Santiago Moreno pria keturunan Amerika dan Brazil, ia seorang pengusaha yang sangat sukses dalam bidang Entertainment dan Perhotelan, yang memiliki sikap dingin dan emosional tapi di gilai banyak wanita.
Luma Santos wanita asli keturunan Brazil yang sangat mendambakan cinta sejati dalam hidupnya. Ia sering bergonta-ganti kekasih hanya untuk menemukan cinta sejati dalam hidupnya sampai ia di cap sebagai wanita petualang cinta oleh teman-temannya.
Meskipun sering bergonta-ganti kekasih tapi Luma tidak pernah melakukan S•X dengan para kekasihnya karena ada seorang pria yang pernah berbicara padanya (jangan pernah menyerahkan dirimu kepada siapa pun kalau pria itu bukan cinta sejati mu, sungguh kau akan menyesal)
Luma sangat membenci pria arogan, emosional dan semena-mena dengan kaum wanita.
Akan kah Santiago dan Luma bertemu ?
Bisa kah Luma menaklukkan Santiago ?
Atau Santiago lah yang justru menyakinkan Luma dengan cintanya?
Penasaran ? Yuk baca cerita lengkapnya …
Bandar Udara
Setelah mengikuti Luma dan Marco dari pagi sampai siang. Akhirnya Santiago pulang ke hotelnya tempat ia menginap. Masuk ke dalam dengan langka yang lemah dan menundukkan kepala dengan perasaan marah, kecewa, terluka yang saat ini ia rasakan.
Sebelum pulang ke hotel ia dan Mark menunggu Luma dan Marco keluar dari rumah sakit. Luma begitu perhatian pada Marco karena keadaan pria itu saat ini dalam kondisi tidak baik-baik saja, karena perbuatan Santiago dan Mark di dalam musium.
Santiago membuka jaket berserta kaos polosnya dan hanya menyisakan cenala Levi’s yang masih melekat di tubuhnya. Ia merebahkan tubuhnya di bad “kenapa aku bisa menjadi pencundang seperti ini” ucapnya melolong lemah melihat flafon kamar hotelnya.
“Ck… argggggg” teriak Santiago kesal “apa-apaan ini, kenapa aku bisa selemah ini hanya karena seorang wanita. Tidak-tidak ini tidak bisa di biarkan, Luma kau harus tahu siapa aku” ucapnya mengeram menyakini diri sendiri kalau ia tidak lemah hanya karena seorang wanita.
Santiago meninggalkan bed ya dan pergi ke balkon untuk merokok menenangkan diri.
“Kenapa aku begitu menginginkannya!!! Jelas-jelas dia seorang play girl. Ada apa dengan ku?” ujar Santiago berbicara sendiri di balkon sambil merokok.
“Tidak mungkin ini cinta!!! karena cinta tidak begini!!”ujarnya sambil melihat jalan raya dari balkon dari kamarnya.
Cepat-cepat ia mengelengkan kepalanya “tidak!!!! ini bukan cinta, tapi ini hanya obsesi semata. Ini hanya rasa penasaran saja” sambungnya meyakini diri supaya tidak lemah karena seorang wanita.
Ponsel Santiago berdering tanda panggilan masuk.
“Hallo” ucapnya menjawab panggilan itu.
“Hallo Bos. Bagiamana apa kita pulang sekarang ke New York Bos?” tanya Mark dari sebrang telepon sambil memasukan pakaiannya di tas ransel masih di dalam kamar hotel.
Sore ini Luma akan pulang ke New York sesuai dengan jadwal ya karena pekerjaan nya di Paris sudah selesai untuk perusahaan Vacobane.
Santiago yang tahu jadwal Luma dari Mark, ia pun akan pulang ke New York. Tapi kali ini Santiago tidak ingin terlihat lemah. Pria itu akan melakukan sesuatu pada Luma saat di bandara nanti.
“Apa dia sudah keluar dari kamarnya?” tanya balik Santiago pada Mark.
