Jika percaya, maka jangan pernah goyah. Tapi jika curiga maka selidiki Satu kalimat dari seorang Jeriko Sky Dominic, membuat seorang penyanyi canti Valeri Evania Zoe bimbang dengan keputusannya untuk percaya seratus persen pada kekasihnya Arthur Clavin. Namun kenyataan membuat seorang Valeri tersadar bahwa kekasihnya bukanlah mencintainya, tapi memanfaatkannya bukan hanya mengincar hartanya tapi juga sebagai tujuan balas dendam seorang wanita yang menaruh kebencian dengan ayahnya.
Kehadiran seorang Jeriko Sky Dominic, membuatnya merasa aman dan terlindungi, hingga benih cinta itu tumbuh dalam hati Valeri pada Jeriko. Jeriko sendiri sudah mulai membuka hatinya pada Valeri dari masa lalunya yang menawan hatinya. Saat tiba-tiba wanita itu kembali di saat yang tak tepat. Masa lalu itu kembali menerobos masuk dan mengambil alih apa yang menjadi miliknya. Namun kondisi sudah berubah, Valeri hamil. Tapi dia memilih untuk pergi menjauh dari hidup Jeriko dan menyembunyikan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Debora_oline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27 : Kau Yakin Zoe?
Setibanya di apartemen milik Jeriko yang untuk sementara dipakai olehnya, Valeri langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan dirinya. Dia sudah meminta Frank dan Frisca menemaninya tidur di apartemen itu. Valeri masuk ke kamar mandi untuk berendam air hangat.
Setelah tiga puluh menit, dan tubuh Valeri sudah lebih segar, dia keluar dari bathup dan membilas tubuhnya di bawah shower. Setelahnya dia keluar dengan menggunakan bathrobe dan berjalan menuju meja riasnya. Dia mengambil hairdryer dan menyalakannya untuk mengeringkan rambutnya. Dan saat itu pintu kamarnya di ketuk.
“Masuklah Fris” ucap Valeri yang mengira itu adalah Frisca, asistennya. Dia memang meminta Frisca membawakan vitamin dan air. Valeri merasa sedikit kelelahan sehingga dia perlu memperhatikan asupan vitaminnya.
Namun siapa sangka yang masuk adalah Jeriko dengan nampan di tangannya. Mata Valeri sempat membola, namun dia berusaha menormalkan reaksinya. Valeri sampai harus menggigit bibirnya gugup saat melihat Jeriko berjalan dan meletakkan nampan di meja di depannya.
“Apakah kamu sakit? Kenapa meminta Frisca mengantarkan obat?” tanya Jeriko khawatir
Valeri menggeleng pelan, “Hanya vitamin. Jadwalku cukup padat, aku hanya takut kelelahan”
Jeriko menghembuskan nafas lega, “Besok ada banyak pekerjaan?” tanyanya sambil mengambil hairdryer yang sudah diletakkan Valeri di pangkuannya saat melihat Jeriko datang tadi.
“Hanya latihan di pagi hari, tapi malamnya ada undangan nyanyi di stasiun TV” ucapnya
Jeriko mengangguk dan dengan telaten mengeringkan rambut Valeri yang masih setengah basah. Sementara Valeri menahan kegugupannya dan hanya diam. Tak ada percakapan apapun diantara keduanya, sampai Jeriko selesai mengeringkan rambut Valeri. Dia meletakkan kembali hairdryer itu kembali ke laci meja itu. Lalu dia memeluk tubuh Valeri dari belakang saat Valeri bangkit berdiri akan mengganti pakaiannya di walk in closet.
“Kenapa menghindariku?” bisik Jeriko
Valeri merasakan bulu kuduknya meremang. Tangan Jeriko memeluk erat tubuh Valeri dan kini pria itu menyurukkan wajahnya ke tengkuk Valeri dan berbisik disana. Valeri menegang dan hanya mampu menggeleng.
“Lalu kenapa meminta pulang kesini? Apakah aku membuat kesalahan?” bisik Jeriko lagi
Valeri menggeleng lagi, jantungnya entah sudah pindah kemana. Apa yang dilakukan Jeriko sungguh membuatnya salah tingkah, panas, deg-degan dan campur aduk. Dia tak tau harus berbuat apa. Pasalnya dia tak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini dari seorang pria. Arthur dulu hanya sering menciumnya, itupun penuh nafsu dan cenderung kasar, sehingga membuat Valeri sering kali menghindari terlalu intim dengan pria itu. Dan selalu meminta Frank menemaninya tidur di apartemen jika Arthur meminta menginap, bahkan Valeri sengaja meminta Frank tidur di kamar sampingnya.
“Katakan sesuatu Zoe!” bisik Jeriko lagi semakin mengendusi leher belakang gadis itu.
“Aku mengatakan kalau aku menjalin hubungan dengan seseorang” cicit Valeri masih memejamkan mata menikmati sentuhan Jeriko. Bahkan saat ini Jeriko semakin mengeratkan pelukannya dan hembusan nafasnya sudah berada di telinga Valeri.
“Lalu?” bisiknya lagi
Valeri menelan ludahnya susah payah, “Aku takut kamu marah” bisiknya
Jeriko menarik sudut bibirnya dan tersenyum tipis, “Lakukan apapun yang kamu inginkan sayang! Aku tak akan marah. Kau boleh mengumumkan hubungan kita” bisiknya lembut
Valeri membeku, dia membalik tubuhnya, hingga kini bertatapan dengan Jeriko. Dia tak sadar jika bathrobe yang sedikit turun karena Jeriko yang mengecup leher dan pundaknya. Sehingga menampilkan sisi dadanya, cukup membuat Jeriko meneguk ludahnya kasar.
