Welcome to the sequel of You're Mine Brianna
Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Menemuinya
Di tempat lain, Irish sedang mengamuk seperti banteng karena mendengar kabar pernikahan sang mantan suami. Wanita itu menghancurkan hampir seluruh isi kamarnya. Irish terus berteriak memaki dan menyumpahi Hana. Ia merasa bahwa wanita itu sebagai penghancur dan penghalang rencananya untuk kembali bersanding dengan Daniel. Beberapa pelayan yang ditugaskan untuk menjaga Irish hanya bisa terdiam di depan pintu kamar Irish yang tertutup rapat. Mereka sesekali memejamkan mata saat mendengar barang-barang yang di banting di dalam kamar tersebut.
Praaaang...
"Brengsek!! Pelacur bajingan! Akan ku hancurkan kau!!" teriak Irish di dalam sana.
"Apa yang terjadi dengan putriku?" tanya Sergei Donova.
"Kami tidak tahu, Tuan. Nona terus menerus menyebutkan nama Hana dan mengumpat." jawab salah satu pelayan.
"Hana?" Sergei terdiam sejenak, ia tidak pernah mendengar nama itu di lingkungan pertemanan putrinya.
"Irish, buka pintunya!" Teriak Sergei namun tak ada jawaban dari dalam.
"Irish!!" Teriak Sergei lagi dan hasilnya masih tetap sama.
Akhirnya Sergei mau tak mau harus mendobrak pintu. Dengan sekuat tenaga ia melakukannya hingga akhirnya pintu itu berhasil dibuka. Saat Sergei masuk ke dalam, ia tak menemukan keberadaan Irish di sana. Ia hanya menemukan ponsel Irish yang masih menyala dan menunjukkan beberapa pesan dari sebuah nomor yang tidak dikenalnya.
"Daniel menikah dengan wanita bernama Hana?"
Insting Sergei bergerak cepat, sudah pasti putrinya ini mengamuk karena mendengar kabar tersebut. Dengan perasaan yang penuh akan kekhawatiran, Sergei mencoba membuka pintu kamar mandi.
"Fuck, dia menguncinya. Irish!!" teriak Sergei lagi.
Lagi-lagi pria tua itu harus mendobrak pintu kamar mandi.
BRAAKK
"IRISH!!" Teriak Sergei saat ia menemukan putrinya tenggelam di dalam bathtub dengan air yang sudah bercampur dengan darah. Sergei melangkah perlahan menghindari pecahan kaca yang berserakan di lantai kamar mandi.
Sekuat tenaga Sergei mengeluarkan Irish dari dalam bathtub. Wanita itu sudah pucat dan tidak sadarkan diri. Ia melihat sebuah sayatan di pergelangan tangannya dengan darah yang terus menerus keluar. Sepertinya luka itu sangat dalam.
"Apa yang kau lakukan, bodoh!" Sergei menggendong tubuh Irish dan membawanya keluar dari kamar.
"Siapkan mobil!" teriak Sergei kepada pelayan tadi.
Pelayan tersebut berlari sekuat tenaga untuk memberitahukan kepada anak buah Sergei agar segera menyiapkan mobil.
"Ke rumah sakit sekarang, cepat!"
Di dalam mobil, Sergei menemukan sebuah kain kemudian ia mengikat pergelangan tangan Irish untuk menahan darah yang terus menerus keluar. Mobil itu melaju dengan sangat kencang membelah jalanan kota moskow.
"Paul, cari tahu tentang istri baru pemimpim Bratva. Kau bisa mengandalkan hacker atau apapun itu agar bisa menemukannya."
"Baik, Tuan." ujar Paul.
"Daniel, kau akan membayar semuanya." tutur Sergei dengan penuh amarah.
***
Hana melihat Daniel yang sedang mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi. Padahal mereka baru saja tiba di mansion sekembalinya dari pesta pernikahan mereka. Semua kerabat pun sudah kembali ke negaranya masing-masing. Kini hanya tinggal Hana, Daniel, Liam, Semyon serta penjaga dan pelayan di sana.
"Kau akan pergi lagi?"
"Kau mengkhawatirkanku?"
Hana menganggukkan kepalanya, membuat gerakan Daniel terhenti kemudian menarik tubuh Hana ke dalam pelukannya.
"Maafkan aku, aku akan pulang dengan cepat." tutur Daniel.
"Baiklah.." jawab Hana.
Daniel kemudian kembali merapikan pakaiannya lalu setelah ia selesai, pria itu mencium bibir Hana dan menyesapnya.
"Aku pergi dulu." Daniel kembali memeluk Hana dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh yang selalu ia rindukan itu.
***
Daniel memarkirkan mobilnya di sebuah rumah sakit terbesar di Moskow. Ia berjalan tanpa pengawalan kemudian masuk ke dalam lift.
"Ku kira kau tak akan datang, Daniel." ujar Sergei sebagai salam pembuka kepada Daniel yang baru saja memasuki ruang perawatan Irish.
"Aku masih menghargaimu, Sergei." jawab Daniel.
"Ku dengar kau baru menikah, lantas mengapa kau masih berani untuk datang kemari menemui putriku yang kini terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit ini?"
"Aku rasa, pendengaranmu tidak bermasalah, Sergei. Dan aku ingin menyelesaikan semuanya sekarang. Agar tak ada lagi keributan atau huru-hara yang muncul dalam rumah tanggaku karena ulah putrimu itu." ujar Daniel.
Sergei mengepalkan kedua tangannya karena kesal mendengar ucapan sang mantan menantunya itu.
"Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikirannya. Dulu dia yang sangat ambisius untuk mengejar mimpinya sampai berani mempertaruhkan rumah tangga kita. Membuatku hampir tidak percaya akan wanita. Dan sekarang, setelah aku menemukan takdirku kembali, ia seolah-olah menjadi wanita yang paling tersakiti."
"Kau seharusnya bersabar sedikit lagi, Daniel." jawab Sergei.
"Aku menjanjikan kebahagiaan, harta, dan cinta. Apalagi yang ia cari? Ia hanya tinggal duduk manis dan melayaniku saja, dan hidupnya akan sejahtera." tutur Daniel.
"Tapi yang lalu biarlah berlalu. Aku dan Irish sudah selesai, jadi jangan pernah muncul lagi di depanku."
"D-Daniel..." ucap Irish dengan lirih.
Sergei yang mendengar suara putrinya segera menghampiri Irish. Sedangkan Daniel hanya berdiam di tempat enggan untuk mendekat.
"Daniel.." panggil Irish lagi.
Sergei menatap tajam ke arah Daniel dan memintanya untuk mendekat. Dengan penuh keterpaksaan dan langkah yang gontai, ia mendekat dan berdiri di samping ranjang. Seketika Irish terbangun kemudian memeluk Daniel.
"Ma-maafkan aku, aku menyesal Daniel. Aku sangat menyesal. Aku terlalu meremehkan rumah tangga kita. A-aku akui, aku masih merasa ingin bebas, tapi ternyata semua itu salah. Aku mohon maafkan aku." ujar Irish dengan suara yang masih serak. Tubuhnya pun masih terasa lemas, tapi ia memaksakan untuk bangkit agar bisa memeluk pria yang saat ini ternyata masih dicintai olehnya.
"Lepaskan Irish. Temukan kebahagiaanmu yang lain seperti saat dulu kau mengejar mimpimu. Bukankah kau selalu seperti itu? Semuanya sudah terlambat, aku bahkan sudah tak mengingat apapun lagi tentang kita." ucap Daniel sambil berusaha melepaskan pelukan Irish.
"No, jangan katakan itu Daniel. Itu sangat menyakitkan." ujar Irish sembari menangis sesenggukan.
"Fakta, Irish. Kau harus bisa menerimanya." sahut Daniel kemudian melangkah mundur karena berhasil melepaskan pelukan itu.
"Kau terlalu memanjakannya hingga ia menjadi egois seperti ini, Sergei." ujar Daniel lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruang perawatan tersebut.
"DANIEL! NO! KEMBALILAH PADAKU DANIEL!!!" Teriak Irish tak terima. Ia bahkan melompat dari ranjang dan tidak menghiraukan jarum yang menancap di punggung tangannya.
Tetesan darah mulai berjatuhan menodai lantai yang berwarna putih. Sekuat tenaga Irish berlari untuk mengejar Daniel yang sudah berhasil menutup rapat pintu tersebut. Irish terjatuh saat ia berhasil memegang gagang pintu. Tangisnya terdengar begitu menyakitkan dan penuh dengan penyesalan.
Sergei berlari menuju ke arah Irish dan memegangi tubuh Irish yang memberontak. Wanita itu benar-benar mengamuk, menangis meraung-raung bahkan berteriak memanggil nama Daniel. Hati Sergei terasa berdenyut melihat putrinya yang seperti ini.
"Panggilkan dokter!" Teriak Sergei dari dalam kepada Paul yang berada di luar.
Beberapa saat kemudian dokter dan perawat tiba. Mereka bekerja sama untuk mengangkat tubuh Irish dan merebahkannya kembali di ranjang. Paul bahkan membantu memegangi kedua kaki Irish yang terus berusaha untuk memberontak. Hingga akhirnya, dokter berhasil menenangkan Irish dan wanita itu pun terdiam seketika dengan tatapannya yang kosong. Tak ada lagi pemberontakan dan teriakan, wanita itu benar-benar tak berdaya hingga akhirnya kedua matanya tertutup rapat.
***
Hana menatap bingung layar ponselnya yang menampilkan sebuah gambar dimana Daniel sedang berada di rumah sakit. Ia mendapatkan foto tersebut dari nomor yang tidak ia kenali.
TING
Foto kedua kembali ia terima, dan itu membuat jantung Hana berdenyut sakit. Ia melihat Daniel sedang mengunjungi Irish yang terbaring di rumah sakit. Meski terasa sedikit menyakitkan, Hana masih berusaha untuk berpikir positif dan meyakinkan dirinya bahwa itu hanya sekedar foto biasa.
TING
Foto ketiga kembali ia dapatkan dari nomor yang sama. Tapi kali ini, foto itu benar-benar membuat dada Hana terasa di tusuk sebuah belati. Begitu menyakitkan hingga membuat nafasnya tercekat. Ia melihat Irish yang memeluk Daniel, dan kedua tangan Daniel yang memegang bahu wanita itu.
"Mengapa ia tak jujur padaku?" gumam Hana.
Setelah melihat foto tersebut, ia tak bisa lagi menahan otaknya untuk tidak berprasangka buruk pada suaminya. Ini sangat menyakitkan, mereka baru saja menikah tapi suaminya sudah menemui mantan istrinya di rumah sakit. Bahkan hingga malam pun tiba, Daniel masih belum juga kembali.
TOK TOK TOK
"Nyonya..." panggil seseorang dari balik pintu kamarnya.
TBC
Halo my readers, beri dukungan kepada author berupa like, komen, subscribe, atau hadiah yaa💕🥰