Sahara, si arwah penasaran yang sekarang sudah menjadi pendamping keluarga Darmawan masih harus terus berperang melawan para jin dan manusia yang masih ingin mengganggu keluarga itu.
Tapi sekarang dia tidak hanya di temani Rukmini atau Gandra saja, ada dua anaknya yang merupakan algojo yang mendampingi Dimas dan Kania yang terikat perjodohan darah. mereka adalah Argadana dan Anggadana.
Bintang dan Galuh juga masih terus membantu anak anak mereka agar bisa hidup dengan tenang dalam masa penyatuan perjodohan itu.
mampukah Sahara dan kedua anaknya melindungi keluarga Darmawan terutama Dimas dan Kania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah Adrian
Pulang dari pasar, Kania langsung meminta Dimas untuk duduk sejenak agar emosinya sedikit mereda karena Dimas masih terlihat kesal dengan omongan orang orang di pasar.
"Istighfar kak, jangan dengarkan mereka" bujuk Kania
"Astagfirullahaladzim, aku juga ingin mengabaikan itu Kania, tapi kata kata mereka seolah sedang mengejek kita, aku tidak suka apalagi saat mereka mengira kalau kamu menjual tubuhmu untukku Kania, aku tidak terima" ungkap Dimas
"Kania tahu, ini hanya ujian awal dari rumah tangga kita kak dan kita harus berhasil melewatinya"
"Aku takut kamu pergi Kania, aku tahu kita sudah terikat tapi aku tetap takut" ungkap Dimas yang entah mengapa hari itu bisa begitu hilang kendali dan begitu merasa kalau dirinya sudah membuat Kania takut dengan amarah Dimas saat di pasar tadi.
"Maaf kamu jadi melihat diriku yang sedang marah, maaf ya" ungkap Dimas memeluk Kania
"Kania justru merasa sedang di lindungi, Kania senang karena kak Dimas begitu peduli dengan perasaan Kania" jawab Kania
"Terima kasih karena kamu sudah mengerti aku"
"Ayo ke bawah, mungkin Abah Adrian sudah pulang dari kajian" ajak Kania
Mereka keluar dari kamar, mengobrol dengan Sari dan Zia yang kebetulan datang untuk menanyakan keadaan Alisha di kampung Curug.
"Kalian yakin akan pulang besok? Tidak akan menginap lagi?" tanya Sari
"Iya Bu nyai, selain karena Dimas punya pekerjaan, Dimas juga harus belanja kebutuhan bengkel di jakarta, jadi Dimas akan mampir ke sana dulu" jawab Dimas
"Mampirlah ke Rumah Rayyan, dia pasti senang"
"Insya Allah Bu nyai"
"Ko Abah lama ya, tumben kajiannya sampai siang seperti ini" ungkap Kania
"Iya, nyai juga khawatir ini, tidak telepon juga padahal katanya acaranya itu cuma sampai jam sembilan, tapi ini sudah jam sebelas" Jawa Sari
"Mungkin macet nyai, apalagi kan acaranya cukup besar dan banyak yang hadir, Abah pasti menunggu para warga bubar dulu" ucap Dimas
"Zia akan minta mas Arya untuk menyusul kesana, mungkin ban mobil Om Adrian kempes atau ada masalah lain" ucap Zia
"Iya, Tante juga akan minta Abidzar untuk menelepon pihak yang mengundang mas Rian" jawab Sari
Dimas meminta dua anaknya untuk mencari keberadaan Adrian, tidak mungkin kalau sampai Adrian hilang tanpa kabar, apalagi Adrian banyak di kenal orang orang di sana, di tambah kalau ada masalah mobil, Adrian bisa menelepon mereka.
"Perasaan nyai tidak enak dari sejak Abah kalian pergi, dia sama sekali tidak pernah lupa mengabari kalau sudah sampai, tapi hari ini Abah kalian tidak mengabari nyai" ungkap Sari
"Nyai tenang saja, Dimas akan bantu cari Abah bersama para santri kalau perlu, kita tunggu kabar dari pihak pemilik acara dulu, setelah itu baru kita cari Abah" ungkap Dimas
Setelah di pastikan kalau Adrian sudah pulang dari tempat acara, Dimas dan Abidzar pergi ke jalan yang biasa di lalui Adrian ke tempat itu, mereka khawatir mungkin ada masalah dengan mobil Adrian atau mungkin ada orang jahat yang menjegal Adrian di jalan.
"Itu bukanya mobil Abah kak" tunjuk Dimas pada sebuah mobil yang ada di pinggir jalan
"Iya, itu mobil Abah tapi kenapa ada di sana ,itu kan jalan ke gang kampung lain, apa Abah ada undangan untuk kajian di sana" Jawab Abidzar segera menepikan motornya dan meminta santri yang ikut di belakang untuk menjaga di sana.
