Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ratna curiga?
Arka tidak menyangka kehidupan yang sudah Hanna lalui begitu sakit dan sulit. Bagaimana bisa ia bertahan?
Ia menanggung beban itu seorang diri, namun tak pernah sekalipun terlihat lemah. Di balik senyumnya yang tenang, tersimpan kekuatan yang mampu meruntuhkan keraguan.
Hanna adalah gadis polos yang selalu ceria, tak pernah menunjukkan raut kesedihan di wajahnya.
"Hanna, izinkan aku membuat kamu bahagia, aku janji aku akan memperjuangkan kamu".
****
Keesokan harinya, keluarga Narendra mendapat kabar bahagia dari keponakannya bu Ratna yaitu sepupu dari Arka dan Adit, Tari..
Tari habis melahirkan anak pertamanya. Ratna dan pak Hanung menjenguknya di rumah sakit yang juga merupakan tempat Adit bekerja juga. Pak Hanung berbincang dengan suami Tari di luar ruangan.
"Tari selamat ya sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu. Cepat sehat ya sayang" Ratna memeluk Tari sembari memberikan paper bag berisi hadiah kepada buah hatinya.
"Terimakasih ya tante"
"Masya Allah lucu sekali dia, baby girl! Boleh tante gendong?"
"Boleh dong tante"
Ratna menggendong bayi itu sambil menimang-nimangnya dengan pelan.
"Tante juga kan sebentar lagi punya mantu"
"Doain aja ya, Aditnya sih lama geraknya, padahal tante suka banget sama gadis itu"
"Iya aku juga heran tante, nanti ditikung sama adiknya baru tau rasa hehe"
Tari ingat bagaimana waktu itu Arka begitu panik dengan keadaan Hanna.
"Arka? Memangnya kenapa?"
"Sekitar mungkin sebulan yang lalu, aku ada shift malam tan terus Arka bawa Hanna sambil digendong dengan wajah khawatirnya. Padahal Hanna hanya pingsan dan kelelahan tapi wajah Arka benar-benar khawatir dan panik. Aku ngeliat sendiri bagaimana Arka takut kehilangan gadis itu tan"
"Oh gitu ya"
"Apa Arka menyukai Hanna, bukan kah mereka kalau bertemu suka ribut. Aku harus tanya Arka untuk memastikan" Gumamnya.
Sesampainya Ratna dirumah, ia ingin bertanya dengan Hanna langsung namun ada rasa tidak enak di hati. Takut Hanna akan tersinggung.
Arka baru saja pulang dari kantor dan menyapa mamanya yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Hai ma, mama lagi apa?"
"Mama lagi duduk aja nih, tadi ada oma juga disini tapi oma baru aja ke kamarnya"
"Oh gitu, yaudah aku ke kamar ya ma, mau mandi"
"Arka tunggu, mbak Tari sudah melahirkan loh"
"Wah alhamdulillah kalau gitu. Mama udah jenguk?"
"Sudah tadi sama papa. Kamu jenguk aja sama Cathy"
"Kalau sama dia aku gak mau, mendingan aku sendiri"
"Kalau sama Hanna mau?" Ratan memperhatikan ekspresi wajah Arka, yang sebelumnya datar jadi sumringah mendengar nama Hanna.
"Kalau Hanna mau diajak, ya aku mau mau aja. Sudah ya ma, aku mau mandi dulu"
"Iya sayang"
"Tuh kan berarti benar kalau Arka menyukai Hanna, lalu gimana sama perjodohan Adit dan Hanna. Aku harus buktiin dulu deh".
Di tempat lain...
"aku mau ajak kamu ke rumah, mau ngenalin kamu sama orang tua aku dan juga anak aku. kamu mau kan?" Tanya Adit.
"aku mau tapi aku takut mereka gak suka sama aku dit"
"Jangan khawatir ya, mereka itu baik banget. kapan kamu bisanya?"
"belum tau ya, soalnya besok mama juga minta tolong ke aku untuk ngurusin anak anak di panti"
"yaudah gapapa, nanti kamu kabarin ya"
Arka selalu mencari kesempatan untuk dekat dengan Hanna. Hanna selalu saja sibuk kalau dirumah, entah bantuin Raka kerjakan PR lah, ajak main Raka lah, atau suka bantuin di dapur.
Arka merasa Hanna tidak ada lelahnya.
Arka punya cara untuk bisa pergi berdua lagi dengan Hanna. Arka menghampiri Hanna yang lagi main dengan Raka.
"Hanna, boleh saya minta tolong?"
"minta tolong apa pak?"
"kamu ingat tidak dokter yang menangani kamu ketika saya bawa kamu ke rumah sakit waktu itu?"
"oh dokter Tari?"
"iya. Dokter Tari sepupu saya dan dia baru saja habis melahirkan. Kamu mau temani saya beli kado, saya kurang ngerti sih soal perlengkapan bayi gitu?"
"oh gitu hem boleh pak, mau kapan?"
"besok sehabis zuhur, saya ada meeting pagi soalnya kan kamu juga jemput Raka pulang sekolah dulu"
"oh gitu baik pak"
"yes berhasil!!" Gumamnya.
Rasanya Arka ingin teriak kencang mengekspresikan rasa bahagianya. Arka jadi tidak sabar menunggu momen berdua dengan Hanna.