Jeriko adalah pria normal, pemandangan di hadapannya ditambah ulahnya sendiri sudah membuatnya kembali teringat video mandi milik Valeri yang dia tonton dulu. Dan itu semakin membuat miliknya semakin keras di bawah sana.
“Apa maksudmu Iko? Jika namamu diketahui media, seluruh keluargamu juga akan diburu media.” Ucap Valeri lirih, dia sampai menundukkan kepalanya, “Maaf, tadi aku terlalu bersemangat dan kelepasan”
Jeriko tersenyum tipis, dia mengulurkan tangannya dan dengan jari telunjuknya dia membimbing Valeri untuk kembali menatapnya, “Apakah kamu lupa jika keluargaku sudah terbiasa dengan semua media?! Ada Jerome dan Ciara yang terlibat hubungan. Belum seluruh media bisnis. Lagipula, kita akan menikah”
Valeri membelalakkan matanya, “Menikah?!”
Jeriko tersenyum lebih lebar sekarang, “Kamu nggak mau?”
Valeri menggeleng, “Bukan, bukan itu. Tapi Iko, kamu bilang tidak mencintaiku”
Jeriko menarik Valeri dalam pelukannya, dia memeluk erat tubuh Valeri, “Kurasa aku sudah mencintaimu Zoe. Jadi tak masalah untukku, umumkan saja hubungan kita. Aku akan menyampaikan niatanku menikahimu berasamaan dengan ulang tahun opa”
Valeri tersenyum lega, dia membalas pelukan Jeriko sama eratnya. Namun jantungnya kembali berdegup kencang saat Valeri merasakan sesuatu yang mengeras di bawah sana. Semakin Valeri merapatkan tubuhnya ke Jeriko, semakin dia bisa merasakan milik pria di hadapannya ini sangat keras.
Wajah Valeri langsung memerah. Dia tak tau harus melakukan apa, dan membiarkan saja saat Jeriko menguraikan pelukannya dan menyerang bibirnya dengan ciuman lembut. Awalnya memang pria itu mencium lembut bibir Valeri, namun lama-kelamaan ciuman itu berubah menuntut dan dalam.
Ciuman itu mengawali tindakan Jeriko yang semakin berani. Jeriko menuruti instingnya dan semakin memperdalam tindakannya mengeksplore kulit Valeri. Membuat gadis cantik itu juga terhanyut dengan apa yang di lakukan oleh Jeriko.
Jambakan di rambut Jeriko, membuat Jeriko tersentak. Dia langsung melepaskan dirinya dan menatap mata sayu Valeri dengan nafas terengah. Dia tak bisa mengontrol dirinya. Hampir saja dia melakukannya pada gadis di hadapannya yang begitu mati-matian menjaga kesuciannya.
“Maaf, aku tak bisa mengontrolnya.” Desah Jeriko lirih
Valeri yang masih terengah bingung, dia bahkan menatap Jeriko kecewa. Ada sesuatu yang belum tuntas. Valeri benar-benar merasa tanggung sekarang. Dia masih ingin melanjutkan dan menuntaskan. Begitu penasaran dengan rasa baru yang nikmatnya begitu menggulungnya.
Jeriko menarik lagi bathrobe Valeri dan berusaha mengendalikan gairahnya. Tapi tangan Valeri mencegahnya. Sebut saja dia gila, tapi sekarang Valeri merasakan hal yang sama dengan Jeriko. Valeri meneguk ludahnya susah payah.
“Jangan berhenti” ucapnya lirih
Jeriko membelalakkan matanya, “Zoe?” tanyanya tak percaya
Valeri mengangguk, “Kau akan menikahiku kan?” tanyanya lirih, tetap memegang tangan Jeriko yang masih mencengkeram ujung bathrobe yang masih berada di tengah lengannya, sehingga bagian atas Valeri masih terpampang polos di depan mata Jeriko.
Jeriko mengangguk, “Ya, kita akan menikah”
Valeri mengangguk dan mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Jeriko dengan lembut. Yang diterima sangat baik oleh pria itu. Dan dengan perlahan, Valeri menggenggam tangan Jeriko dan meletakkannya kembali di tempat sebelumnya.
“Lakukan Iko” bisik Valeri tepat di depan bibir Jeriko
“Kamu yakin?”
Valeri mengangguk, “Ya”
Jeriko mencium bibir Valeri dan mengangkat tubuh Valeri untuk dibawa ke ranjang besar itu. Valeri otomatis melingkarkan kakinya di pinggang Jeriko dan tangannya mengalung mesra di leher Jeriko. Jeriko dengan lembut merebahkan tubuh Valeri di ranjang dan dengan perlahan membuka bathrobe yang menutup tubuh Valeri.
“Aku pernah melihatmu polos, tapi aku tetap tak bisa menyangkal, tubuhmu begitu cantik sayang!” ucap Jeriko mengagumi tubuh Valeri. Kekasihnya ini memiliki kulit selembut kapas, dan lekuk tubuhnya yang begitu sempurna. Malam itu Jeriko membawa Valeri mengarungi sebuah rasa baru yang memabukkan keduanya.