“Belum Bos. Aku lihat wanita mu belum keluar dari kamarnya mungkin sedang beres-beres pakaian” jawab Mark sambil melihat pintu kamar Luma dari kamarnya.
“Kabari aku kalau dia sudah keluar hotel dan awasi dia terus sampai bandara pastikan kali ini pria mes**um itu tidak berada di samping nya.”
Santiago langsung mematikan sambungan teleponnya setelah berbicara.
“Yaaa mulai lagi semena-mena nya” ucap Mark sambil menaruh ponselnya ke saku celananya.
“Sepertinya ada yang bedah kali ini” ucap Mark menggigat sesuatu “biasanya Santiago memanggil dengan sebutan wanita ku, tapi kali ini dengan sebutan, dia. Ada yang aneh” sambung Mark sambil memakai ransel di punggung ya dan tidak mau ambil pusing karena yang ia tahu perkejaanya adalah seorang mata-mata.
Dua puluh menit menunggu akhirnya pintu kamar Luma terbuka. Wanita itu keluar dengan membawa satu koper ukuran dua puluh empat dan berjalan ke arah lift untuk turun menujuh lantai dasar bersama satu model yang lain.
“Akhirnya,,,,wanita Santiago keluar juga” ucapnya.
Mark keluar dari kamarnya dan berjalan pelan dari belakang mengikuti dua Model di depannya menuju lantai dasar.
Biar tidak di curigai kali ini Mark memaki topi dan janggut palsu ia takut kalau Luma mengenali wajahnya karena sudah dua kali wanita itu melihat wajahnya.
Mark menghubungi Santiago melalui ponselnya.
“Hallo. Info Bos saat ini wanita mu dan beberapa rekan kerjanya sudah keluar hotel dan sudah menaiki mobil hotel mungkin langsung menujuh bandara karena tiket penerbangan mereka pukul lima sore ini dan aku rasa tidak ada waktu untuk mereka mampir ke suatu tempat” ujar Mark memberi tahu Santiago
“Oh iya… pria mes**um itu juga pergi tapi tidak satu mobil dengan wanitamu” sambung Mark.
“Bagus. Aku langsung ke bandara kalau begitu” ucap Santiago bergegas keluar dari hotel membawah koper kecilnya dan langsung tancap gas mengendarai motornya.
Santiago pergi ke bandara tidak memakai mobil hotel baginya hanya merepotkan saja. Karena ia ingin cepat sampai sebelum Luma duluan datang ke sana.
Setelah memberi kabar pada Santigao. Mark langsung naik taxi yang sudah di pesannya memalui online. Ia tidak lagi memakai motor sewanya karena motor itu sudah di kebalikan ke asalnya.
“Pak tolong ikuti mobil hitam itu” perintah Mark memberi arahan pada sopir taxi.
“Maaf Tuan tapi mobil hitam di depan kita ada tiga, yang mana?” tanya sopir taxi dengan binggung.
“Itu..itu yang plat mobil XXXX” Mark menunjuk Mobil hitam bercorak putih sedikit.
“Oh…baik Tuan” jawab sopir taxi dan mulai menjalankan mobilnya mengikuti mobil hotel yang di dalamnya ada Luma dan beberapa orang di dalamnya.
Bandar Udara Paris-Charles De Gaulle
16.12 sore.
Luma sampai bandara bersama dua Model rekan kerjanya dan beberapa team dari perusahaan Vacobane dan beberapa team dari fotografer.
Sedangkan Marco yang ikut juga ke bandara hanya mengantar saja tidak ikut pulang ke New York karena Dokter Isabella mengatakan jangan terlalu banyak duduk karena saat ini bokong Marco bengkak takut mempengaruhi kesembuhannya. Karena perjalanan dari Paris ke New York memakan waktu sekitar tujuh jam lebih memakai pesawat. Akhirnya Marco mengurungkan niat nya untuk pulang.
Walau pun dalam keadaan yang memperhatikan tangan patah dan bokong bengkak karena insiden di musium pagi tadi. Pria itu masih tetep koko ingin mengantar Luma dan beberapa orang-orang yang berkerja sama dengannya di bandara.
