Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27.
Pintu ruang CEO itu terbuka lebar, dan bersamaan dengan itu terdengar suara suara seorang laki laki.
“Jangan bergerak! Letakkan semua benda yang ada di tangan! Angkat tangan!”
Ketiga orang itu menoleh ke arah pintu. Sebuah senjata api dipegang oleh tangan kekar berjaket tampak di pintu.
Ernestan dan Viona sangat kaget. Tidak menyangka pintu ruang kerja nya bisa didobrak dan tidak ada petugas keamanan yang mencegahnya.
Sedangkan Arumi sangat lega hatinya karena terbebas dari mara bahaya. Apalagi suara laki laki itu suara yang sangat dia kenal..
“Mich...” gumam Arumi di dalam hati. Kedua matanya berkaca kaca karena begitu terharu dan bahagia.
Dan sesaat muncul sosok Michael yang begitu gagah memakai celana jeans dan tshirt yang dilapisi jaket. Senjata api masih dipegang yang pucuk senjatanya tertuju ke Ernestan beralih ke Viona secara bergantian.
Michael terus melangkah dengan mantap masuk ke dalam ruang itu, terus mendekat..
Akan tetapi Ernestan tidak mau menyerah. Tanpa bersuara, Ernestan menoleh ke arah Arumi. Dengan cepat tangannya menarik tangan Arumi yang masih berbaring. Tubuh Arumi pun kini dalam dekapan Ernestan.
“Lepaskan aku!” teriak Arumi sambil meronta. Akan tetapi semakin Arumi meronta justru semakin kuat tangan Ernestan mencengkeram tubuh bagian atasnya.
“Lepaskan Arumi!” teriak Michael sambil menatap Ernestan.
“Tidak akan aku lepaskan! Kamu yang pergi dari sini!” ucap Ernestan yang masih terus mencengkeram tubuh Arumi.
Tampak ekspresi wajah Arumi meringis menahan rasa sakit. Siku Arumi sudah berusaha menyodok nyodok dada Ernestan tetapi sia sia. Tubuh Ernestan sangat kuat tenaganya. Entah karena pengaruh obat kuat atau sedang kesetanan.
Akan tetapi tiba tiba...
DOOOOORRRRRRRR
Sebuah timah putih panas meluncur dari pucuk senjata Michael..
“Aaaaaaaaawwwww...” teriak Ernestan sangat keras..
PRRRAAAANNGKK
Suara pisau yang dipegang Ernestan terjatuh di lantai.
Tubuh Arumi pun terlepas dari cengkeraman tangannya. Arumi segera berlari dari sofa terkutuk itu..
“Beb... B Bos..” suara Viona terdengar sangat khawatir hingga bergetar, dan bingung dalam menyebut Ernestan.
Sebuah peluru panas tepat mengenai bahu kanan Ernestan. Da rah segar ke luar dari bahu kanan Ernestan. Kemeja Ernestan berwarna biru muda itu sudah berwarna merah di bagian bahu kanan dan lengan atas.
“Kurang ajar kamu!” suara Ernestan sambil mengerang menahan rasa sakit. Tangan kirinya kini memegang bagian tubuhnya yang terluka.
“Vi panggil petugas keamanan dan dokter!” titah Ernestan pada Viona yang tampak bingung.
“Panggil sana cepat, sebelum darah kamu habis!” ucap Michael santai.
Michael yang masih membawa senjata api itu, berjalan mundur untuk waspada dan meninggalkan ruang itu. Arumi sudah lebih dulu ke luar dari ruang jahanam itu.
Dan di saat Viona sedang mengangkat ganggang telepon untuk menghubungi petugas keamanan.. terdengar suara langkah banyak kaki bersepatu masuk ke dalam ruang itu.
“Kenapa kalian lambat bekerja!” teriak Ernestan yang kini terduduk di sofa.
Namun betapa kagetnya Ernestan dan Viona saat melihat yang masuk ke dalam ruang itu, bukan petugas keamanan akan tetapi dari pihak kepolisian.
Sementara itu Arumi dan Michael kini sedang berada di dalam lift. Arumi di dalam dekapan Michael.
“Mich terima kasih ya...” ucap lirih Arumi yang wajahnya basah oleh air mata. Tubuh Arumi masih lemas dan gemetar.
“Hmmmm..”
Michael mencium puncak kepala Arumi yang bersandar di dada bidangnya. Tangan Michael semakin mendekap erat tubuh lemas Arumi. Mengalirkan energi untuk Arumi
“Aku takut Mich.. Aku tidak mau pulang ke rumah itu..” ucap Arumi sambil mendongak menatap wajah Michael.