"Papa, pak Kiai tampan Ibunda di paksa menikah lagi papa, karena di tuduh menabrak orang, ayo tolong karena orang yang di tabrak keukeuh ingin di nikahi Kiai tampan Ibunda" ucap Argadana
"Astagfirullah, kenapa Abah tidak menelepon Kita kalau ada masalah sebesar ini, ayo Dimas kita harus segera susul Abah" ucap Abidzar khawatir
Mereka langsung berlari ke dalam gang sempit itu, Argadana yang memimpin agar mereka bisa sampai lebih cepat, hingga lima menit kemudian, mereka tiba di sebuah rumah yang di penuhi warga dan juga banyak teriakan dan perdebatan orang orang di dalamnya.
"Assalamu'alaikum, kenapa ribut ribut?" tanya Abidzar
"Wa'alaikumussalam Kiai Abidzar, kebetulan, tolong Abah, Abah tidak bersalah tapi orang orang ini memaksa Abah untuk menikahi orang yang saya tabrak, saya yang salah menabraknya, tapi Abah yang di paksa bertanggung jawab" ucap Farhan yang merupakan salah satu ustadz yang selalu ikut Adrian kalau ada kajian di luar kampung Ciremai.
"Tapi mobil itu adalah milik Kiai Abah, saya mau menikah dengan pemiliknya" ucap perempuan muda itu
"Saya sudah bilang saya bukan seorang penggemar poligami, dan saya tidak mau menikah lagi, kami sudah bertanggung jawab dengan membawa kamu ke rumah sakit, mengobati luka kamu, dan kami juga bersedia menanggung biaya hidup kamu sampai kamu sembuh, apa itu masih belum cukup?" tanya Adrian
"Saya ingin tangung jawab dalam bentuk lain Kiai, saya ingin Kiai menikahi saya" jawabnya
"Iya Kiai Abah, anda harus bertanggung jawab pada Widuri, dia ini hanya hidup sebatang kara dan tidak punya sanak saudara yang akan mengurusnya di rumah ini" ucap seorang warga
"Saya saja, saya yang akan menikahi mbak ini, jangan paksa Kiai saya" ucap Farhan
"Saya tidak mau!" jawab Widuri
"Tinggu, saya pengacara, kalau kamu bersikeras mau minta tanggung jawab, silahkan lapor ke polisi, kamu salah memaksa orang yang tidak bersalah, jelas jelas yang menabrak kamu itu ustadz Farhan, kenapa minta di nikahi Kiai Abah" ungkap Dimas tiba tiba, membuat warga yang tadinya ricuh jadi diam
"Kalian itu kan orang pintar, masa kalian juga memaksa seorang yang tidak bersalah untuk tanggung jawab" ucap Dimas lagi
"Jangan ikut campur anak anak muda, nama besar Kiai Abah bisa saja di pertaruhkan di sini, kami bisa memviralkan masalah ini ke media" ucap seorang warga
"Nah itu lebih bagus lagi, Abah jadi akan di bersihkan namanya karena dia tidak bersalah, netizen akan membela yang tidak bersalah, yang ada kalian yang akan malu, bukti kamera dashboard juga kan ada, mobil Kiai Abah itu ada kameranya loh, jangan salah" jawab Dimas
Suasana kembali ricuh karena beberapa warga ada yang membenarkan omongan Dimas, mereka juga takut kalau sampai nama kampung itu jadi jelek karena kasus fitnah.
"Kamu ikut kami ke pesantren, para santri di sana akan membantu mengurus kamu sampai kamu sembuh, tapi jangan sesekali kamu minta Abah Untuk menikahi kamu, kalau kamu mau minta di Nikahi, maka mintalah pada orang yang menabrak kamu, bukan pada Kiai Abah, dia sudah punya istri, banyak cucu dan juga cicit, jangan mengambil kesempatan dalam masalah ini atau saya akan bertindak tegas dengan melaporkan kamu pada polisi" ancam Abidzar mulai geram dengan kelakuan warga yang sering mengambil kesempatan dengan masalah yang ada.
"Apa kalian akan ikut ke kantor polisi juga?" tanya Dimas dan semua warga yang berkumpul langsung pergi karena takut
"Handphone Abah mati, maaf karena tidak menelepon, ayo bantu tuntun dia ke mobil, kita rawat dia di pesantren" ungkap Adrian
"Tidak, saya tidak mau ikut, saya tidak mau di kasihani"
"Tidak mau di kasihani tapi minta di nikahi, aneh" cibir Dimas
semangat othor/Determined/