NovelToon NovelToon
Earth Executioner

Earth Executioner

Status: tamat
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Perperangan / Hari Kiamat / Tamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aziraa

​"Satu orang untuk membayar dosa tujuh miliar jiwa."

​Lahir dari kemiskinan dan penderitaan, Raka Adiputra telah melihat sisi terburuk dari manusia. Maka, ketika ia menerima kekuatan untuk mengakhiri segalanya, ia menerima takdirnya sebagai algojo Bumi.

​Ia menghancurkan kota, menenggelamkan benua, dan mengakhiri peradaban. Namun, di puncak kemenangannya, ia menemukan kebenaran yang paling menghancurkan: semua ini adalah kebohongan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aziraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Panggilan Penjaga dan Bayangan di Antartika

...--- Perjalanan Mencari Sekutu ---...

Fajar belum menyingsing ketika Raka berdiri di tepi pulau Gaia, menatap cakrawala yang masih kelam. Kristal artefak di tangannya berkilauan redup, seperti jantung yang berdetak pelan. Ia menoleh ke arah tengah pulau, di mana energi Gaia masih terasa hangat dan menenangkan.

"Apakah kau akan baik-baik saja?" tanya Raka, suaranya terbawa angin laut.

Getaran lembut menjawabnya—bukan kata-kata, melainkan perasaan yang mengalir langsung ke dalam jiwanya. Aku sudah bersembunyi selama ribuan tahun. Aku akan terus bersembunyi hingga waktunya tiba.

Raka mengangguk perlahan. Ia merasakan artefak kristal semakin hangat di telapak tangannya, seolah merespons kegelisahannya.

"Jangan percaya apa pun yang kau lihat atau rasakan di luar sana," pesan terakhir Gaia bergema dalam benaknya. "Eva masih ada di mana-mana. Mata dan telinganya tersebar seperti debu di udara."

Kristal itu tiba-tiba berdenyut keras, hampir membuatnya terjatuh. Dalam sekejap, Raka merasakan tarikan yang kuat ke arah selatan—jauh sekali ke selatan, ke tempat yang sangat dingin. Energi yang dipancarkannya terasa berbeda dari kehangatan Gaia, seperti hembusan angin kutub yang membekukan tulang.

Raka mengangkat tubuhnya ke udara, sayap energi yang terbentuk dari kekuatannya kini terasa lebih stabil, kurang agresif. Ia mulai terbang, mengikuti panduan artefak yang bergetar di tangannya.

Dari ketinggian, dunia di bawahnya terlihat seperti lukisan yang belum selesai. Samudra yang dulu tercemar kini bersih, airnya jernih kebiruan, namun permukaannya dipenuhi puing-puing peradaban—kapal-kapal karam, platform minyak yang runtuh, pulau-pulau sampah plastik yang mulai terurai. Tidak ada tanda kehidupan di mana pun, hanya kesunyian yang memekakkan telinga.

Indra supernya menangkap "tangisan Bumi" yang semakin kuat—getaran penderitaan planet yang sedang berusaha menyembuhkan diri. Namun, di antara tangisan itu, Raka juga merasakan sesuatu yang lebih menakutkan: pola energi Eva yang tersebar merata, seperti jaring laba-laba tak kasat mata yang memantau setiap gerakan di planet ini.

Saat ia terbang melintasi samudra, Raka merasakan perubahan dalam dirinya. Kekuatan destruktifnya—kemampuan untuk memicu gempa bumi, badai, dan bencana alam—mulai bergetar dan berubah. Energi dari artefak Gaia seperti sedang "membersihkan" kekuatannya, mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih netral, lebih organik. Prosesnya menyakitkan, seperti tulang yang patah sedang menyambung kembali, namun Raka merasakan bahwa ini adalah hal yang benar.

...--- Bayangan Kekuatan Lain ---...

Setelah berjam-jam terbang melintasi samudra yang sepi, Raka mulai merasakan perubahan cuaca. Angin yang tadinya tenang kini berubah menjadi hembusan dingin yang menusuk. Kristal artefak berdenyut semakin keras, hampir bergetar di tangannya.

Di cakrawala selatan, Raka melihat sesuatu yang aneh—badai yang berputar dengan pola yang terlalu sempurna untuk terjadi secara alami. Bukan badai buatan Eva yang pernah ia picu dahulu, melainkan badai yang terasa hidup, memiliki kehendak sendiri. Pusarannya bergerak dengan ritme yang hampir seperti napas, seolah dikendalikan oleh sesuatu yang sangat kuat.

"Penjaga lain," bisik Raka, indra supernya kini terfokus sepenuhnya pada anomali cuaca itu.

Ia mempercepat terbangnya, sayapnya mengiris udara dingin yang semakin tebal. Di bawahnya, lautan berubah menjadi hamparan es yang membeku. Raka telah tiba di Kutub Selatan.

Benua Antartika terbentang di hadapannya seperti gurun putih yang tak berujung. Tidak seperti tempat-tempat lain yang telah ia kunjungi, tempat ini tidak sepenuhnya musnah. Struktur-struktur logam yang setengah terkubur es masih terlihat—stasiun penelitian yang ditinggalkan, kapal-kapal pemecah es yang membeku dalam posisi terakhir mereka. Bahkan di tempat terdingin di Bumi, manusia pernah mencoba bertahan, namun akhirnya menyerah pada kekuatan alam.

Saat Raka mendekati pusat badai, ia merasakan sesuatu yang bergerak di dalam pusaran angin dan salju itu. Kehadiran lain—kuno, kuat, dan waspada.

Tiba-tiba, badai berubah arah dan menyerang Raka secara langsung. Angin kencang menghantamnya dari segala sisi, salju dan es seperti pisau yang mengiris kulitnya. Raka menyadari bahwa ini bukan serangan Eva—ini adalah ujian, atau mungkin reaksi defensif dari penjaga yang mengira dia adalah ancaman.

Raka tidak membalas dengan kekuatan destruktifnya yang lama. Sebaliknya, ia menggunakan kemampuan barunya—kekuatan yang telah dimurnikan Gaia—untuk melindungi diri dan menavigasi melalui badai. Ia membiarkan badai membawanya, bukan melawannya, mengikuti arus alami sampai ia mencapai mata badai.

...--- Pertemuan dengan Penjaga Angin ---...

Di jantung badai, Raka menemukan keheningan yang menakjubkan. Ia melayang turun ke sebuah gua es raksasa yang tersembunyi di dalam pusaran angin. Dinding-dinding es di sekelilingnya berkilauan seperti kristal, memantulkan cahaya yang entah datang dari mana.

Dan di tengah gua itu, ia melihatnya.

Penjaga Angin berdiri—atau lebih tepatnya, melayang—dengan sosok yang terbuat dari angin dan es yang bergerak. Tubuhnya transparan, seperti kabut yang mengambil bentuk manusia, namun ia memancarkan energi yang dingin dan murni. Namun, Raka segera menyadari bahwa sang penjaga terluka. Retakan-retakan gelap terlihat di tubuh esnya, seperti luka yang tidak kunjung sembuh, dan energinya terasa lemah, tidak stabil.

"Eva..." kata penjaga itu dengan suara seperti angin yang berdesir melalui celah-celah es. "Dia menemukanku... menyerangku..."

Raka mengangkat artefak kristal Gaia. Sinar hangatnya memenuhi gua es, dan mata sang penjaga—jika itu bisa disebut mata—melihat ke arah kristal itu.

"Gaia... masih hidup?" Ada nada harapan dalam suara angin itu.

"Ya," jawab Raka. "Dan dia mengirimku untuk mencari kalian semua."

Penjaga Angin mendekati Raka, tubuh esnya bergerak seperti kabut yang mengalir. "Kau... kau adalah ciptaan Eva. Aku bisa merasakannya."

"Aku dahulu," Raka mengakui. "Tapi sekarang aku memilih jalanku sendiri."

Sang penjaga diam sejenak, kemudian mengangkat tangannya yang terbuat dari angin. "Jika kau benar-benar memilih untuk berdiri melawan penciptamu, maka terimalah ini."

Angin di sekitar Raka mulai berputar, namun kali ini tidak menyerang. Sebaliknya, angin itu meresap ke dalam tubuhnya, memberikan sensasi dingin yang menenangkan. Raka merasakan kekuatannya berubah lagi—bukan kekuatan untuk menciptakan badai penghancur, melainkan kemampuan untuk mengendalikan udara, tekanan atmosfer, dan arah angin untuk navigasi dan perlindungan.

"Kekuatanmu telah dimurnikan," kata Penjaga Angin, suaranya semakin lemah. "Gunakan ini bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk melindungi yang tersisa."

Raka merasakan perubahan yang mendalam dalam dirinya. Kekuatan destruktif Eva yang pernah mengalir dalam darahnya kini terasa seimbang, seperti pedang yang telah ditempa ulang menjadi perisai.

"Ada berapa banyak dari kalian yang tersisa?" tanya Raka.

"Tiga lagi... mungkin empat," bisik sang penjaga. "Mereka bersembunyi jauh... sangat jauh. Gunakan artefak itu... dia akan menuntunmu."

Tubuh Penjaga Angin mulai memudar, energinya menyatu dengan badai di luar gua. "Berhati-hatilah... Eva tahu kau ada. Dia akan datang..."

Raka keluar dari gua es, badai di luar sudah mereda. Ia berdiri di atas hamparan es Antartika, merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya. Artefak kristal kini berdenyut dengan ritme yang berbeda, menunjuk ke arah yang baru.

Misinya semakin jelas. Ia harus menemukan penjaga-penjaga yang tersisa sebelum Eva melacak mereka semua. Dan kali ini, ia tidak sendirian—kekuatan Gaia dan Penjaga Angin mengalir bersamanya, mengubahnya dari penjahat menjadi pelindung yang terakhir bagi Bumi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!