“Kamu memang harus pergi dari rumah itu. Buat apa kamu di rumah seorang yang sangat membahayakan kamu.” Ucap Michael yang kini tangan kanan nya menghapus air mata yang masih meleleh di pipi Arumi. Tangan kiri Michael masih memeluk tubuh Arumi.
“Aku...” ucap Arumi belum selesai karena pintu lift sudah terbuka.
Michael melepas pelukan nya dan dia menggandeng tangan Arumi keluar dari pintu lift itu.
Di saat mereka berdua melangkah di koridor untuk menuju ke pintu keluar.. Tampak sosok Chynthia berjalan tergopoh gopoh bersama petugas KBRI.
“Mich.. kamu sudah sampai di sini? Mbak Arumi bagaimana mbak?” tanya Chynthia agak keras dengan ekspresi wajah yang tampak campur aduk. Antara khawatir dengan kondisi Arumi yang wajah terlihat pucat dan tubuh lemas. Kaget karena Michael sudah lebih dulu datang dan berhasil membawa Arumi.
“Aku selamat Chyn, Michael datang tepat waktu. Kita harus segera pergi dari sini.” Ucap Arumi sambil terus melangkah.
Chynthia dan petugas KBRI itu masih berdiri menunggu langkah kaki Michael dan Arumi..
“Iya Mbak, kata Pak Ridwan kita boleh tinggal di KBRI untuk keamanan kita.” Ucap Chynthia sambil menoleh ke petugas KBRI.
“Benar Mbak Arumi. Mbak Arumi dan Mbak Chynthia bisa langsung ke gedung KBRI sekarang. Di sana ada tempat tinggal untuk warga negara Indonesia yang membutuhkan perlindungan. ” ucap petugas KBRI itu.
“Terima kasih Pak. Saya sebenar nya ingin langsung pulang ke Indonesia untuk mengurus perceraian saya.” Ucap Arumi dengan santun meskipun tubuh masih lemas dan jantung berdebar debar.
“Baiklah terserah saja mana yang menurut Mbak Arumi yang terbaik. “ ucap petugas KBRI.
“Mbak tapi kan beberapa hari lagi ada konser di KBRI. Kalau bolak balik Mbak Arumi nanti capek dan Mbak Arumi juga perlu waktu latihan ..” ucap Chynthia..
Mereka berempat terus melangkah menuju ke tempat parkir. Tampak polisi polisi sudah berada di lokasi perusahaan Ernestan itu.
“Baiklah nanti aku mencoba cari informasi apa mendaftar gugat cerai bisa secara on line atau perwakilan orang yang ada di Indonesia.” Ucap Arumi.
“Kamu sudah mengabari Bunda tentang masalah ini Arumi?” tanya Michael dengan lembut sambil terus menggandeng tangan Arumi yang masih terasa dingin.
“Sudah Mich..” ucap Arumi pelan.
“Syukurlah semoga mereka percaya terutama Eyang..” ucap Michael..
“Iya Mich tetapi sayang aku tidak bisa merekam aksi kamu yang begitu heroik menolong aku..” ucap Arumi masih dengan suara lirih..
Michael tersenyum sambil mempererat pegangan tangannya pada telapak dingin Arumi..
“Mana sempat kamu Sweetie .. sekarang aja tangan kamu masih dingin gemetar begini.. tapi kan ada CCTV di ruang itu kalau belum dirusak dulu oleh bi a dap bi a dap itu..” ucap Michael..
Di saat mereka berempat sudah sampai di tempat parkir.. Michael menoleh ke arah Chynthia..
“Chyn kamu mau ikut mobil siapa?” tanya Michael.
“Aku ikut mobil Pak Ridwan.” Jawab Chynthia..
“Okey tapi kita mampir dulu di rumah makan Indonesia di dekat sini itu ya. Aku sangat lapar. Arumi pasti juga.” Ucap Michael..
Chynthia yang juga sudah sangat lapar sangat setuju dengan ajakan Michael. Mereka pun berpisah jalan untuk menuju ke mobil masing masing..
Di saat Arumi dan Michael sudah berada di dekat mobil yang disewa oleh Michael, tiba tiba telinga mereka mendengar suara..
“Arumi! Arumi!” suara seorang perempuan yang sudah dikenal oleh Arumi..
Arumi menoleh ke arah sumber suara itu. Kedua mata Arumi membulat melihat dua orang yang sudah dia kenal. Namun bukan orang yang ingin ditemuinya..
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian