Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35_Permintaan Sang Adik
" Lo bener gue emang nggak setuju lo jadian sama Diana, tapi bukan berarti gue suka sama dia," teriak Hito " gue sayang sama dia, gue peduli sama dia karena gue sudah menganggap Diana seperti adik gue sendiri!"
" Bohong." Sangkal Dirga " Lo bohongkan, yang di ucapkan lo itu cuma omong kosong!"
" Terserah. Terserah lo mau ngomong apa, yang intinya Diana nggak pernah menghianati cinta lo." Ucap Hito " Dan sayang gue ke dia hanya sebatas kakak ke adiknya nggak lebih,"
" Nggak. Itu nggak mungkin. Lo bohongin gue kan?" Hito mencengkram kerah baju Dirga, di tatapnya manik hitam itu membuat sang empu ikut menatapnya juga.
" Terserah mau lo percaya atau nggak, gue nggak peduli. Yang intinya mulai detik ini lo harus jauhin Raya!"
" Lo nggak ada hak buat ngatur hidup gue," Dirga melepaskan cengkraman tangan Hito pada kerah bajunya. Menatap nyalang pada Hito yang berada tepat di depannya.
Hito mengesah, dia tertawa sekilas lalu tatapan matanya berubah menjadi sendu " Gue udah Iklasin Bokap dan Diana menjadi milik lo, dan sekarang Lo mau ngambil Raya juga dari gue?"
" Dirga," panggil Hito pelan " Perasaan ini sudah tumbuh jauh sebelum gue mengenal siapa itu Diana. Hati gue udah terkunci rapat oleh Raya, bahkan sampai detik inipun belum ada cewek yang mampu untuk mengetuk hati gue kembali," Hito menjeda penjelasannya, matanya menerawang jauh kemasa lalu.
" Raya dia adalah cewek yang selama ini gue sayang. Selain mama dialah cewek yang harus gue lindungi," ucap Hito " Gue udah lepasin Bokap buat lo dan nyokap lo, gue juga udah iklasin Diana untuk lo. Tapi untuk kali ini gue nggak bisa, gue nggak bisa biarin lo merebut cewek yang udah gue tunggu bertahun tahun kedatangannya. Gue nggak rela lo kembali mengambil yang sudah gue claim jadi milik gue. Dan gue nggak akan diam seperti dulu saat lo mengambil kebahagiaan gue."
" Semuanya sudah cukup. Gue juga pengen bahagia seperti yang lainnya. Meskipun keluarga gue nggak utuh seperti dulu, tapi dengan adanya Raya bagi gue itu udah cukup. Jadi gue mohon, buang obsesi lo itu untuk milikin Raya. Karena itu salah. Sampai saat ini gue yakin hati lo masih milik Diana." Dirga terdiam. Diapun merasa bimbang dengan isi hatinya sendiri.
Mendengar semua penuturan Hito Dirga merasa dirinya paling egois disini " Kalo lo suka sama Raya, kenapa lo malah membuat hidupnya menderita?"
" Itulah yang gue sesali sekarang. Gue pikir Cinta lo itu tulus sama Raya, seperti cinta lo ke Diana. Maka dari itu gue berharap dengan jahatin dia, kasarin dia, cuekin dia, dia bakal jauhin gue dan lupain gue. Tapi ternyata keputusan gue itu salah. Lo yang gue kira bisa bahagiain Raya justru lo malah bikin dia menderita, bahkan dengan teganya lo cuma jadiin Raya sebagai pelarian, lo itu brengsek!"
" Jadi gue mohon sama lo, sebagai abang gue. Please untuk kali ini biarin gue adik lo bahagia bersama cewek yang gue suka." Dirga hampir menjatuhkan air matanya saat Hito berucap dengan tulus. Hatinya terenyuh, tersentuh dengan perkataan Hito yang baru kali ini mau mengakui dirinya sebagai kakaknya.
Dirga membuang muka, sempat bertolak pinggang sampai akhirnya Dia menarik Hito dan memeluknya layaknya seorang kakak sesungguhnya. Hito yang awalnya diam mulai menggerakkan tangannya, membalas pelukan Dirga.
Mungkin ini saatnya dia berdamai dengan masa lalunya.
" Gue nggak nyangka ternyata perasaan Hito sedalam ini sama Raya."
" Lo nangis?" Tanya Ciko yang berada di sampingnya.
Gita segera menghapus air matanya " Enggak, lo salah liat." Jawabnya cepat. Mereka kembali memperhatikan secara diam diam Raya dan Hito yang tengah berpelukan. Lagi Ciko dapat melihatnya, bahwa Gita yang terkenal tomboy itu meneteskan air matanya.
" Tuhkan o nangis," kali ini Gita tidak bisa mengelak. Dia mulai terisak membiarkan Ciko melihat sisi lainnya.
" Emang salah ya kalo gue nangis? Kan gue juga manusia Ko,"
" gue nggak ngomong lo setan ya, gue cuma heran aja baru kali ini liat lo si cewek tomboy nangis. Biasanya kalo di sekolah lo itu garang, kaya preman."
Ciko merasa bersalah dengan ucapannya sendiri. Tangannya bergerak, ingin menenangkan Gita yang kembali meneteskan air matanya. Namun, gadis itu terlebih dulu menatapnya dengan mata yang memerah " Gue terharu. Hati gue tersentuh dengan kisah hidup Hito. Gue bener bener nggak nyangka, orang yang gue kira hidupnya baik baik aja ternyata dia.... hiks,"
" Sssttt. Semuanya punya kisah hidup masing masing Git. Nggak semua yang nampak di depan mata sesuai dengan aslinya. Terkadang manusia butuh bersandiwara untuk menutupi semua lukanya."
" Lo bener. Bahkan ada alasan kuat kenapa gue merubah tampilan gue seperti ini,"
" Gue minta maaf kalo perkataan gue bikin lo sakit hati." Ucapnya tulus.
" Nggak apa apa," Gita segera menghapus sisa air matanya. Dia tersenyum, menampilkan sisi lain dalam dirinya " Gue bahagia. Gue bahagia memiliki teman seperti Raya. Dan gue bahagia, akhirnya Raya dapat menemukan pria yang bisa melindunginya," senyuman tipis itu terbit dari bibirnya. Ciko sempat terkesima saat melihat senyuman milik Gita yang ternyata manis.
" Dan gue yakin lo pun bisa menemukan pria yang dapat mengerti tentang diri lo," Entah muncul dari mana Rian langsung merangkul kedua mahluk beda jenis itu " Mau jadi penonton aja? Nggak mau ikut gabung sama mereka?" Tunjuknya pada Raya dan Hito.
" Nggak ah takut ganggu," ucap Gita.
" Bener banget. Kita kasih waktu untuk mereka menyelesaikan masalah mereka dulu." Imbuh Ciko
" Terus kita mau kemana?" Tanya Rian lagi.
" Main game. Makan makan. Atau apa gitu, yang penting jangan ganggu mereka dulu," jawab Ciko.
" Wait, ini tangan ngapain nempel nempel?" Rian segera menarik tangannya dari bahu Gita " Awas aja kalo nempel lagi, gue patahin."
" Ya elah Git. Baru juga jadi cewek balik lagi jadi tom.... aisss sakit oii!" Ciko mendumel setelah mendapatkan satu jitakan di kepalanya. Tanpa dosa Gita melayangkan tangannya begitu saja pada Ciko.
" Oiii tungguin. Dasar kamprett!" Teriak Ciko melihat Rian dan Gita yang sudah meninggalkannya, menjauh dari rumah Raya. Dia berlari, mengejar mereka yang semakin jauh karena berlari juga.
" Ray bisa kan kita memulainya dari awal?" Hito menyentuh pipi Raya, menghapus sisa air mata Raya yang masih meninggalkan bekas disana.
Raya mengangguk. Dia membawa tangan Hito dan menggenggamnya erat " maafin gue ya cung, gue terlambat."
Hito menggelengkan kepalanya " Semuanya belum terlambat. Dengan kembalinya lo kedalam kehidupan gue, semuanya akan baik baik aja."
" Ray," panggil Hito.
" Gue nggak minta lo buat jadi pacar gue, gue juga nggak minta lo buat balas cinta gue. Yang intinya gue pengen lo tau kalau selama ini gue itu cinta sama lo. Gue sayang sama lo. Dan gue...,"
" Gue nggak mau kehilangan lo lagi," sambungnya kembali. Hito menangkup wajah Raya, mengusapnya lembut dengan hati hati " dan Gue pengen lo adalah cinta pertama dan terakhir buat gue."