penutup kepala ini, nanti nya dililitkan ke kepala suami itu, usahakan kepala suami ibu tertutup semua, kalau sudah tertutup, baru ibu taburkan ramuan ini ke wajahnya, caranya nanti ramuan ini dikasih air sedikit atau secukupnya, aduk sampai rata, lalu oleskan di wajah suami ibu, biarkan sampai mengering, supaya nanti bekas benturan di kepala tadi urat dan syaraf nya akan menyambung lagi, lakukan tiap malam menjelang tidur ya bu," kata orang yang membuka praktek penyembuhan alternatif itu.
Dalam perjalanan pulang , Ibu Lia merasa kebingungan , soalnya pak Dul jarang pulang. Sambil di dalam mobil Angkot, ibu Lia berfikir dengan cara yang jitu. Akhirnya ketemu juga cara jitunya.
Setelah sampai di rumah, tiba-tiba ada orang menuju ke rumahnya.
" Bu...ibu Lia...Nel....Neli....tolong buka pintunya," kata orang itu.
" Ada apa bu, kenapa ?" tanya Ibu Lia keheranan, sementara Neli dari belakang juga kaget.
" Anu bu, tadi pak Dul pingsan bu...katanya tadi kepalanya kebentur besi penutup jalan," kata orang itu.
" Aduuuuuh, ada-ada saja sih kang Dul," kata istrinya yang saat itu dari jalan kelihatan banyak orang menggotong tubuh pak Dul.
Setelah tubuh pak Dul dibaringkan, diberi minyak kayu putih di hidungnya, kakinya dipijitin, tubuhnya juga dipijitin, juga semua anggota keluarga pada mijitin pak Dul, kecuali Bakrun yabg sedang kerja dan belum pulang.
Tubuh Pak Dul masih terbaring, dan rupanya tertidur, Ibu Lia akhirnya bergegas masuk kamar, mengambil alat atau ramuan dari orang yang buka praktek pengobatan.