Di rumah sakit Dokter Isabella mengatakan padanya kalau tangan Marco patah kemungkinan tidak bisa beraktivitas seperti biasa dan bokong ya bengkak karena terjatuh sangat kuat ke lantai. Dokter Isabella mengatakan kalau Marco harus istirahat total untuk masa penyembuhan dan jangan terlalu banyak aktivitas dan duduk terlalu lama.
Padahal sebenarnya tangan Marco tidak lah patah hanya cedera biasa dan bokong Marco hanya memar biasa walaupun masih terasa sakit.
Sebenarnya semua itu hanya tipuan untuk Marco. Santiago menyuruh temanya, Dokter Isabella untuk berbohong sehingga Marco tidak bisa berdekatan dengan Luma di dalam pesawat.
Dokter Isabella terpaksa berbohong karena ingin membantu bisnis keluarganya di New York yang terancam bangkrut. Santiago menawarkan bantuan untuk membantu bisnis keluarga Isabella bisa membaik seperti semula. Tapi dengan syarat Isabella harus mengikuti semua keinginan Santiago.
Dan ya… Dokter itu pun setuju dan mengikuti semua keinginan Santiago. Isabella sempat berfikir mengapa Santiago bisa mengurusi hal reme seperti ini bukan kan dia pria yang sukses dan berasal dari keluarga kaya raya, buat apa Santiago menceburkan dirinya sendiri kepada orang kalangan bawah. Menurutnya ini tidak masuk akal. Tapi Isabella tidak mau ambil pusing demi bisnis keluarga ya ia rela melakukan apa saja termasuk keluar dari sumpah seorang dokter.
Sesampainya di bandara, Marco hanya bisa mengantar mereka dari batas pintu keluar masuk penerbangan Internasional saja. Setelah mereka semua berpamitan pada sang fotografer sekaligus sutradara iklan mereka.
Satu persatu semua team masuk untuk menunggu di ruang tunggu khusus penumpang menunggu pesawat mereka siap di naiki. Mereka semua tidak perlu cek in lagi karena semua sudah di urus oleh perusahaan Vacobane. Mereka tingal mengambil bording pass saja dari orang suruhan perusahaan tersebut.
Melihat Luma akan berlalu Marco menahan Luma dengan tangannya.
“Luma setelah keadaan ku membaik aku pasti akan langsung datang ke New York dan memenuhi janji ku pada mu, untuk makan malam ke dua kita di sana” ucap Marco dengan suara pelan dan senyum di wajahnya. Pria itu sengajah melakukan hal itu untuk mencuri perhatian Luma.
Luma tersenyum “ok. aku tunggu” Luma membalas kalimat dari Marco.
“Oh iya satu lagi” tangan Marco masih memegang tangan Luma sambil tersenyum “kau sangat cantik” pujinya masih tetep dengan misi rahasianya.
Luma tertawa kecil “terima kasih” ucap Luma sambil tersenyum. Entah kenapa setelah selesai proses shooting iklan dan pemotretan, Luma tidak risih lagi pada Marco.
Marco melepaskan tangannya dan Luma pun berlalu meninggalkan Marco masuk ke dalam ruang tunggu khusus penumpang Internasional bersama orang-orang yang akan berangkat ke New York.
Marco memanggil Luma dan melambaikan tangan pada wanita itu, Luma pun membalas lambaian tangan dari Marco untuk nya.
Luma dan Marco tidak mengetahui kalau ada sepasang mata yang melihat dan memperhatikan mereka dari lantai atas.
Dengan raut wajah mengeras dan merah karena marah, serta sorot mata yang tajam menyuapi seekor elang yang siap mencengkeram mangsanya.
Bersambung …
.
.
.
Guys aku membuat novel ini untuk di baca gratis tolong kalau kalian membaca setiap bab jgn lupa like ya dan komen yang bagus. Supaya novel ini bisa naik dan poluler. Terima kasih 🙏🏻
🔥🔥🔥🔥🔥
Masih di buat misterius oleh si thor
Klo bisa kasih vote biar novel ini naik terima kasih